Skrining dan Pencegahan Sejak Dini, Kunci Jaga Kesehatan Perempuan

Skrining dan Pencegahan Sejak Dini, Kunci Jaga Kesehatan Perempuan

Skrining dan Pencegahan Sejak Dini, Kunci Jaga Kesehatan Perempuan

KABARINDO, SURABAYA - Di balik keluarga yang hangat dan kuat, hampir selalu ada sosok ibu yang sehat, bukan hanya secara fisik, tetapi juga mental dan emosional. Dalam momentum Hari Ibu, para ahli mengingatkan bahwa menjaga kesehatan ibu sejak dini bukan sekadar bentuk cinta, melainkan investasi jangka panjang bagi kesehatan seluruh keluarga.

Menurut Fransiska Xaveria Aryani, M.Psi., Psikolog dari Primaya Hospital Kelapa Gading, kondisi kesehatan ibu dapat berdampak besar terhadap stabilitas psikologis keluarga.

“Ibu sering kali menempatkan kebutuhan keluarga di atas dirinya sendiri. Perlu menjadi perhatian jika ibu mengalami kelelahan fisik dan tekanan emosional, namun tidak tertangani. Ini dapat berdampak terhadap kesehatan mental ibu, yang kemudian mempengaruhi dinamika keluarga secara keseluruhan,” jelasnya.

Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan penyakit tidak menular seperti kanker payudara, kanker serviks, diabetes serta gangguan metabolik masih menjadi penyebab utama penurunan kualitas hidup perempuan Indonesia. Sebagian besar kasus ini baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut, saat penanganan menjadi lebih kompleks dan berisiko.

Fransiska menegaskan, skrining kesehatan rutin, termasuk perhatian pada kesehatan mental, menjadi langkah penting agar ibu tetap mampu menjalankan perannya secara optimal, tanpa mengorbankan kesejahteraan dirinya sendiri.

Pada fase kehamilan, kesehatan ibu tidak hanya menentukan keselamatan dirinya, tetapi juga tumbuh kembang janin. Dukungan emosional dari keluarga, asupan gizi seimbang serta pemantauan medis secara berkala menjadi pondasi utama kehamilan yang sehat.

dr. Risma Maharani, Sp. OG, MKes, spesialis obstetri dan ginekologi di Primaya Hospital Bekasi Timur, menekankan pentingnya pemeriksaan fetomaternal.

“Pemeriksaan kehamilan tidak hanya USG rutin, pemeriksaan fetomaternal juga dibutuhkan untuk membantu mendeteksi risiko sejak dini pada ibu maupun janin, sehingga potensi komplikasi dapat dicegah lebih awal,” ujarnya.

Waspadai penyakit kritis pada perempuan

Selain kehamilan, kesehatan reproduksi perempuan juga memerlukan perhatian serius. Di Indonesia, kanker merupakan penyebab kematian ketiga tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan), jenis kanker dengan angka kematian tertinggi adalah kanker payudara, kanker serviks, kanker paru, kanker kolorektal dan kanker hati. Kanker yang paling sering terjadi pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker serviks. WHO mencatat kanker serviks sebagai salah satu kanker terbanyak kedua pada perempuan, seharusnya dapat dicegah melalui vaksinasi HPV dan skrining rutin.

“Deteksi dini dan vaksinasi adalah dua kunci utama menurunkan risiko kanker serviks. Sayangnya, masih banyak perempuan datang berobat saat sudah bergejala berat,” tambah dr. Risma.

Di tengah kesibukan mengurus keluarga, kesehatan ibu sering kali terabaikan. Padahal tubuh dan pikiran yang sehat adalah kunci agar ibu bisa tetap aktif, bahagia dan hadir sepenuhnya untuk orang-orang tercinta.

Beberapa langkah sederhana ini bisa mulai dilakukan:

* Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mengetahui kondisi tubuh sejak dini, bahkan sebelum keluhan muncul.

* Konsumsi makanan bergizi dan cukup cairan agar tubuh tetap bertenaga sepanjang hari.

* Tetap aktif setiap hari, cukup dengan jalan kaki atau olahraga ringan 15–20 menit di rumah.

* Tidur yang cukup dan berkualitas untuk membantu tubuh pulih dan menjaga suasana hati.

* Jaga kesehatan mental, luangkan waktu untuk diri sendiri dan kelola stres dengan baik.

* Perhatikan kebersihan diri dan lingkungan agar ibu tetap sehat dan nyaman beraktivitas.

Foto: istimewa