Geopolitik Tmteng: Rusia, antara Iran dan Ukraina
Oleh: Sabpri Piliang
WARTAWAN SENIOR
"JIKA Anda mengejar dua ekor Kelinci. Anda tidak akan menangkap keduanya" (pepatah Rusia)..
Jika Amerika Serikat (AS), jadi ikut Israel menyerang Iran. Rusia, sebagai sekutu kental Iran di Timur Tengah. Tidak akan ikut terlibat!
Rusia tak mungkin mengejar (merangkul) dua "Kelinci" sekaligus. Dalam konteks "super power", Ukraina dan Iran adalah dua "Kelinci". Pun Israel, bagi AS adalah "Kelinci"!
Rusia, tengah cemas! Cemas dengan probabilitas seorang Donald Trump. Dunia cemas! Psikologis Presiden ke-45 dan 47 AS ini, sering bertindak 'lateral'. Seperti 'gasing' yang berputar di atas kerikil runcing.
Vladimir Putin tidak akan membela Iran. Dalam konteks konfrontasi militer terhadap AS-Israel. Rusia tak akan mengambil risiko demi Iran. Rusia hanya akan mengambil risiko, demi Ukraina!
Iran dan Ukraina, keduanya adalah "Kelinci" "pedaging", bagi Rusia. Namun, "Kelinci" Ukraina "tekstur"nya lebih ber-vitamin secara geopolitik. Rusia punya keterbatasan untuk "menangkap" keduanya!
Kepentingan Rusia terhadap Iran. Rusia memandang Iran sebagai jalur perdagangan alternatif, dalam menghadapi sanksi ekonomi. Baik Rusia, maupun Iran. Saat ini tengah menjalani sanksi ekonomi oleh Barat.
Iran, juga Ukraina! Bagi Rusia sama pentingnya. Pekerjaan bersama Rusia-Iran didominasi oleh industri energi. Termasuk di dalamnya, proyek pengembangan ladang "oil & gas", serta pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Tidak sampai di situ! Rusia yang mendapat sanksi ekonomi Barat. Sangat mengandalkan Iran, dalam "menitipkan" minyaknya untuk disimpan di "storage" Iran. Terlebih untuk kepentingan ekspor minyak dan gasnya, melewati Selat Hormuz.
Faktor Iran-lah yang membuat produksi minyak Rusia tidak turun terlalu jauh. Produksi "crude oil" Rusia sebesar 10,25 juta barel per day (bpd) tahun 2024. Mengalami penurunan 4,36 persen (9,975 juta per day) tahun 2025.
Sementara Ukraina, Rusia punya kepentingan mempertahankan pelabuhan Armada Laut Hitam (Black Sea), di semenanjung Krimea. Dalam satu referendum yang tak diakui internasional (2014), Krimea di-aneksasi.
Peperangan Rusia-Ukraina yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun. Rusia telah mencaplok 20 persen wilayah Ukraina, dengan jumlah penduduk yang dipaksa menjadi orang Rusia (3,5 juta orang).
Selain Krimea, wilayah Ukraina lain yang direbut Rusia dalam pertempuran melawan Ukraina:
Kherson, Donetsk, Luhanks, dan Zaporizhzhia.
Rusia terjerat pada pilihan fokus! Habis-habisan membela Iran, atau "total football" menaklukkan Ukraina yang didukung Barat?
Israel, kini memang tengah berharap! Berharap AS ikut terjun langsung bersama, "menghabisi" Iran. Sementara Ali Khamenei telah mengingatkan AS. "Bila AS ikut, akan terjadi kerusakan yang sulit diperbaiki"!
"Euphemisme", pemimpin spiritual Iran ini, menjadi tanda tanya? Frasa "sulit diperbaiki"? Sebagai pengamat, saya menduga. Ada senjata "keras" mematikan (masif), sebagai pilihan terakhir Iran saat tak ada lagi harapan!
Rusia sesungguhnya setengah hati membela Iran. Tidak ada klausul perjanjian "pertahanan bersama". Artinya, Rusia tidak punya kewajiban hukum memberikan bantuan militer terhadap Iran!
Komparatif, AS lebih cerdik mengarahkan perjanjian Israel dengan negara Teluk, seperti Bahrain dan Uni Arab Emirat (UAE). Kesepakatan "Perjanjian Abraham" (2020), "menjebak" keduanya menjalin kerjasama militer dengan AS. Yang notabene identik dengan Israel.
Rusia, sulit diharapkan membantu Iran secara optimal. Disamping lamban mengirimkan senjata yang diminta Iran. Tak satu pun senjata Rusia, yang ditransfer ke Iran.
Termasuk di dalamnya: sistem pertahanan udara dan jet tempur. Tak satupun permintaan Iran ini dikirim oleh Rusia. Sehingga, nampak Iran keteteran saat menghadapi jet tempur Israel.
Rusia tidak lagi melihat Iran sebagai satu urgensi. Dua faktor penyebab: sibuk fokus di Ukraina, dan mulai dekatnya hubungan Rusia-Arab Saudi.
Iran kini sendirian menghadapi Israel. Ada kemungkinan AS juga akan dihadapi "head to head", bila Trump tiba-tiba berpikir lateral, dan "nekad". Siapa bisa menebak Trump?
Hari-hari ini, esok, lusa! Hari-hari kita mendengar kisah kehancuran peradaban! Nyalak senjata, makin "lamat-lamat" terdengar di Indonesia.
"Za dvurmya zaytsami pogonish'sya, ni odnogo ne poymaesh".
Dalam dialektika Rusia, artinya: "Jika Anda mengejar dua ekor Kelinci. Anda tidak akan menangkap keduanya".
Rusia akan mengabaikan "Kelinci" Iran! Rusia lebih memilih "Kelinci" Ukraina! Iran tinggal sendirian?
Comments ( 0 )