Hari Ibu Jadi Momentum, KI Pusat–RRI Perkuat Akses Informasi untuk Daya Ungkit Ekonomi Perempuan

Hari Ibu Jadi Momentum, KI Pusat–RRI Perkuat Akses Informasi untuk Daya Ungkit Ekonomi Perempuan

KABARINDO, JAKARTA — Peringatan Hari Ibu dimaknai sebagai ruang refleksi dan aksi nyata oleh Komisi Informasi Pusat (KI Pusat) bersama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI). Di tengah menguatnya peran perempuan dalam UMKM, koperasi, hingga ekonomi digital, keduanya menegaskan pentingnya akses informasi publik sebagai fondasi agar perempuan mampu mengonversi pengetahuan menjadi kekuatan ekonomi bagi keluarga dan bangsa.

Komitmen tersebut mengemuka dalam dialog interaktif bertajuk “Akses Informasi Publik untuk Mendorong Langkah Nyata Perempuan dalam Memperkuat Ekonomi Indonesia” yang digelar Senin (22/12) di Auditorium M. Yusuf Ronodipuro, RRI Jakarta. Forum ini menyoroti keterbukaan informasi sebagai instrumen strategis untuk memperluas peluang dan meningkatkan daya saing perempuan di sektor ekonomi produktif.

Ketua KI Pusat RI, Donny Yoesgiantoro, menegaskan bahwa Hari Ibu tidak semestinya berhenti pada seremoni, melainkan menjadi momentum memperkuat kontribusi perempuan dalam ketahanan sosial dan ekonomi nasional. Menurutnya, keterbukaan informasi publik merupakan prasyarat utama agar potensi ekonomi perempuan dapat tumbuh optimal dan berkelanjutan.

“Perempuan telah menjadi motor penting dalam UMKM, koperasi, dan ekonomi digital. Agar peran ini semakin kuat, akses terhadap informasi publik harus dipastikan terbuka dan mudah dijangkau,” ujar Donny. Ia menambahkan, informasi mengenai program pemerintah, pembiayaan, pelatihan, hingga peluang pasar akan membantu perempuan mengambil keputusan ekonomi yang lebih tepat dan berdaya saing.

Senada, Komisioner KI Pusat Bidang Sosialisasi, Edukasi, dan Komunikasi Publik, Samrotunnajah Ismail, menyampaikan bahwa keterbukaan informasi bukan hanya pemenuhan hak publik, tetapi juga berdampak langsung pada penguatan ekonomi perempuan. Informasi yang transparan dan mudah diakses, kata dia, akan meningkatkan literasi yang kemudian bertransformasi menjadi aksi ekonomi nyata.

“Dari pengurusan legalitas usaha, akses pembiayaan, hingga pemasaran dan ekspor, semuanya bermula dari informasi yang jelas. Tanpa itu, potensi perempuan mudah terhambat,” ujarnya. Sebaliknya, data yang akurat dan terbuka memungkinkan perempuan menjalankan usaha secara lebih cerdas, efisien, dan kompetitif.

Sementara itu, Wakil Menteri Koperasi RI, Farida Farichah, menekankan bahwa pemberdayaan ekonomi perempuan merupakan strategi nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Ia menilai koperasi sebagai ruang konkret bagi perempuan untuk mengubah akses informasi menjadi kemandirian ekonomi.

“Dengan dukungan kelembagaan, informasi, dan pendampingan melalui koperasi, perempuan dapat menjadi penggerak ekonomi yang berkelanjutan serta memperkuat ketahanan ekonomi keluarga dan komunitas,” kata Farida. Ia juga menyoroti pentingnya transparansi informasi terkait program pemberdayaan, pelatihan, pembiayaan, dan regulasi agar perempuan tidak sekadar menjadi penerima manfaat, tetapi aktor aktif pembangunan.

Dialog ini menghadirkan sejumlah narasumber lintas sektor, di antaranya Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri dan Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Dian Siswarini. Forum juga diperkaya dengan perspektif praktis dari perwakilan BUMN, dunia usaha, serta pelaku usaha perempuan.
Melalui kolaborasi KI Pusat dan LPP RRI, dialog ini diharapkan memperluas literasi informasi publik melalui jangkauan siaran nasional, sekaligus mendorong perempuan Indonesia mengubah informasi menjadi langkah nyata dalam memperkuat ekonomi keluarga dan perekonomian nasional. Foto: Orie Buchori/Kabarindo.com