Pemkot Surabaya Bentuk Warung Tekan Inflasi, Upaya Kendalikan Harga Komoditas

Pemkot Surabaya Bentuk Warung Tekan Inflasi, Upaya Kendalikan Harga Komoditas

Pemkot Surabaya Bentuk Warung Tekan Inflasi, Upaya Kendalikan Harga Komoditas

Melalui kios pengendali harga di Pasar Wonokromo, Tambahrejo, Genteng, Pucang Anom dan Soponyono

Surabaya, Kabarindo- Pemerintah Kota Surabaya membentuk Warung Tekan (Wartek) Inflasi sebagai perwujudan konkrit upaya pengendalian harga komoditas melalui penyediaan kios pengendali harga di 5 pasar pantauan BPS di Kota Surabaya, yaitu Pasar Wonokromo, Pasar Tambahrejo, Pasar Genteng, Pasar Pucang Anom, Pasar Soponyono.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Rizki E. Wimanda, mengatakan sebanyak 4 Wartek Inflasi sudah beroperasi sejak awal November, yang berfokus pada penjualan beras pasokan BULOG (beras medium) dengan harga Rp10.000/kg dari gudang BULOG dan dijual ke pedagang seharga Rp10.600/kg.

“Konsep Wartek Inflasi ini adalah penjualan bahan pangan strategis (khususnya beras) dengan harga yang lebih rendah melalui pemotongan rantai distribusi,” ujarnya dalam Bincang Bareng Media (BBM) pada Selasa (12/12/2023).

Ia mengatakan, tujuan dibentuk Wartek Inflasi adalah menjaga ketersediaan pasokan di pasar, menjaga stabilisasi harga di pasar dan memungkinkan masyarakat untuk membeli beras BULOG dengan harga gudang secara retail.

“Saat ini Wartek Inflasi menyediakan beras dulu. Tidak menutup kemungkinan nanti akan menyediakan bahan pokok lainnya seperti gula dan minyak goreng,” ujar Rizki.

Upaya tersebut melibatkan PT BULOG dan pedagang besar sebagai pemasok beras, serta kluster binaan BI juga sebagai pemasok, namun masih dalam uji feasibility. Selain itu menggandeng PD Pasar Surya sebagai pengelola pasar, koperasi binaan, Dinkopdag Kota Surabaya sebagai penjual/offtaker dan Pemkot Surabaya sebagai distributor/jasa angkat.

PT BULOG memasok beras melalui PD Pasar Surya, koperasi binaan yang mengelola penjual dan Dinkopdag Kota Surabaya ke Pasar Wonokromo sebanyak 20 ton per hari yang didistribusikan kepada 20 pedagang, ke Pasar Tambahrejo sebanyak 20 ton per hari kepada 20 pedagang, ke Pasar Genteng sebanyak 1 ton per hari kepada 9 pedagang, ke Pasar Pucang Anom sebanyak 2 ton per hari kepada 20 pedagang dan ke Pasar Soponyono sebanyak 2 ton per hari kepada 20 pedagang.

Harga beras dari gudang Bulog dipatok Rp.10 ribu / kg yang sampai ke pedagang seharga Rp.10.600 / kg dan dijual ke konsumen seharga Rp.10.900 / kg.

Menurut Rizki, kehadiran Wartek Inflasi dinilai lebih efektif dibandingkan mengadakan pasar murah yang hanya pada di tempat-tempat dan waktu-waktu tertentu. Sedangkan Wartek Inflasi tersebar di sejumlah pasar dengan pasokan yang rutin dan pasti. Masyarakat di sekitarnya juga bisa mengakses dengan mudah.

“Kalau pasar murah diadakan di tempat tertentu yang mungkin jauh dari masyarakat yang membutuhkan dan pada waktu tertentu, misalnya saat harga beras melonjak. Tujuannya agar masyarakat bisa membeli beras dengan harga murah. Sedangkan Wartek Inflasi tersebar di 5 pasar di Surabaya yang bisa diakses masyarakat di kawasan-kawasan sekitarnya dengan harga yang murah juga,” ujarnya.

Rizki menambahkan, Wartek Inflasi nantinya akan diperluas ke kota-kota lain di Jatim, di antaranya di Mojokerto, Malang, Kediri, Madiun, Probolinggo, Banyuwangi dan Sumenep.