Pengamat Puji Program 1 Desa, 1 Faskes, 1 Nakes dari GAMA: Tunjukkan Prioritas Pada Kesehatan
KABARINDO, JAKARTA - Calon Presiden Nomor urut 3, Ganjar Pranowo memulai kampanyenya di Merauke, Papua. Pada kesempatan tersebut, ia menjanjikan 1 fasilitas kesehatan (faskes) dan 1 tenaga kesehatan (nakes) di setiap desa. Prioritas program tersebut akan dilakukan di wilayah 3t (terluar, tertinggal, dan terdepan).
Melalui kampanyenya tersebut, Ganjar Pranowo semakin menegakan bahwa dalam membangun Indonesia harus dimulai dari desa. Jika desa baik, maka Indonesia akan menjadi lebih baik.
Ganjar Pranowo menegaskan bahwa ini akan menjadi program unggulan di bidang kesehatan. Ia menjelaskan dalam kampanyenya tersebut, dengan adanya faskes dan nakes di setiap desa, maka masyarakat di wilayah 3T juga akan mendapatkan layanan kesehatan yang lebih dekat, murah dan cepat. Dengan begitu, penanganan pasien lebih cepat sehingga tidak perlu berlama-lama sakit dan menghambat produktivitas.
Permasalahan pemerataan faskes dan nakes sampai saat ini masih menjadi permasalahan utama dalam penyediaan layanan kesehatan bagi masyarakat terutama di wilayah Indonesia Timur, terutama ketersedian faskes dan nakes.
“Sejauh ini, data memang menunjukkan bahwa saudara-saudara kita di wilayah Indonesia Timur, seperti Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara, belum menikmati adanya faskes dan nakes yang cukup,” ujar Boedi Rheza, Pengamat Kebijakan Publik dari Center For Youth and Population Research (CYPR) dalam keterangan tertulis.
Secara umum, pemenuhan SDM Kesehatan saat ini masih menjadi kendala utama dalam pembangunan sektor kesehatan di Indonesia. Saat ini hanya tersedia 0,68 dokter termasuk dokter spesialis per 1.000 populasi Indonesia, sedangkan menurut standar WHO yaitu 1 per 1.000 populasi. Jumlah ini masih sangat rendah, ditambah lagi dengan kondisi tidak meratanya keberadaan dokter di masing-masing provinsi.
Menurut Boedi, Program unggulan “1 desa, 1 faskes, 1 nakes” tersebut telah menunjukkan perhatian dan prioritas Ganjar Pranowo dalam pembangunan bidang kesehatan. Dengan jumlah penduduk saat ini mencapai sekitar 275 juta jiwa, tentunya penting untuk merumuskan strategi pembangunan bidang kesehatan menyasar pada penguatan penyediaan faskes dan nakes.
“Program ini sangat baik untuk diimplementasikan, sehingga nantinya kejadian-kejadian luar biasa seperti malaria, campak dan bahkan HIV/AIDS yang masih tinggi dapat ditekan” Ujar Boedi Rheza.
"Pemerataan tersebut juga dapat berfungsi sebagai peringatan awal (early warning) jika mulai terjadi suatu kondisi kejadian luar biasa yang sering terjadi di wilayah Indonesia Timur seperti malaria." Boedi Rheza Menambahkan
Boedi Rheza mengatakan baru capres Ganjar Pranowo yang mengkampanyekan program unggulan bidang kesehatan yang langsung menyentuh kepada akar masalah. Ia melanjutkan bahwa sebagai salah satu bagian otonomi di Indonesia, Desa tidak bisa dipinggirkan dan pembangunan di seluruh bidang di desa juga harus didorong terutama yang berkaitan dengan layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan dan penyediaan infrastruktur.
Pemerataan faskes dan nakes sudah menjadi keharusan saat ini dalam pembangunan kesehatan terutama di wilayah 3T. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas perlu didukung keberadaan faskes dan nakes yang berkualitas, terjangkau dan murah. “Pemerataan faskes dan nakes di level desa merupakan suatu program yang tidak bisa ditunda-tunda lagi, mengingat sumber masalah ada di situ” imbuh Boedi Rheza.
Boedi juga mengharapkan kebijakan pemerataan faskes dan nakes di setiap desa pada wilayah 3T diikuti oleh peningkatan kesejahteraan serta penyediaan fasilitas yang lebih baik. Sehingga nantinya penanganan permasalahan kesehatan masyarakat dapat lebih optimal.
Comments ( 0 )