Putar Film Keluarga Cemara 2, Bioskop Inklusif Dihadiri Kelompok Lintas Disabilitas
KABARINDO, JAKARTA - Waktu menunjukkan pukul 14.00 WIB. Ada pemandangan menarik di studio One Bellpark XXI Minggu (24/6) siang itu. Pengunjung yang hendak menonton film tampak disuguhi banyak orang menggunakan tongkat dengan kacamata hitam datang memenuhi lobi bioskop.
Kelompok tuna netra bersama relawan pendamping tampak saling menyapa di ruang temu pemutaran film komersil ini. Tidak berselang kemudian, datang sekelompok pengunjung yang saling berbicara menggunakan bahasa isyarat meramaikan lokasi yang sama. Beberapa menit setelah itu beberapa orang dewasa tampak menuntun anak-anak yang terindikasi autis dan disabilitas mental turut berdiri di antara kelompok disabilitas lainnya saling menyapa suka cita.
Keramaian yang terjadi bukan tanpa sebab. Ternyata semuanya memenuhi ruang bioskop dengan tujuan yang sama yaitu nonton bareng film Keluarga Cemara 2 yang baru saja dirilis oleh Visinema Pictures. Setidaknya 100 orang yang terdiri dari lintas disabilitas dan relawan hadir dalam program Bioskop Inklusif yang diinisiasi Yayasan Matahatiku Berdaya Mandiri.
Bioskop Inklusif merupakan program yang memberikan ruang kebebasan berekspresi kelompok lintas disabilitas dalam menikmati karya film yang selama ini masih sangat sulit mereka akses. Bioskop Inklusif edisi Juni ini bukan kegiatan pertama yang dilakukan. Sebulan sebelumnya, Yayasan Matahatiku Berdaya Mandiri bahkan berhasil mengajak kelompok lintas disabilitas ini pertama kalinya merasakan menikmati film horor pertama kalinya. Tidak tanggung-tanggung film yang ditonton yaitu KKN Di Desa Penari produksi MD Pictures, film yang berhasil menjadi film terlaris sepanjang masa di Indonesia.
Bagaimana teknis Bioskop Inklusif Bagi Kelompok Disabilitas?
“Bioskop Inklusif memberikan kesempatan yang sama kepada kelompok disabilitas merasakan atmosfer menonton film di bioskop. Tempat yang mungkin tidak pernah terpikirkan akan dapat mereka kunjungi dan berbaur dengan kelompok non disabilitas lainnya. Bioskop Inklusif merupakan program advokasi agar industri perfilman nasional lebih inklusif kepada kelompok disabilitas. Semua pemangku kepentingan mulai dari sineas, eksibitor, production house, distibutor film dan pemerintah semestinya menyediakan keadilan dan kesempatan yang sama bagi kelompok disabilitas mengakses suatu karya film khususnya film nasional”, jelas Amin Shabana Pendiri dan Ketua Yayasan Matahatiku Berdaya Mandiri
Kelompok lintas disabilitas tentu saja memiliki tantangan khusus dalam mengikuti program Bioskop Inklusif ini. Ambil contoh saat mereka datang ke bioskop bukan perkara mudah. Sudah menjadi rahasia umum bila ruang publik kita seperti mall atau bioskop tidak ramah disabilitas. Bagi tunet, mereka sangat membutuhkan jalur jalan penanda bagi tongkat dan signage berbentuk braille yang menjadi penunjuk. Sementara bagi tuna daksa, masih minim ruang yang diberikan bagi kursi roda atau tongkat yang membantu mobilitas mereka.
“Memiliki tingkat kesulitan tinggi tersebut, Yayasan Matahatiku memastikan kehadiran relawan yang mendampingi semua kelompok disabilitas. Relawan yang bertanggung-jawab mulai dari rumah menuju bioskop, menonton film hingga pulang lagi ke rumah masing-masing. Masing-masing disabilitas tentunya harus didampingi relawan dengan karakteristik yang berbeda. Bila kelompok tunet didampingi oleh relawan bisik, maka.tuna tuli didampingi juru bahasa isyarat. Sementara jika tuna daksa didampingi relawan fisik, maka tuna kesehatan mental didampingi orang terdekat seperti keluarga”, papar Ketua Bidang Program Yayasan Matahatiku, Hikmah Almassawa.
Setelah memastikan setiap disabilitas didampingi oleh relawan pendamping, maka tahapan berikutnya adalah pengaturan masuk ke bioskop dan lokasi duduk. “Sebelum memasuki pintu bioskop, setiap disabilitas dan pendamping telah diberi karcis dengan nomor kursi yang telah ditentukan. Tiket inilah yang diverifikasi oleh penjaga pintu bioskop. Langkah ini terbukti memudahkan relawan dalam menuntun dan mencari nomor kursi yang telah ditentukan. Setelah menempati kursi, masing-masing disabilitas akan duduk berdampingan dengan relawan”,jelas Fajri Hidayatulah aktivis Himpunan Disabilitas Muhammadiyah
Tiba saatnya menu utama yaitu pemutaran film. Pada setiap program Bioskop Inklusif, Yayasan Matahatiku menghimbau mitra sineas dan production house mulai membuat karya film yang ditambahi dengan audio description. “Kelengkapan audio description ini menggambarkan narasi-narasi adegan film yang tidak memiliki dialog. Sementara bagi tuna tuli, sebaiknya memasukkan subtitle bahasa Indonesia pada setiap dialog dalam film. Sementara bagi tuna daksa dan mental, kehadiran relawan pendamping menjadi sangat vital sejak awal film”,tambah Amin
Pada sesi pemutaran program Bioskop Inklusif edisi nobar keluaraga Cemara 2, studio 5 tampak cukup ramai. Pendamping menceritakan dan membisikkan setiap adegan non dialog kepada penonton disabilitas. Kabar baiknya, film keluarga cemara 2 sudah mencantumkan subtitle bahasa Indonesia dan audio description.
Keluarga Cemara 2 berhasil membuat semua kelompok disabilitas tersenyum saat menikmati setiap scene yang diputar. Adegan demi adegan yang dipertontonkan memberikan ide bagaimana kita semestinya saling mendukung dalam suatu keluarga. Secara keseluruhan peserta begitu menikmati program Bioskop Inklusif dan berharap dapat segera digelar lagi bulan depan
Comments ( 0 )