Ervin Triana, Executive Chef Hotel Berbintang yang Berdedikasi Tinggi

Ervin Triana, Executive Chef Hotel Berbintang yang Berdedikasi Tinggi

Ervin Triana, Executive Chef Hotel Berbintang yang Berdedikasi Tinggi

Surabaya, Kabarindo- Menjadi executive chef di hotel berbintang ternama di Surabaya merupakan cita-cita sekaligus pencapaian yang sangat berarti bagi Ervin Triana yang menjadi Executive Chef di Hotel Santika Pandegiling Surabaya.

Sejak bersekolah, ia memang ingin bekerja di industri hospitality. Karena itu, ia kuliah di sekolah perhotelan. Setelah lulus pada 1998, ia diterima bekerja di Santika Pandegiling yang baru berdiri. Ervin memulai karir di kitchen dari bawah sebagai cook helper.

“Saya mulai dari nol. Saya terus belajar dan bekerja keras untuk membuktikan bahwa saya mampu,” ujar satu-satunya executive chef perempuan di Jatim ini.

Waktu itu dunia sedang dilanda resesi ekonomi yang dimulai pada 1997, termasuk di Indonesia yang biasa disebut krismon oleh masyarakat. Kondisi ini berlanjut dengan reformasi pada 1998 yang mengakibatkan gonjang-ganjing di Indonesia.

Perekonomian yang guncang serta ketakpastian situasi dan kondisi dialami negara maupun masyarakat. Namun hal ini tak menyurutkan semangat Ervin untuk berdedikasi terhadap pekerjaan dan hotelnya.

Ervin kemudian menjadi pastry chef yang bekerja sendirian serta dalam keterbatasan. Ia terus belajar memperkaya pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan dengan banyak membaca buku resep dan sharing dengan rekan-rekan kerja di bidang F&B maupun ikut pelatihan-pelatihan, sehingga dapat menciptakan menu-menu baru yang disukai tamu.

Ervin membawahi anak buah yang kebanyakan laki-laki, namun ia mengaku dapat menjalin hubungan baik dengan mereka.

“Ini tantangan bagi saya dan saya buktikan saya mampu menjadi pembimbing dan panutan. Saya menganggap mereka mitra dan sering berdiskusi bagaimana enaknya ini atau itu. Jadi ada kerja sama yang baik. Saya ajak mereka untuk terus mengikuti perkembangan dunia kuliner yang pesat,” tuturnya.

Ervin menambahkan, setiap orang memiliki ego, namun ia berusaha menyentuh hati nurani mereka dengan menekankan bahwa mereka semua bekerja untuk keluarga maupun hotel. Mereka harus memberikan yang terbaik agar Santika Pandegiling tak kalah dengan hotel-hotel lain.

Tantangan lain yang dihadapi Chef Ervin adalah ketika masa Covid pada 2020-2022 lalu. Hotelnya sempat tak beroperasi 3 bulan, sehingga ia harus berupaya keras untuk terus menjaga ekonomi keluarga maupun tetap mengasah kapabilitas. Juga menyemangati rekan-rekan dan anak buahnya.

“Waktu itu, saya masak di rumah, bikin menu ayam hitam untuk saya jual ke tetangga, teman-teman dan kantor-kantor. Syukurlah mereka suka. Saya juga terus menjalin komunikasi dengan rekan-rekan dan menyemangati mereka bahwa kondisi ini pasti akan segera berlalu,” ujarnya.

Tak ingin pindah ke lain hati

Chef Ervin mengatakan, ia memilih menggeluti kuliner tradisional, karena menurut ia, kuliner tradisional bersifat abadi. Namun tentu saja, ia harus kreatif dan inovatif untuk menghasilkan menu-menu baru dengana tetap mempertahankan unsur tradisionalnya.

“Kuliner tradisional itu abadi ya. Sedangkan kuliner kekinian ada masanya, seperti tren. Kuliner tradisional juga memiliki cita rasa khas dan unik. Harus paham penggunaan bumbu, rempah-rempah, komposisinya yang pas, karena bisa mempengaruhi rasa,” paparnya.

Chef Ervin menuturkan, ia pernah merasa jenuh terhadap pekerjaannya yang berkutat di dapur. Ia juga sempat melamar kerja ke hotel-hotel dan perusahaan-perusahaan lain, namun kemudian ia berpikir bahwa ia sudah sangat berpengalaman di dunia kuliner dan mencintai pekerjaannya. Ia juga sudah mapan di Santika, sehingga akhirnya memutuskan untuk tidak berpindah ke ‘lain hati’.

“Kalau saya pindah ke tempat lain, kan harus menyesuaikan diri dengan orang-orang baru, hal-hal baru dan suasana baru. Di sini saya sudah memahami semuanya. Rasa kekeluargaannya juga kuat. Jadi akhirnya saya mantap di sini Kayaknya sudah jodoh di sini,” terang perempuan kelahiran Malang pada 1975 ini.

Kesibukan Chef Ervin membuatnya menghabiskan lebih banyak waktu di hotel. Ia bersyukur memiliki keluarga yang memahami dan mendukungnya. Namun di sela kesibukannya, ia berupaya untuk melakukan family time, misalnya pada akhir pekan.

“Ya disempatkan sekali-sekali bareng keluarga, entah jalan-jalan, bisa ke luar kota atau kegiatan lainnya,” ujar ibu dari seorang anak laki-laki usia 21 tahun dan anak perempuan usia 14 tahun ini.

Kini Ervin telah 10 tahun menjadi executive chef dan telah 27 tahun mengabdikan diri di dunia kuliner. Ia bertekad untuk menggeluti pekerjaannya selama masih mampu dan dibutuhkan serta terus berkarya menghadirkan menu-menu baru, yang diharapkan dapat memuaskan tamu.