Kata Anindya Bakrie: Kadin harus lebih Kompak, Bantu Buka Lapangan Kerja
KABARINDO, JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie menegaskan Kadin ke depan harus lebih kompak, inklusif, mengedepankan semangat gotong royong dan kolaboratif sesuai dengan harapan pemerintah dan rakyat, serta ikut membantu pembukaan lapangan kerja.
Dengan semangat ini, lanjut Anindya dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, Kadin Indonesia sebagai mitra strategis pemerintah, mendukung penuh dan berpartisipasi aktif dalam seluruh program pemerintah.
“Kadin adalah payung semua pengusaha. Semua pengusaha harus bersama dan bersatu di bawah Kadin Indonesia. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh adalah filosofi yang kita pegang bersama,” kata Anindya yang disampaikan pada acara "Musyawarah Nasional Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia” di Jakarta, Kamis (16/1).
Pada acara yang dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto tersebut Anin, sapaan Anindya Bakrie, dikukuhkan sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia dan M Arsjad Rasjid sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia.
“Sesuatu yang kita pegang teguh bersama Pak Arsjad bahwa Kadin memang harus kompak. Karena dengan Kadin yang kompak, kita bisa lari lebih cepat ke depan,” ungkap Anin.
"One thousand friends are too few, one enemy is too many (Seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak)," ujar Anin, mengutip pesan Presiden Prabowo.
Lebih lanjut Anin menyampaikan ada dua esensi Kadin Indonesia menurut UU No 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri. Pertama, Kadin Indonesia adalah mitra strategis pemerintah. Kadin Indonesia bekerja sama dengan pemerintah, membangun perekonomian di tengah berbagai macam peluang dan tantangan.
“Kadin harus membantu pemerintah dengan membuka lapangan pekerjaan, menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan,” jelas Anin.
Kedua, Kadin Indonesia adalah wadah dunia usaha, payung semua pelaku usaha, baik perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Sebagai organisasi yang memayungi semua pelaku usaha dan inklusif, kata Anin. Kadin Indonesia harus mengedepankan kerja sama, gotong royong, dan berkolaborasi. Kondisi ekonomi global sedang mengalami kontraksi, ditandai oleh penurunan laju pertumbuhan ekonomi. Di saat rantai pasok belum pulih, konflik geopolitik tidak mereda. Perebutan dana investasi semakin sengit. Dalam situasi global yang kian sulit, Kadin Indonesia harus bersatu.
Anin mengimbau seluruh anggota Kadin Indonesia untuk mendukung dan menyukseskan program pemerintah dengan cara ikut berpartisipasi dalam setiap program pemerintah. Anin yakin, laju pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen bisa tercapai jika semua pihak bersatu dan bekerja bersama dengan pemerintah.
Program pemerintah, kata Anin, antara lain, program makanan bergizi gratis (MBG) dan ketahanan pangan. Untuk MBG, ada kurang lebih 11.000 dapur umum yang harus mengepul untuk menyediakan makanan bagi para siswa-siswi se-Indonesia.
“Kami yakin anggota Kadin di 35 provinsi, yang sebentar lagi menjadi 38 provinsi, akan berpartisipasi,” jelas Anin.
Para pelaku usaha bisa berpartisipasi di berbagai aspek, mulai dari pendanaan, penyediaan bahan makanan, hingga transportasi. Selain MBG, program ketahanan pangan memberikan kesempatan sangat luas kepada anggota Kadin Indonesia. Para anggota Kadin Indonesia di daerah memiliki peluang untuk berpartisipasi dalam program MBG dan di bidang pangan.
Program pemerintah lainnya adalah pembangunan tiga juta rumah murah tiap tahun, satu juta di perkotaan dan dua juta di perdesaan. Pembangunan sebuah rumah murah membutuhkan tenaga kerja dan bahan bangunan, mulai dari tiang, lantai, dinding hingga atap.
“Sebuah rumah murah tipe 36 membutuhkan sekitar 4.500 batu bata merah. Belum lagi ada 150-an vendor yang terkait untuk setiap proyek rumah murah ini,” papar Anin.
Comments ( 0 )