Serangan Mematikan: Kolateral "Damage" konflik Iran-Israel
Oleh: Sabpri Piliang
WARTAWAN SENIOR
SIAP-SIAP menerima "collateral damage". Kerusakan dan akibat "menyamping", akan dialami negara-negara sekitar Israel dan Iran!
Efek kolateral (collateral) serangan "tipu" Israel ke situs nuklir Iran di Nathanz. Kali ini, akan melahirkan "konflik" jangka panjang. Keamanan regional akan "unstable". Pasti!
Salah satu akibat "menyamping"nya, putaran ke-4 Kualifikasi Piala Dunia zona Asia di Qatar, bisa saja "terancam". Qatar, bersama Oman dan Uni Arab Emirat, adalah negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC).
Bersama Irak, Arab Saudi, UAE, Qatar, Oman, dan Indonesia. Akan bertarung memperebutkan dua tempat ke Piala Dunia 2026. Federasi Sepak Bola Asia (AFC) telah resmi menunjuk Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah (8-14 Oktober).
Sebagai pengamat, saya tidak akan terlalu jauh membahas sepak bola. Hanya sebagai gambaran pada "efek kolateral", mengapa Qatar bisa menerima efek itu? Bahkan bisa saja, tak dapat menyelenggarakan. Karena faktor keamanan! Dan, berbahaya!
Terbunuhnya empat suprastruktur jenderal Iran. Sebagai akibat serangan tak terduga Israel ke Teheran (Jumat fajar). Berakibat sangat serius. Intelejen Iran lengah!
Mungkin! Inilah kali pertama pasca-Perang Dingan. Empat pimpinan teras militer sebuah negara kuat. Habis di "sapu bersih", dalam serangan kilat dan presisi. Mereka bukan tokoh sembarangan!
Sebuah bentuk "penghinaan" kepada Iran. Bagaimana mungkin? Kepala Garda Revolusi (setara Panglima tertinggi), Jenderal Hossein Salami, Kepala Staf Angkatan Darat (AD), Mayjen Mohammad Bagheri, komandan pasukan gabungan (Mayjen Gholamali Rashid)--tewas sekaligus.
"Pancing lawan untuk meninggalkan sarangnya"! Ahli strategi perang China kuno Sun Tzu, dalam satu teorinya. Tak mungkin ketiga suprastruktur penting Iran semudah itu, kalau bukan karena lengah. Kemana asisten operasi (asop) intelejennya?
Di awal tulisan, saya menyebutkan serangan "tipu" Israel! Apa itu? "Jerusalem Post" mensitir, sidang kabinet Israel (beberapa jam sebelum serangan) telah memberi "informasi palsu" yang dibocorkan. Dengan judul, "Liburan, Perjalanan Hantu, tipu daya penyanderaan". Iran lengah"!
"Iran Tertidur", oleh tipu muslihat Israel! Seolah hanya fokus pada pembebasan sandera Gaza, sidang kabinet setuju operasi militer. Lewat sandi "Shomer Sod", atau "penjaga rahasia". Iran sungguh-sungguh tidak mampu mendeteksi.
Tidak semua tahu (detilnya) rencana serangan mendadak Israel ke Teheran. Praktis hanya tiga orang: PM Benyamin Netanyahu, Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, dan Direktur Mossad David Barnea tahu detil dan rinci serangan tersebut (Jerusalem Post/13 Juni).
Iran sungguh-sungguh telah lengah. Permintaan Presiden AS Donald Trump, agar Israel tidak menyerang situs nuklir Iran. Yang seolah terjadi keretakan hubungan Trump-Netanyahu. Betul-betul menjadikan Iran "terlelap". Israel tak mungkin melakukannya, tanpa izin AS.
Terlebih akan ada perundingan nuklir Iran-AS di Oman (15 Juni/besok). Semua itu memberi keyakinan pada Iran, tak mungkin Israel melakukan serangan yang mematikan ini. Menlu AS Marco Rubio (The Guardian/13 Juni) menyebut, AS tidak terlibat menyerang Iran.
"Collateral Damage". Serangan Israel kali ini sangat fatal dan tak mungkin Iran tidak membalas. Sejumlah negara Teluk yang telah mempunyai hubungan dekat debgan Israel: UAE, Qatar, Oman, Kuwait, Bahrain, tentu waswas melihat perkembangan kini.
Terlebih sejumlah pasukan dan pangkalan militer AS, juga terdapat di sana. Bisa jadi, inklusifitas konflik akan menyasar secara kolateral.
Israel, tentu merasa menang! Namun, "collateral damage", sudah ada di gerbang. Pembalasan Iran akan menyasar ke semua yang berkaitan dengan AS-Israel di kawasan Teluk (Qatar, UAE, Oman, Kuwait, Bahrain).
Comments ( 0 )