Genangan Banjir dari Semata Kaki hingga Setinggi Kepala
KABARINDO, JAKARTA-Desember. Bulan limpahan syukur atas pencapaian yang telah diukir selama satu tahun. Juga bulan bertaburkan asa dan doa agar pada tahun selanjutnya resolusi ataupun revolusi hidup dan kehidupan yang lebih baik dapat terwujud. Desember juga berlimpahkan hujan. Bulan-bulan Desember biasanya merupakan puncak dari musim hujan.
Selain keberkahan, banjir juga mengakibatkan kebencanaan. Tidak sedikit daerah di Nusantara menjadi langganan banjir. Ada istilah banjir tahunan, ada banjir bandang, ada selorohan cuma genangan.
Menarik juga mencermati pemberitaan di media massa baik cetak maupun elektronik. Tak jarang kita menyua laporan genangan air setinggi mata kaki orang dewasa, tinggi banjir sepinggang orang dewasa.
Tentu itu lahir dari kreasi sang wartawan dengan alasan: variasi kata (agar tidak monoton), lalu untuk memudahkan dalam mendeskripsikan peristiwa. Apalagi saat melaporkan berita secara langsung dari lokasi kejadian, tentu reporter tidak bisa membawa penggaris untuk mengukur secara pasti ketinggian air.
Mengimajinasikan Ketinggian Air
Menganalogikan dengan bagian badan orang menjadi pilihan jitu. Pembaca ataun pemirsa/pendengar disilakan mengimajinasikan ketinggian air itu. Jadilah muncul istilah banjir setinggi mata kaki, lulut, betis, leher, dan seterusnya.
Apalagi saat melaporkan berita secara langsung dari lokasi kejadian, tentu reporter tidak bisa membawa penggaris untuk mengukur secara pasti ketinggian air. Menganalogikan dengan bagian badan orang menjadi pilihan jitu.
Tentu ada kelemahan dengan cara penganalogian ini, yaitu ketika tinggi air sudah sampai level 170 sentimeter. Skala 1,7 meter ini kira-kira setinggi kepala. Tidak pernah kita dapati pemberitaan genangan telah setinggi kepala. Duh, tentu sang reporter tenggelam duluan sebelum melaporkan kejadian itu.
Alternatif jalan keluarnya dengan membuat skala ukur. Di Indonesia ukuran yang kerap dipergunakan ialah sentimeter dan meter. Ketinggian berdasarkan analogi dari postur normal rata-rata badan manusia di Indonesia= mata kaki: 10 cm; betis: 30 cm; lutut: 50 cm; paha: 65 cm; perut: 45 cm; dada: 55 ; dan kepala: 170 cm.
Jadi, cukuplah dituliskan: Banjir di daerah itu sudah mencapai ketinggian 45 cm, daripada dituliskan Banjir di daerah itu sudah mencapai perut orang dewasa normal.
Jadi, resolusi apakah yang Anda inginkan untuk 2022? Tentu genangan rezeki, bukan limpasan air mata kepiluan.
Comments ( 0 )