Ruwetnya Harga Cabai, Meningkatnya Pasokan Dari Daerah

Ruwetnya  Harga Cabai, Meningkatnya Pasokan Dari Daerah

KABARINDO, JAKARTA- Harga cabai diprediksi akan turun ke bawah Rp40 ribu per kg. Menyusul semakin meningkatnya pasokan dari daerah-daerah pusat produksi.

Ketua Umun Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengatakan, setidaknya 120 ton cabai dipasok ke pasar induk Jakarta setiap harinya. Berasal dari Bali, Tuban, Malang Selatan, Banyuwangi, Garut, hingga Sukabumi.

"Harga ini akan turun ke bawah Rp40 ribu per kg. Kecenderungan turun harga ini sampai April nanti, karena daerah sentra panen. Tapi, kalau ada masalah akan naik tinggi lagi," kata Abdul Hamid. Masalahnya ada pandemi Covid-19 di Tanah Air.

"Kalau ada PPKM lagi, pasarnya berhenti. Stok tidak akan tersalurkan karena jalan-jalan kena PPKM. Akan jadi mahal lagi," ujarnya.

Di sisi lain, Abdul menambahkan, harga Rp40 - 60 ribu per kg adalah ideal dan seharusnya sudah berlaku di pasar.

"Dengan harga Rp40-60 ribu per kg, harga di petani akan berkisar Rp13-14 ribu per kg. Supaya petani bisa untung, harga jualnya berarti harus Rp18 ribu per kg. Begitu rantainya, hingga ke pedagang pengecer, dengan mempertimbangkan susut berat hingga 32%," kata Abdul.

Karena itu, dia berharap, harga cabai di rentang Rp40 ribu - 60 ribu per kg dapat dianggap wajar oleh pasar. Situs Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional mencatat, pada 7 Februari 2022, harga rata-rata cabai merah besar naik Rp1.050 menjadi Rp40.150  per kg, cabai merah keriting Rp38.750 per kg atau  naik Rp1.450, dan cabai rawit merah naik  Rp2.650 menjadi Rp52.300 per kg dibandingkan sehari sebelumnya. 

"Jadi, kalau sekarang harga cabe Rp40 ribuan, masih wajar. Petani aman, kuliner aman, industri aman, juga pedagang dan ibu-ibu. Sudah bisa BEP (balik modal)," kata dia.

Pasalnya, biaya produksi bisa berkisar Rp120 juta per hektare, dengan produktivitas 7-9 kg per ha.

"Kalau harga terus turun ke bawah Rp40 ribu, tentu akan merugikan petani. Kalau penurunan harga terus berlanjut, dia akan beralih ke tanaman lain yang bisa cepat menghasilkan uang. Seperti buncis," kata dia.

 

Sumber/Foto: CNBC Indonesia