Seruan UNHCR atas Kesulitan Warga Afrika Mengungsi dari Ukraina

Seruan UNHCR atas Kesulitan Warga Afrika Mengungsi dari Ukraina

KABARINDO, JOHANNESBURG – Keluhan banyak warga Afrika yang mengalami kesulitan untuk keluar dari Ukraina ditanggapi oleh Badan pengungsi PBB UNHCR pada hari Rabu (2/3).

Hampir 700.000 orang yang melarikan diri dari konflik Ukraina-Rusia telah diterima oleh negara-negara tetangga di Uni Eropa.

Namun, beberapa hari belakangan setelah serangan Rusia ke Ukraina, di media sosial beredar video dan kesaksian yang mengeluhkan diskriminasi terhadap orang Afrika di stasiun kereta api dan pos perbatasan.

UNHCR mengatakan ribuan warga Afrika dan warga negara asing lainnya, khususnya pelajar juga telah berebut untuk meninggalkan Ukraina sejak invasi Rusia pada 24 Februari.

Badan PBB itu kemudian mendesak pihak berwenang di negara-negara tetangga Ukraina untuk membuka perbatasan mereka bagi mereka yang mengaku telah ditolak aksesnya ke keselamatan.

Belum Diverifikasi

Laporan yang masuk menggambarkan bahwa beberapa orang Afrika di Ukraina ditolak aksesnya untuk naik kereta api yang membawa orang keluar ke negara-negara tetangga Uni Eropa, dan yang lainnya ditolak aksesnya untuk melintasi perbatasan mereka.

Buchizya Mseteka, juru bicara UNHCR yang berbasis di Afrika Selatan, mengatakan bahwa badan tersebut belum memverifikasi laporan tersebut tetapi mendesak negara-negara yang berbatasan dengan Ukraina untuk memastikan bahwa suaka dan perlindungan tersedia bagi semua.

"UNHCR sadar dan sangat prihatin dengan laporan pemrofilan rasial, kami mengetahui banyak dari laporan ini, kami menindaklanjuti dan jika mungkin kami telah melakukan intervensi," kata Mseteka.

Pemrofilan rasial adalah diskriminasi berdasarkan warna kulit atau ras dalam penegakan aturan atau hukum.

(Foto: Antrian warga asing yang hendak mengungsi dari Ukraina -Reuters)

"Posisi kami adalah bahwa terlepas dari kebangsaan dan ras, orang yang mencari perlindungan harus diizinkan untuk mencari keselamatan dan meninggalkan negara itu."

Disangkal

Mseteka mengatakan "UNHCR telah diyakinkan bahwa insiden profil rasial bukanlah kebijakan negara," katanya.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan dalam sebuah kiriman di Twitter bahwa orang Afrika yang mencari evakuasi perlu memiliki kesempatan yang sama untuk kembali ke negara asal mereka dengan selamat dan bahwa negaranya akan membantu menyelesaikan masalah.

Kantor perdana menteri Polandia menyatakan di Twitter: "Polandia menyediakan perlindungan bagi semua orang yang melarikan diri dari agresi Rusia terhadap Ukraina terlepas dari kebangsaan dan etnis mereka."

***(Sumber dan foto: Reuters)