Inggris Tarik Sebagian Staf Kedutaan dari Ukraina
KABARINDO, LONDON – Media Inggris BBC melaporkan pada hari Senin (24/1) bahwa pemerintah Inggris telah mulai menarik staf dari kedutaan besarnya di Ukraina, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan invasi Rusia.
Para pejabat mengatakan tidak ada ancaman khusus terhadap diplomat Inggris, tetapi sekitar setengah dari staf yang bekerja di Kyiv akan kembali ke Inggris.
Keputusan ini menyusul kebijakan Amerika Serikat yang telah memerintahkan kerabat staf kedutaannya untuk pergi, dengan mengatakan invasi bisa datang "kapan saja".
Artikel terkait: Pemerintah AS Perintahkan Keluarga Diplomat untuk Tinggalkan...
Rusia telah membantah rencana aksi militer terhadap Ukraina, tetapi puluhan ribu tentaranya telah berkumpul di perbatasan.
Pemindahan kedutaan digambarkan sebagai tindakan pencegahan, dan tidak ada hal spesifik yang diperkirakan terjadi dalam 24 jam terakhir yang memicu keputusan AS dan Inggris.
(Jumlah tentara Rusia yang ditempatkan di perbatasan Ukraina dan di Krimea. -BBC UK)
Sementara itu staf Uni Eropa di Ukraina akan tetap di tempatnya untuk saat ini, dengan kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell mengatakan dia tidak akan "mendramatisir" ketegangan.
Anggota aliansi NATO, termasuk Denmark, Spanyol, Bulgaria dan Belanda, telah mengirim lebih banyak jet tempur dan kapal perang ke Eropa Timur untuk memperkuat pertahanan di wilayah tersebut.
AS juga mengatakan kepada staf non-esensial mereka bahwa mereka dapat meninggalkan Ukraina, tetapi menekankan bahwa tindakannya bukanlah evakuasi.
Departemen Luar Negeri mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa jika ada invasi Rusia, mereka "tidak dalam posisi untuk mengevakuasi warga AS".
Ukraina menyebut keputusan pemerintah AS itu "prematur" dan "tampilan kehati-hatian yang berlebihan". ***(Sumber dan foto: BBC UK)
Comments ( 0 )