KB For Life; DKT Untuk Indonesia

KB For Life; DKT Untuk Indonesia

25 Tahun DKT Indonesia Kukuhkan Posisi Sebagai Organisasi Terdepan Keluarga Berencana

Jakarta, Kabarindo-  Berbicara tentang alat kontrasepsi, mungkin di antara Anda sudah tidak asing lagi dengan Kondom Sutra, Kondom Fiesta dan juga Kontrasepsi Andalan. 

Adalah DKT Indonesia, merupakan organisasi pemasaran sosial kontrasepsi terbesar di Indonesia yang memiliki peran besar terhadap peningkatan penggunaan kontrasepsi di negara ini. Hingga 25 tahun kehadirannya, DKT Indonesia telah berhasil melindungi 108,8 juta pasangan Indonesia dari pencegahan kehamilan tidak direncanakan dan Infeksi Menular Seksual. 

Kontribusi DKT Indonesia terhadap kesuksesan program Keluarga Berencana cukup signifikan, yaitu lebih dari 25 % pencapaian CPR di Indonesia. Capaian ini menjadikan DKT Indonesia sebagai organisasi swasta penyumbang program KB terbesar di Indonesia.

Kehadiran DKT di Indonesia tak lepas dari sejarah pandemi HIV-AIDS yang muncul pertama kali pada tahun 1985 di Indonesia. 

Semenjak itu, selama kurun waktu 10 tahun, dari 1985 hingga 1995 jumlah orang terpapar HIV-AIDS terus mengalami peningkatan. Upaya untuk memutus mata rantai penyebaran HIV-AIDS terus dilakukan oleh Pemerintah dan organisasi masyarakat dengan melakukan pertemuan marathon dalam mendapatkan formula yang tepat untuk mencegah penyebaran HIV-AIDS. Di dalam memutus mata rantai penyebaran HIV-AIDS formula yang tepat pada saat itu adalah dengan cara:  Puasa seksualitas, Setia dengan satu pasangan; Serta penggunaan kondom. Kondom satu-satunya alat yang bisa mencegah penularan HIV ternyata masih belum diterima oleh sebagian masyarakat. Dalam hal ini Pemerintah mendapatkan tantangan karena masyarakat masih tabu untuk membicarakan kondom, stigmanya sangat tinggi sementara alat yang terbukti secara medis mencegah HIV adalah kondom. 
Pada tahun 1996, Kementerian Kesehatan RI menyambut baik kehadiran DKT International yang didanai oleh KfW Jerman, yang merupakan salah satu organisasi pemasaran sosial kontrasepsi terbesar di dunia untuk mengkampanyekan penggunaan kondom di Indonesia. Juan Enrique Garcia, President Director DKT Indonesia pada awal Februari 2021 mengungkapkan “DKT Indonesia menghadirkan Kondom Sutra untuk memperkuat pentingnya penggunaan kondom terutama di kalangan masyarakat menengah ke bawah pada masa itu. Dan hasilnya saat ini, merek kondom Sutra menjadi yang paling favorit digunakan masyarakat Indonesia dan berhasil mendorong peningkatan penggunaan kondom di Indonesia. Selama 25 tahun ini, DKT Indonesia berhasil mendistribusikan 2,44 milyar kondom. Hal ini membuktikan bahwa upaya yang dilakukan DKT Indonesia telah memperlihatkan penerimaan terhadap kondom oleh masyarakat dengan baik. Penerimaan kondom oleh masyarakat semakin menggerakkan pemerintah dan organisasi yang bergerak di isu kesehatan untuk mempromosikan kondom sebagai alat pencegahan HIV di Indonesia”.

Di sisi lain, kiprah DKT Indonesia dalam menyukseskan program KB mulai berkembang semenjak tahun 2000. Pada tahun 1970-1998 program Keluarga berencana pernah mencapai kesuksesan yang luar biasa dan menjadi agenda utama internasional. Bahkan, di tahun 1981 Indonesia pernah mendapat kehormatan sebagai tuan rumah Konferensi Nasional Keluarga Berencana (International Conference of Family Planning), di Jakarta. Dalam event tersebut, PBB memberikan penghargaan kepada Indonesia sebagai negara yang paling sukses dalam program KB. Laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan 1,98% pada masa tersebut. Kemudian pada decade berikutnya (1990 – 2000) program KB di Indonesia mengalami penurunan karena adanya peralihan Pemerintahan dan krisis ekonomi 1998.


Keadaan ini membuat DKT Indonesia berinisiatif dengan meluncurkan Program KB Andalan. Hingga saat ini, melalui Andalan, DKT Indonesia telah mendistribusikan 331,25 juta cycle Pil KB; 234,95 juta vial suntikan KB; dan 6,23 juta IUD di Indonesia selama 20 tahun terakhir. Capaian ini menjadikan Andalan sebagai alat kontrasepsi yang telah membantu menemani jutaan perempuan Indonesia dalam proses perencanaan keluarga.

“Misi DKT Indonesia adalah meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat terutama kelompok berisiko tinggi dan berpenghasilan rendah melalui program Keluarga Berencana dan penanggulangan HIV-AIDS, dengan menggunakan konsep program pemasaran sosial” Ujar President Director DKT Indonesia meneruskan.
Selain dengan peningkatan akses terhadap layanan kontrasepsi, DKT Indonesia juga bekerja-sama dengan berbagai elemen masyarakat seperti Pemerintah, tenaga kesehatan dokter dan juga bidan, serta berbagai LSM yang bergerak di bidang kesehatan untuk bersinergi dan mewujudkan Indonesia yang sehat, bebas dari IMS dan HIV-AIDS, serta membangun generasi terencana sebagai salah satu tolok ukur dari keberhasilan Pembangunan Berkelanjutan 2030 dalam sektor health and well-being.

Di masa pandemi COVID-19 ini, DKT tetap memiliki semangat yang sama untuk memberikan perlindungan masyarakat Indonesia serta terus melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan layanan Keluarga Berencana di Indonesia. Pada tahun 2021 ini misalnya, DKT Indonesia bekerjasama dengan Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) yang memiliki anggota berjumlah lebih dari 10.000 penyuluh KB, untuk menggerakkan para penyuluh KB untuk melakukan sosialisasi pentingnya KB kepada pasangan usia subur hingga akar rumput.

Selain itu, saat ini DKT Indonesia telah resmi meluncurkan layanan konsultasi gratis dengan dokter dan juga bidan bernama Halo DKT, terkait dengan kesehatan seksual reproduksi dan juga keluarga berencana, dimana masyarakat dapat langsung berkonsultasi dengan petugas kesehatan mengenai KB, kontrasepsi dan juga berbagai permasalahan terkait kesehatan seksual reproduksi secara aman, nyaman dan privasi terjamin.

“Momentum 25 Tahun DKT Indonesia menjadi sebuah refleksi dan juga cita-cita kami untuk terus mewujudkan masyarakat Indonesia sehat dengan berbagai inovasi yang dilandasi rasa kasih sayang. Harapannya, dengan #BerencanaBersamaDKT, masyarakat Indonesia dapat menjalani hidup yang berkualitas, sehat secara kesehatan reproduksi, serta perempuan Indonesia mampu berdaulat atas tubuhnya sendiri dan mencapai cita-cita serta meraih mimpi”.