Merangkai Masa Depan Ala Vale, Mulai Dari Pertambangan Berkelanjutan, Hilirisasi, Hingga Penggunaan Energi Bersih
PERTAMBANGAN BERKELANJUTAN : Karyawan PT Vale Indonesia, Tbk. (PT Vale) sedang memantau kegiatan transportasi nikel di Sorowako belum lama ini. PT Vale menjadi ikon perusahaan tambang dengan komitmen pelaksanaan ESG yang ketat. (FOTO/ANTON CH)
Stigma negatif kerap “ditembakkan” ke industri tambang nasional. Stigma bahwa industri tambang merusak lingkungan kerap dilontarkan beberapa pihak. Namun, PT Vale, Tbk. (INCO) mematahkan stigma itu. Anggota Holding BUMN Tambang MIND ID ini menjawab keraguan dengan terus menunjukkan bahwa pertambangan yang bertanggungjawab menjadi DNA perusahaan yang beroperasi sejak 1968 itu.
---
Anton CH
Puluhan truk tambang dengan velg casting whee berukuran super besar hilir mudik di area tambang PT Vale, Tbk. (INCO) anggota holding BUMN tambang MIND ID di Sorowaku, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Pengemudi truk-truk jenis Loader, Earthver, hingga dump truck itu tampak lihai melibas kawasan perbukitan. Yulianti Marcellina, terlihat berkonsentrasi penuh mengemudiakan truk listrik jenis HD yang diproduksi pabrikan China. Dengan mudah truk yang memiliki bobot 70 ton itu dikemudikannya.
“Sudah lama kami menggunakan truk listrik. Selain menghemat energi juga nol emisi,”tuturnya saat ditemui di lokasi tambang PT Vale di Sorowako beberapa waktu lalu. Cuaca yang cukup terik membuat keringat tampak bercucuran di wajahnya yang bersih. Ibu dua orang anak ini berkisah, dengan menggunakan truk listrik, biaya operasional juga menurun. “Untuk charging dibutuhkan waktu dua jam dengan masa pemakaian enam jam,”imbuhnya. Kecepatan truk di area tambang pun dibatasi hanya 40 kilometer per jam. Yang menjadi standar keselamatan yang diterapkan di perusahaan-perusahaan tambang.
PENGOLAHAN AIR : Dua karyawan PT Vale melakukan pengecekan di Lamela Gravity Settler untuk memastikan mutu air sesuai dengan standar ramah lingkungan. (FOTO/ANTON CH)
Di kawasan pengolahan nikel, sejumlah karyawan tampak sibuk berkomunikasi menggunakan handie talkie. Mereka mengarahkan operator truk untuk menumpahkan muatannya ke conveyor yang akan mengirimkan hasil tambang ke dalam fasilitas pengolahan. “Setelah diangkut dari lokasi tambang, kemudian diolah ditempat ini. Untuk slag (limbah) akan diangkut ke tempat khusus,”ujar salah satu karyawan bagian operasional. PT Vale menerapkan standar tinggi dalam memproduksi nikel. Tak sekadar memanfaatkan teknologi canggih, tetapi juga ramah lingkungan dalam keseluruhan prosesnya.
Luas area tambang di Sorowako itu mencapai 70.566 hektare (ha). PT Vale memiliki 118.000 ha lahan konsesi tambang di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara. Namun hanya 48 persen yang ditambang. Selebihnya di jaga menjadi area konservasi, sehingga kawasan tambang tetap lestari. Saat ini produksi nikel Vale mencapai 18.008 metrik ton, meningkat 9% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan 52.783 metrik ton, atau meningkat 2% secara tahunan. Hasil positif ini dapat dikaitkan dengan peningkatan rata-rata kadar bijih nikel dari operasi penambangan kami yang mencapai 1,79%.
Peningkatan kinerja itu salah satunya didukung oleh kerja keras karyawan PT Vale di lapangan. Di dalam fasilitas produksi nikel di blok Sorowako misalnya, karyawan PT Vale tampak bersemangat meskipun harus bekerja di dalam fasilitas produksi dengan suhu 700 derajat celcius. Dengan standar keselamatan yang tinggi, mereka terlihat sangat menikmati pekerjaannya.
PT Vale sangat peduli terhadap praktik pertambangan berkelanjutan. Salah satunya dalam operasional sudah menggunakan energi baru terbarukan pada tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) , yakni PLTA Larona, Balambano dan Karebbe. Tak hanya itu , setelah melakukan aktivitas penambangan PT Vale sangat konsisten melakukan reklamasi pada area lahan bekas tambang. Termasuk menghadirkan Taman Kehati Sawerigading Wallacea yang mendukung kegiatan reklamasi. “Sejak pertama kali berdiri, sudah menjadi DNA kami tak sekadar mengejar profit, tetapi juga memperhatikan lingkungan, serta memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan pemerintah,”tegas CEO PT Vale Febriany Eddy saat ditemui di puncak HUT ke-56 PT Vale di Sorowako beberapa waktu lalu.
Febriany pun berkesempatan memamerkan komitmen PT Vale dalam menerapkan good mining practise kepada para stakeholder. Dengan mengajak para stakeholder dari Pemprov Makassar, Pemkab Luwu Timur dan stakeholder lainnya berkeliling menggunakan perahu di Danau Matano. Danau purba yang menjadi ikon dan bukti kegiatan pertambangan berkelanjutan selama lebih dari setengah abad yang dilakukan oleh PT Vale. “Kami akan mengusung konsep disini (Sorowako) ke tambang kami di Morowali. Sehingga lingkungan tetap terjaga. Karena para buyer memberikan perhatian serius terhadap maslaah lingkungan,”tegasnya.
Untuk memberikan nilai tambah bagi bangsa, PT Vale pun menegaskan komitmennya melakukan hilirisasi nikel dengan meningkatkan produksi dan membangun tiga smelter baru.
PLTA : Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) digunakan PT Vale untuk memasok energi ke pengolahan nikel dan memasok kebutuhan energi masyarakat sekitar. (FOTO/ANTON CH)
Pj. Gubernur Sulawesi Selatan Zudan Arif Fakrulloh pun kagum dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang dijalankan PT Vale. Bahkan, Zudan menilai, PT Vale layak menjadi ikon pertambangan berkelanjutan bagi industri tambang di seluruh dunia. “Vale bisa menjadi contoh bagi dunia,”tegasnya.
Untuk mencapai Net Zero Emission pada 2050, PT Vale telah meluncurkan berbagai inisiatif dekarbonisasi yang mencakup penggunaan energi terbarukan, seperti pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dan teknologi pengimbangan emisi karbon. Praktik ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi jejak karbon perusahaan tetapi juga untuk mempromosikan pemulihan lingkungan melalui program reklamasi dan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang luas.Upaya ini melibatkan pemantauan dan pengelolaan emisi secara ketat, implementasi teknologi rendah karbon, dan partisipasi aktif dalam proyek-proyek konservasi.Dengan fokus pada inovasi berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab, PT Vale berkomitmen untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam setiap aspek operasionalnya.
Menjaga Lingkungan Tetap Lestari
Manajer Mining Infrastrucute PT Vale Arifin Patahudi tampak serius memantau kualitas air di fasilitas Lamella Graviti Settler (LGS). “Teknologi pengolahan air yang kami miliki merupakan yang pertama di Pertambangan,”ujarnya bangga.
Arifin mengatakan, sebelum dialirkan ke danau Matano dan sebagian ke danau Mahalona, air limpasan tambang diolah terlebih dulu di LGS. “Masyarakat bisa memanfaatkan airnya. Memungkinkan di konsumsi langsung, tetapi memang perlu ada penelitian lagi,”ucapnya saat ditemui di Sorowako.
HASIL TAMBANG : Seorang karyawan PT Vale sedang memindahkan hasil pengolahan nikel di fasilitas produksi PT Vale di Sorowako. (FOTO/ANTON CH)
Tak hanya masalah air, PT Vale pun sangat serius dalam melakukan reklamasi pascatambang. Di atas bukit Solia (Solia Hill), Senior Manager Operational Environment & Reclamation PT Vale, Muhammad Firdaus Muttaqi memamerkan keberhasilan PT Vale dalam melakukan reklamasi. Benar saja, bukit Solia tak tampak sebagai bukit bekas tambang. Kondisinya rimbun, teduh dengan udara yang segar. Tak hanya bukit Solia, bukit Himalaya pun menjadi ikon pertambangan berkelanjutan yang kini semakin populer dan tersohor.
Menurut Firdaus, sebanyak 3,7 juta pohon telah ditanam, di antaranya endemik Ebony (Diospyros celebica), Dengen (Dillenia serata), Kaloju (Caralia braciata), Mata kucing (Hopea celebica), dan jenis unggulan lokal. Total Rehabilitasi PTVI seluas 10.280 hektare dengan rincian 10.000 hektare di luar daerah operasional dan 280 hektare di dalam daerah operasional.
“Untuk area tambang di Morowali Blok 2 dan 3 saat ini secara tekiok pertambangan tidak terlalu berbeda dengan yang ada di Sorowako. Apa yang baik disini akan kita bawa kesana. Secara metode pertambangan, masalah reklamasi dan pengolahan air limpasan tambang akan kita terapkan disana. Di Sulawesi Tengah maupun Sulawesi Tenggara,”paparnya.
Untuk mewujudkan transisi energi yang berkeadilan, PT Vale telah menggunakan energi hijau berupa tiga pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas total 365 Megawatt. Energi dari tiga pembangkit ini digunakan sebagai pemasok energi tanur-taniur di fasilitas produksi yang bisa menghasilkan sekitar 70 ribu ton nikel matte (rata-rata per tahun).
Wakil Presdir PT Vale Adriansyah Chaniago merinci bagaimana PT Vale menjalankan nilai-nilai People, Planet and Profit. Misalnya dengan menghormati bumi, PT Vale tetap menjaga kejernihan Danau Matano di dekat area operasi selama lebih dari 50 tahun terakhir.
Tak sampai disitu saja, PT Vale juga melakukan rehabilitasi lahan hutan secara progresif di dalam dan di luar area konsesi, yang luasnya 3 kali lipat dari total bukaan lahan eksplorasi perusahaan. Aksi penghijauan di luar area konsesi dilakukan dengan melakukan reforestasi di 17 daerah di Sulawesi Selatan, 6 daerah di Sulawesi Tenggara, 2 Daerah di Sulawesi Tengah, 3 daerah di Jawa Barat dan 2 Daerah di Bali.
PEMBIBITAN : Pusat pembibitan PT Vale dimana bibit-bibit tanaman akan digunakan untuk mereklamasi lahan bekas tambang. (FOTO/ANTON CH)
Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pada 2030, permintaan nikel akan melonjak setidaknya 65%. Indonesia menjadi produsen nikel terbesar di dunia, tentunya dengan kondisi ini industri pertambangan diharapkan tidak hanya fokus pada pencapaian target tersebut. Sebaliknya andil dalam praktik penambangan berkelanjutan sangat diharapkan agar perusahaan dapat mewujudkan keberlanjutan sumber daya alam.
Penerapan transisi energi berkelanjutan inilah yang telah dijalankan PT Vale dalam operasional pabrik pengolahan bijih nikel yang dimilikinya. Upaya yang dilakukan dengan meningkatkan penggunaan biomassa sebagai bahan reduktor di pabrik pengolahan bijih nikel dalam mendukung transisi energi nasional.
Saat ini, PT Vale secara konsisten berusaha untuk meningkatkan kinerja ESG perusahaan melalui perbaikan berkelanjutan. Tujuan berikutnya adalah mengatasi kesenjangan yang ada, memastikan manajemen risiko ESG yang lebih komprehensif dan efektif di masa mendatang. Targetnya, bukan hanya menjadi yang terbaik di tingkat nasional, tetapi juga bersaing dengan perusahaan nikel di tingkat global, dengan ambisi jangka panjang untuk meraih peringkat risiko rendah.
Head of Institutional Relations and Permit PT Vale, Budiawansyah menuturkan, roadmap PT Vale dalam penerapan transisi energi untuk keberlanjutan untuk penggunaan biomassa telah dijalankan sejak 2023 dan ditargetkan sudah bisa diterapkan secara menyeluruh pada 2027.
“Penggunaan biomassa sudah diterapkan dengan mengganti reduktor di kiln menjadi biomassa, saat ini kami telah melakukan trial hingga 50% biomassa sebagai redaktan pada tanur pereduksi dan 20% biomassa sebagai burner pada coal mill. Pada 2024 ini, kami akan melakukan long trial 10% biomass sebagai redaktan pada tanur pereduksi,” tuturnya dalam Talk Show "Energy Transition For Accelerating NDC 2030 Target" di Balikpapan, Jumat (20/9/2024).
Upaya lain yang dilakukan, tutur Budiawansyah, dengan mengganti bahan bakar di pengering dan kiln menjadi LNG dan pemulihan off-gas, di mana hal ini telah dilakukan pada studi FEL 1 untuk keduanya. “Dalam uji coba terbaru, kami berhasil memanfaatkan hingga 50% biomassa di tanur pereduksi dan 20% sebagai burner di coal mill,” tuturnya.
Di samping itu, perusahaan juga mengoptimalkan penggunaan energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mengoperasikan tiga PLTA yang memasok 100% kebutuhan energi tanur peleburan. Dengan total kapasitas mencapai 365 MW, inisiatif ini memungkinkan PT Vale untuk memangkas penggunaan bahan bakar fosil secara signifikan.
"Industri ekstraktif, terutama pyrometallurgy, membutuhkan energi besar. Oleh karena itu, kami telah menerapkan kebijakan penggunaan energi terbarukan, termasuk PLTA dan biofuel," jelasnya.
Budiawansyah mengungkapkan, penggunaan energi bersih melalui biodiesel B30 berkontribusi terhadap pengurangan emisi sekitar 700.000 ton CO2eq pada 2030.
Pengamat lingkungan Alexander Sonny Keraf menilai, langkah strategis yang dilakukan PT Vale membuktikan bahwa perusahaan itu benar-benar menerapkan konsep good mining practice secara nyata. “Apa yang dilakukan PT Vale tak hanya bermanfaat bagi perusahaan, tetapi juga bagi lingkungan, masyarakat dan bangsa,”tegas mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup itu.
Sedangkan MIND ID sebagai Holding BUMN tambang menegaskan terus memperkuat komitmennya dalam menyelaraskan dan menyempurnakan penerapan Good Corporate Governance (GCG) seluruh Anggotanya. Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf, menegaskan bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang baik merupakan bagian integral dari upaya Grup MIND ID dalam mewujudkan transformasi perusahaan. "Melalui penerapan GCG yang konsisten, kami berupaya tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memastikan keberlanjutan bisnis dan dampak positif yang luas bagi negara dan masyarakat,”tegasnya
Comments ( 0 )