Mengenal Lebih Dekat Kampung Pecinan di Semarang

Mengenal Lebih Dekat Kampung Pecinan di Semarang

KABARINDO, SEMARANG - Genderang pengiring barongsai mengisi sore di Pasar Imlek Semawis 2020, sejurus kemudian tepuk tangan riuh pecah saat kedua barongsai beratraksi dan berinteraksi dengan pengunjung. 

Dua barongsai kuning dan merah jambu tersebut kemudian menutup penampilannya dengan saling berdekatan. Kemudian suasana kampung pecinan Semarang di kawasan Wot Gandul, Semarang kembali cair. Atraksi lainnya seperti Wayang Potehi dan aneka kuliner pun jadi daya tarik pengunjung selanjutnya. 

Salah satu atraksi menarik di kampung pecinan Semarang ini adalah Pasar Semawis, serta keberadaan Pasar Imlek Semawis yang jadi salah satu agenda rutin tahunan di kawasan pecinan Semarang. 

Kawasan ini adalah salah satu bagian dari sejarah tentang kota Semarang lama. Bersama Kampung Kauman, Kampung Melayu dan Oudestad, kawasan pecinan ini mewakili perjalanan sejarah kota Semarang sejak abad ke-15 hingga awal abad ke-20. 

Keempat situs tersebut terbentuk secara struktur yang multi etnis terdiri dari Kampung Kauman dengan kegiatan perdagangan dan permukiman muslim, Kampung Melayu dengan kegiatan perdagangan dan permukiman masyarakat melayu, Kampung Pecinan dengan kegiatan perdagangan dan dan tempat tinggal orang-orang Tiongkok serta Oudestad dengan kegiatan perdagangan dan jasa serta bermukimnya orang-orang Eropa yang terletak di sepanjang Kali Semarang sebagai saran transportasi.

Menjelajahi kawasan Pecinan dilanjutkan dengan mengunjungi beberapa klenteng di daerah ini. Situs Kampung Pecinan memiliki 10 klenteng di mana salah satunya adalah keberadaan klenteng Tay Kak Sie di Jalan Gang Lombok. 

Kelenteng ini berdiri sejak tahun 1746 ini, tertulis nama Tay Kak Sie tepat di pintu masuknya. Pada pintu masuk tersebut, terdapat penjelasan sejarah penamaan klenteng yang berarti Kuil Kesadaran Agung ini oleh Kaisar Dao Guang (1821-1850) dari Dinasti Qing.  Foto: Dody Wiraseto