PMI telah Menyalurkan Bantuan di Wilayah El Arish dan Rafah Gaza

PMI telah Menyalurkan Bantuan  di Wilayah El Arish dan Rafah Gaza

KABARINDO, RAFAH -- PMI telah menyalurkan kembali bantuan masyarakat Indonesia yang disumbangkan melalui PMI. Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam dengan 12 chcek point oleh otoritas Mesir, Barang bantuan sebanyak 32,5 tons dan diangkut dengan 2 truk tronton tersebut pada tanggal 9 Februari 2024 telah tiba di El Arish wilayah terdekat perbatasan Gaza dan Mesir. 

Sebelumnya 2 truk trinton ini diregister dan di periksa dulu barangnya di El Arish. Setelah mendapatkan barkot lolos verifikasi dan pemeriksaan, selanjutnya Bahan Makanan yang meliputi Beras, Gandum, Tepung, Gula dan Garam didorong ke Gudang Food Center ERC di Rafah. Sedangkan untuk obat obatan telah diserahkan langsung kepada Pimpinan Klinik Layanan Kesehatan untuk pengungsi Gaza di El Arish.

Untuk bantuan selimut dan pakaian jaket anak anak dan balita barang bantuan diserahkan langsung kepada para pengungsi di El Arish.  

Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia, Dr. Abdurrahman Mohammad Fachir dalam keterangannya kepada media mengatakan, syukur Alhamdulillah, barang bantuan PMI telah sampai di Gudang Food Center ERC di Rafah  tanggal 9 Februari 2024.

"Jumlah total bantuan tersebut sebanyak 32,5 ton mencakup 2,5 ton selimut sebanyak 1000 piecies serta 30 ton bantuan bahan pangan meliputi Beras, Gandum, Tepung, Gula, Garam dan Minyak Goreng. Selain bantuan juga ada 1000 piecies selimut dan pakaian jaket untuk bayi dan anak anak serta obat obatan untuk klinik klinik kesehatan di wilayah El Arish yang menampung pengungsi Gaza di wilayah perbatasan,” terangnya.

Lebih lanjut, A.M. Fachir menjelaskan, pengiriman barang bantuan bahan pangan, pakaian, dan obat obatan yang diberangkatkan ke El Arish dan di bingkar di Rafah ini memenuhi permintaan secara langsung dari Dr. Ahmed Meligy, Direktur Layanan dan Operasional mengacu pada hasil asesmen tim Egyptian RC.

"Food center yang didirikan dengan fasilitas lengkap di perbatasan Rafah wilayah Mesir ini  jaraknya dengan Gaza gate hanya 1 jam. PMI untuk kedepannya menfokus pada bantuan Bahan Pangan, Kesehatan dan Shelter," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Markas Pusat PMI Arifin Muh Hadi menegaskan bahwa sampai dengan saat ini, PMI telah menyalurkan bantuan ke Gaza sebanyak 3 kali. Bantuan pertama yang sudah terlaksana adalah bantuan gaza sebanyak 5,9 ton diangkut dengan pesawat Hercules bersama sama dengan bantuan pemerintah dengan nilai sekitar 6,7 Milyar rupiah. Bantuan kedua yang sudah dilaksanakan antara lain bantuan peralatan CT Scan, distribusi kursi roda di Rumah Sakit Palestine, bantuan biaya perawatan pasien gaza di RS, distribusi hygiene kits untuk pasien Gaza dan juga pengungsi Gaza di Mesir, serta bantuan layanan Psyco Social untuk pasien RS  Palestine dan pengungsi Gaza di Cairo dengan nilai bantuan berkisar 5 Milyar Rupiah.  Bantuan ketiga yang saat ini masih berlangsung adalah Layanan Kesehatan Keliling, distribusi hygiene kits, bantuan Layanan Dapur Umum makanan siap saji yang kesemuanya dilaksanakan di wilayah Arafah Gaza. Sedangkan Tenda Keluarga sebanyak 500 units masih dalam proses pengadaan dengan total nilai bantuannya adalah sebesar 2,7 Milyar Rupiah

“Bantuan PMI berikutnya adalah bantuan Bahan Pangan, Air minum, selimut, pakaian, obat obatan, ambulan, peralatan kesehatan, dan hygiene kits untuk Warga Gaza Palestine korban Konflik. Proses pengadaannya dilaksanakan oleh Egyptian Red Crescent dengan nilai bantuan sebesar 703.700 USD atau berkisar lebih dari 11 Milyar Rupiah. Salah satu jenis bantuan adalah bahan Pangan. Ini nantinya untuk mendukung Food Center dan Dapur Umum yang didirikan oleh Egyptian RC di Rafah dan juga bantuan pangan langsung untuk masyarakat gaza dan para pengungsi lainnya,” Kata Arifin yang juga menjadi Ketua Tim Bantuan Kemanusiaan Gaza.


 
Manurut Arifin : “Skenario penyaluran bantuannya, Food Center ini  menyediakan berbagai tipe bantuan yakni Dapur Umum untuk makanan siap saji, Food Package, serta Food Parcel. Hasil olahan dapur Umum dan juga food Package dan Food Parcel ini  dikirimkan ke para pengungsi khususnya yang tinggal di penampungan darurat di wilayah Rafah gaza, Gaza dan juga Younis. Tim Egyptian Red Crescent menjadikan Rafah Mesir sebagai Pusat Dapur Umum saat ini karena ketersediaan fasilitas yang lebih lengkap, baik listrik dan gas dan juga perlatan lainnya. Pengelolaan Dapur Umum di dalam Wilayah Rafah gaza sangat sulit dilakukan. Zionist Israel melarang penggunaan tabung gas dan listrik, jadi untuk Dapur Umum dengan coverage 30.000 lebih ini hanya bisa di dirikan di perbatasan  di wilayah Rafah mesir. Untuk mengantisipasi hal ini, PMI bekerjasama dengan Lembaga Bantuan kemanusiaan Lokal Gaza telah melaksanakan layaan Dapur Umum dengan melibatkan masyarakat pengungsi setempat,” 

Konflik yang terus berlanjut di Jalur Gaza sampai saat ini belum ada tanda tanda penyelesaian dan bahkan semakin memprihatinkan. Agresi pemboman dan pengepungan yang terus terjadi menyebabkan dampak penderitaan yang luar biasa bagi warga Palestina. Tekanan kekerasan dan penindasan pihak Israel yang sudah diluar batas batas perikemanusiaan. Kondisi diluar batas kendali warga Gaza semakin memprihatinkan, banyak pengungsi yang kelaparan, kesulitan air bersih, serta terjangkit penyakit akibat turunnya kondisi tubuh dan lingkungan yang sangat mengancam kehidupan saat ini dan yang akan datang.

Walaupun situasinya semakin sulit dan sangat mengkawatirkan, PMI berkomitmen untuk terus menyalurkan bantuan dan memastikan proses pengadaannya berlangsung transparan dan akuntabel. PMI bekerjasama dengan Egyptian Red Crescent, KBRI Mesir serta Lembaga Bantuan yang berbasis di Gaza Palestina. PMI ke depan akan terus mendorong  bantuan lainnya dan memastikan agar bantuan tersebut sampai pada para pengungsi baik yang ada di wilayah Gaza maupun Wilayah Mesir,”.