Presiden Jokowi Minta Tantangan Ekonomi 2022 Dihadapi Bersama
KABARINDO, JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkap tantangan ekonomi yang akan dihadapi oleh Indonesia pada tahun 2022.
Jokowi mengatakan bahwa tantangan ekonomi pada 2022 masih seputar persebaran Virus Corona varian Omicron, potensi kenaikan inflasi, hingga pengurangan pembelian aset oleh Bank Sentral Amerika Serikat (Tapering Off) dapat dilalui, jika seluruh pemangku kepentingan terus bekerja keras bersama.
“Saya kira tantangan inilah yang akan kita hadapi, dan saya meyakini dengan semangat, kerja keras bersama, tantangan-tantangan itu akan kita lalui dengan baik,” kata Presiden Jokowi saat membuka Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Senin (3/1/2022).
Baca Juga: Hasil Lengkap Liga Spanyol: Real Madrid Kalah Mengejutkan, Barcelona Mulai Bangkit
Pemulihan Ekonomi Bisa Lanjut pada 2022
Menurut Presiden Jokowi, pemulihan ekonomi bisa berlanjut pada 2022, tetapi tantangannya adalah harus mengantisipasi persebaran varian Omicron, kelangkaan kontainer barang, kelangkaan sumber energi di berbagai negara yang bisa menghambat ekspor, hingga potensi meningkatnya inflasi.
“Inilah yang harus kita tingkatkan tahun 2022, meski kita tahu masih akan banyak tantangan-tantangan yang akan kita hadapi,” kata Presiden Jokowi.
Presiden juga menjelaskan bahwa pada 2021 perekonomian domestik bergerak ke arah yang lebih baik.
Ia mencontohkan soal indeks keyakinan konsumen yang pada akhir November 2021 meningkat menjadi 118,5, dan juga indeks pembelian barang di manufaktur (Purchasing Manager’s Index/PMI) yang meningkat menjadi 53,9.
“Optimisme melihat angka-angka seperti ini harus kita tunjukkan,” kata Presiden Jokowi.
Selain itu, di pasar modal domestik Indonesia uga mendapat tingkat imbal hasil (return) hingga 10,1 persen. Pencapaian itu lebih baik dibandingkan dengan negara tetangga seperti Filipina, Malaysia, dan Singapura.
"Kita juga masih yang paling atas. Singapura di 9,8 (persen), Malaysia minus 3,7 (persen), Filipina minus 0,2 persen, kita di 10,1 persen," kata Presiden.
Sumber Berita: Antara
Foto: Antara
Comments ( 0 )