Rusia Minta NATO untuk "Tenang" dan Perlu Mengurangi "Histerianya"

Rusia Minta NATO untuk "Tenang" dan Perlu Mengurangi "Histerianya"

KABARINDO, JAKARTA- Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Alexander Grushko mengatakan kepanikan negara-negara barat tentang agresi Rusia ke Ukraina sepenuhnya adalah 'fiktif belaka'. Blok NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS) perlu mengurangi 'histerianya'. Pernyataan itu ia sampaikan saat berbicara dalam sebuah wawancara dengan publikasi Rusia Kommersant.

Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (18/2/2022), Grushko menanggapi pernyataan yang dilontarkan oleh Menteri Pertahanan negara-negara anggota NATO yang bertemu pada Rabu lalu di Brussels, Belgia untuk membahas ketegangan saat ini di perbatasan Ukraina.

Secara khusus anggota blok tersebut telah menyatakan keprihatinan terkait latihan bersama yang dilakukan pasukan Rusia dan Belarus Union Resolve 2022.

Kegiatan militer ini dianggap oleh beberapa pihak sebagai 'langkah awal potensial' untuk melancarkan invasi ke Ukraina.

"Latihan sudah selesai, kalian bisa tenang. Unit-unit tersebut kembali ke tempat penempatan permanen mereka, seperti yang direncanakan," tegas Grushko dalam wawancara tersebut.

Sebelumnya, 'nada pertemuan' para Menteri Pertahanan negara anggota NATO pada Rabu lalu berfokus pada kekhawatiran bahwa Rusia masih akan melancarkan rencana invasinya.

Meskipun ada pengumuman dari Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa lalu bahwa pasukan negara itu akan meninggalkan perbatasan Ukraina.

"Kami sangat prihatin dengan pembangunan militer Rusia dalam skala yang sangat besar, tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan di dalam dan sekitar Ukraina, serta di Belarus," kata para Menteri Pertahanan negara anggota NATO yang dituangkan dalam pernyataan resmi setelah pertemuan tersebut.

Dalam wawancara itu, Grushko menggambarkan dugaan 'peningkatan pasukan Rusia di Belarus' sebagai 'mitos'.

Ia bahkan menegaskan bahwa 'sayap timur' NATO tidak perlu dikhawatirkan.

Pada Rabu lalu, sebelum pertemuan antar Menteri Pertahanan negara anggota NATO dimulai, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menuduh Rusia 'terus membangun militer' dan mengklaim bahwa negara Barat belum melihat adanya 'de-eskalasi di lapangan'.

Tuduhan Stoltenberg adalah salah satu contoh dari tudingan terus-menerus yang baru-baru ini dilontarkan oleh para pejabat negara Barat bahwa Rusia masih berniat untuk melakukan serangan militer ke Ukraina.

Seorang pejabat senior pemerintah AS bahkan menyatakan pada Rabu lalu bahwa pasukan Rusia masih berkumpul di dekat perbatasan Ukraina.

"Rusia telah meningkatkan kehadiran pasukannya di sepanjang perbatasan Ukraina sebanyak 7.000 tentara. Rusia, pada kenyataannya secara pribadi memobilisasi untuk perang," kata seorang pejabat AS yang enggan menyebutkan namanya.

 

Sumber: Tribunnews.com

Foto: AFP/Vyacheslav Oseledko