Gempa Dahsyat Maroko: Korban Jiwa Kini Capai 2.681 Orang
KABARINDO, MAROKO - Tim penyelamat di Maroko menggunakan tangan kosong saat upaya pencarian korban selamat dari gempa dahsyat terus berlanjut.
Sebanyak 2.681 orang diketahui tewas dalam gempa tersebut – yang paling mematikan di negara ini dalam 60 tahun terakhir.
Pemerintah Maroko berada di bawah tekanan untuk menerima lebih banyak bantuan internasional. Sedangkan tim penyelamat berjuang mati-matian.
Sejauh ini, mereka hanya menerima bantuan dari empat negara. Yakni Spanyol, Inggris, Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA).
Gempa berkekuatan 6,8 skala Richter mengguncang pegunungan High Atlas di selatan Marrakesh, dan menghancurkan banyak desa di pedesaan dan terpencil.
Salah satunya yakni Tafeghaghte, populasinya yang berjumlah 200 orang telah berkurang hampir setengahnya, dan banyak yang masih hilang.
Alat pengangkat berat kesulitan melewati jalan yang tertutup batu besar dan puing-puing lainnya.
Helikopter telah melakukan perjalanan bolak-balik untuk mengirimkan bantuan ke daerah pegunungan.
Albert Vasquez, petugas komunikasi untuk tim yang terdiri dari 30 petugas pemadam kebakaran Spanyol, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa "sangat sulit menemukan orang yang hidup setelah tiga hari" tetapi "harapan masih ada".
Di desa Moulay Brahim, Said, 26 tahun, mengatakan kepada BBC bahwa dia melihat rumah tetangganya runtuh.
“Di sana tinggal satu keluarga beranggotakan enam orang. Saat itu bapaknya sedang berada di luar dan masih hidup, namun istri dan empat anaknya ada di sana dan meninggal,” ujarnya dalam keadaan syok.
“Anak-anak perempuannya berusia 15, delapan, dan lima tahun. Anak terakhir adalah seorang anak laki-laki yang akan menginjak usia tiga tahun,” jelasnya.
Said belum bisa tidur atau makan sejak Jumat (8/9/2023) malam.
Situasinya sangat buruk. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa pulih dari ini,” katanya.
Tom Godfrey, ketua tim badan amal penyelamat Inggris EMT, mengatakan dampak terburuk terjadi di wilayah barat daya, di mana bantuan kemanusiaan sangat dibutuhkan.
Berbicara kepada BBC dalam perjalanan ke desa Amizmiz, dia mengatakan timnya berharap untuk mengobati luka traumatis pada tahap awal, karena risiko penyakit akan meningkat jika bantuan semakin tertunda.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan lebih dari 300.000 orang terkena dampak gempa bumi tersebut. Gempa ini tercatat sebagai gempa paling mematikan di Maroko sejak gempa pada 1960 yang menghancurkan Agadir, menewaskan 12.000 hingga 15.000 orang.
Masjid Tinmel, sebuah situs bersejarah di pegunungan, telah rusak parah, dan kota tua Marrakesh, sebuah Situs Warisan Dunia, mengalami kerusakan bangunan yang runtuh.
Comments ( 0 )