Rudal Rusia Disebut Salah Tembak Azerbaijan Airlines Saat Sasar Drone Ukraina

Rudal Rusia Disebut Salah Tembak Azerbaijan Airlines Saat Sasar Drone Ukraina
Rudal Rusia Disebut Salah Tembak Azerbaijan Airlines Saat Sasar Drone Ukraina

RUDAL : Jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines disebut salah tembak rudal Rusia. (FOTO/Istimewa)

 

 

BAKU, KABARINDO -- Hasil penyelidikan awal menjawab teka teki jatuhnya pesawat Embraer 180 milik Azerbaijan Airlines yang menewaskan 38 penumpang. Kantor berita Euronews mengutip sumber dari pemerintah Azerbaijan mengklaim Azerbaijan Airlines ditembak rudal Anti pesawat Rusia saat negara yang dipimpin Vladimir Putin itu mencoba menghalau serangam drone tempur Ukraina di langit Grozny.

Menurut sumber tersebut, rudal ditembakkan ke Penerbangan 8432 selama terjadinya serangan drone Ukraina di atas Grozny. Diperkirakan rudal tak memghantam langsung pesawat nahas itu. Namun, pecahan rudal mengenai penumpang dan awak kabin saat meledak di samping pesawat di tengah penerbangan.

Sumber-sumber pemerintah Azerbaijan mengatakan kepada Euronews bahwa pesawat yang rusak itu tidak diizinkan mendarat di bandara Rusia mana pun meskipun pilot meminta pendaratan darurat. Otoritas Rusia memerintahkan pesawat untuk terbang melintasi Laut Kaspia menuju Aktau di Kazakhstan.

Berdasarkan data, sistem navigasi GPS pesawat mengalami kerusakan sepanjang jalur penerbangan di atas laut. Rudal anti pesawat Rusia disebut ditembakkan dari sistem pertahanan udara Pantsir-S.

Menurut sumber-sumber di Rusia, pada saat penerbangan Azerbaijan Airlines melewati wilayah Chechnya, pasukan pertahanan udara Rusia sedang aktif berusaha menembak jatuh serangan drone atau UAV Ukraina.

Ketua Dewan Keamanan Republik Chechnya, Khamzat Kadyrov, membenarkan bahwa serangan pesawat tak berawak Ukraina di Grozny terjadi pada Rabu pagi, namum tidak ada korban jiwa atau kerusakan.

Namun, Ketua Senat Kazakhstan Maulen Ashimbayev mengutuk spekulasi seputar kecelakaan itu, dengan alasan bahwa tidak mungkin untuk menentukan penyebab bencana udara pada tahap ini. Pernyataan Maulen diwartakan kantor berita pemerintah TASS.

Sedangkan Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan perlu menunggu sampai penyelidikan selesai untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan itu.