Kementerian Kominfo Sebut Sektor Digital Masih Banyak Pekerjaan Rumah
KABARINDO, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Indormatika (Kominfo), Dedy Permana, mengatakan bahwa sektor digital sebagai bagian dari pemulihan ekonomi masih memiliki banyak pekerjaan rumah.
Dalam acara Survei Indeks Literasi Digital 2021 pada Kamis (20/1/2022), Dedy mengatakan bahwa sektor digital menunjukkan optimisme di tengah pemulihan ekonomi yang mengalami perlambatan akibat Covid-19.
"Dari data itu kita melihat optimisme peluang, meskipun pandemi membawa kontraksi atau perlambatan pertumbuhan ekonomi," kata Dedy yang dilansir dari Kompas.com.
"Tetapi sektor digital tetap memiliki peluang untuk bisa diberdayakan guna pemulihan ekonomi masyarakat," lanjutnya.
Apalagi dengan perkembangan internet di Indonesia yang penggunanya terus meningkat dari tahun ke tahun dan kini mencapai 202,35 juta pengguna atau total 76,8 persen total populasi.
Meskipun demikian, Dedy berpendapat bahwa angkat masif tersebut tidak serta merta berbanding lurus dengan tingkat literasi digital untuk mengembangkan sektor tersebut.
Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk menjadikan potensi sektor digital dapat digarap secara maksimal.
"Tidak semua yang menggunakan internet sudah cakap digital atau terliterasi secara digital. Padahal kalau kita mau melihat, peluang sektor digital di tengah pandemi adalah sesuatu yang luar biasa," jelasnya.
Ditambah lagi dengan perkembangan internet global yang semakin masif dan tidak terbatas pada website tetapi Metaverse hingga NFT yang baru-baru ini ramai diperbincangkan.
"Salah satu efek dari metaverse ketika menggunakan virtual reality, di dalamnya ada komponen-komponen lain, salah satunya transaksi digital untuk memiliki aset-aset digital yang difasilitasi oleh platform untuk NFT, misalnya," ucap Dedy.
"Kemudian ada juga blokchain yang digunakan untuk transaksi aset digital. Jadi hal-hal ini menjadi tantangan tantangan baru dalam kecakapan digital masyarakat Indonesia."
"Ini menjadi PR untuk di tahun depan bisa meninjau ulang relevansi dari pengukuran indeks literasi digital, karena ada perkembangan yang luar biasa di teknologi komunikasi, setelah media sosial kini ada metaverse."
Sumber: Kompas.com
Foto: Joshua Woroniecki on Unsplash
Comments ( 0 )