Menteri Energi Saudi Sindir Hasrat Memasukkan Politik ke OPEC+
KABARINDO, DUBAI – Terkait desakan Barat untuk mengambil tindakan terhadap Rusia akibat invasinya ke Ukraina, Menteri energi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, anggota kunci OPEC+, mengatakan pada Selasa (29/3) bahwa kelompok produsen minyak itu tidak boleh terlibat dalam politik.
Ditanya oleh moderator di sebuah acara industri tentang apakah OPEC+ memiliki tanggung jawab moral untuk mengeluarkan Rusia dari kelompok itu, Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan "semua orang meninggalkan politiknya ‘di depan pintu’" ketika mereka mengadakan pertemuan.
"Jika kita tidak melakukan itu, kita tidak akan berurusan dengan begitu banyak negara pada waktu yang berbeda. Bisa saja dengan Irak pada satu titik, bisa juga dengan Iran pada satu titik."
OPEC+ berada di bawah tekanan yang meningkat untuk memompa lebih banyak minyak mentah sejak Rusia, produsen terbesar dalam kelompok OPEC+, menginvasi Ukraina pada 24 Februari, dan negara-negara Barat memberlakukan sanksi sebagai tanggapan yang telah membatasi ekspor minyak Rusia.
Baik Pangeran Abdulaziz dan menteri energi UEA Suhail al-Mazrouei mengatakan fokus mereka adalah menyeimbangkan pasar minyak mentah dan memuaskan konsumen.
"Kami memiliki satu misi dan hanya satu misi, yaitu menstabilkan pasar. Jadi kami tidak bisa mempolitisasi, atau membawa politik ke organisasi yang sedang berdebat itu... tujuan kami adalah menenangkan pasar," kata Mazrouei.
"Jika kami meminta siapa pun untuk pergi, lalu kami menaikkan harga, maka kami melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan konsumen."
Negara-negara Teluk, sekutu dekat AS, adalah anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak serta OPEC+, yang mencakup OPEC dan produsen minyak besar lainnya seperti Rusia dan Meksiko.
Pangeran Abdulaziz mengatakan Rusia memproduksi cukup minyak setiap hari setara dengan sekitar 10% dari konsumsi dunia.
Jika keamanan pasokan minyak terancam, ekonomi dunia akan menderita. Keamanan itu menjadi prioritas sekarang dan beberapa negara melupakan keterjangkauan energi, katanya.
Pangeran Abdulaziz mengingatkan para anggota OPEC+ untuk berkaca akan hasrat mencampuradukkan politik ke urusan mereka.
"Saya bertanya kepada Anda, siapa yang telah melemparkan roket dan rudal ini ke kami dan ke Abu Dhabi? Siapa yang membiayai? Siapa yang melatih?," katanya di acara industri tersebut, menyindir –salah satunya, Iran, saingan Arab Saudi yang juga merupakan pemain kunci di OPEC.
"Siapa yang memasok senjata-senjata ini? [Mereka] ini adalah anggota OPEC [juga]. Saya serahkan pada imajinasi Anda ... Pikiran yang sinis terkadang membantu."
***(Sumber dan foto: Reuters)
Comments ( 0 )