Kisah Dua Menara dan Qubah Masjid Nabawi

Kisah Dua Menara dan Qubah Masjid Nabawi

KABARINDO, MADINAH - Bagi umat muslim, Masjid Nabawi adalah salah satu destinasi penting setelah Masjidil Haram. Masjid yang terletak di kota Madinah ini memiliki sejarah panjang dan banyak keutamaannya.

Melaksanakan salat di Masjid Nabawi tmemiliki pahala yang jauh berkali-kali lipat dari salat di masjid lainnya. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits dari Jabir RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Satu kali sholat di masjidku ini, lebih besar pahalanya dari seribu kali sholat di masjid yang lain, kecuali Masjidil Haram. Dan satu kali sholat di Masjidil Haram, lebih utama dari seratus ribu kali sholat di masjid lainnya." (HR. Ahmad).

Selain itu, Rasulullah SAW memberikan keistimewaan khusus di Masjid Nabawi dengan adanya Raudhah (taman) mulia. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Di antara rumahku dengan mimbarku, terdapat salah satu Raudhah (taman) dari taman-taman surga." (Muttafaq Alaih)

Hal lain yang menarik dari Masjid Nabawi adalah menara dan qubahnya. Bahkan selain qubah ada dua menara 
yang berbeda yang memiliki keutamaan tersendiri atau ciri khas tersendiri.

“Di sebelah kiri qubah ada menara yang berwarna hijau dan bentuknya berbeda. Menara ini disebut dengan Menaratussalam atau menara salam (keselamatan), yang mana Rasulullah SAW biasa melalui menara ini dan di bawahnya ini ada Babussalam.” Demikian Ustadz Agussusiono, pembimbing jemaah haji/umrah Asfa Travel menjelaskan.

Ditambahkan, ada juga Kubah warna Silver, yang menandakan di mana itu menjadi Baabul Imam yang akan menjadi Imam di Masjid Nabawi akan masuk melalui pintu di bawah Kubah tersebut. 

Kemudian ada Kubah berwarna hijau di mana di lokasi itu di makamkan jasad Baginda Rasulullah SAW yang mana itu adalah rumah beliau bersama istrinya Aisyah RA.

Ada satu menara yang mengapit qubah, yakni Manaratul Zibril (Menara Zibril). Menara ini menandakan saat masa Wahyu turun itu  sering malaikat Zibril menjumpai Rasulullah SAW di titik lokasi Manaratul Zibril tersebut. 

“Jadi setiap menyampaikan wahyu, malaikat Jibril tidak di dalam rumah Rasulullah. Dari sini kita diajarkan soal adab. Bagaimana malaikat Jibril menghormati Aisyah RA,” ujar Agussusiono.