Tanah Longsor di Brasil: 94 Tewas, Puluhan Hilang

Tanah Longsor di Brasil: 94 Tewas, Puluhan Hilang

KABARINDO, PETROPOLIS – Hari Kamis (17/2), pemerintah negara bagian Rio de Janeiro, Brasil, mengonfirmasi 94 kematian akibat banjir dan tanah longsor yang menyapu rumah dan mobil di kota Petropolis, sementara kemungkinan masih banyak korban tewas yang masih terperangkap di lumpur.

Rubens Bomtempo, walikota wilayah yang terletak di pegunungan itu, bahkan tidak memberikan perkiraan jumlah orang yang hilang, karena upaya pemulihan masih berlangsung.

"Kami belum tahu skala penuh dari ini," kata Bomtempo pada konferensi pers. “Itu adalah hari yang sulit, hari yang sulit.”

Terekam Video

Lebih dari 24 jam setelah banjir mematikan Selasa pagi (15/2), para penyintas berjuang menggali untuk menemukan orang-orang terkasih yang hilang. 

Kantor kejaksaan Rio de Janeiro mengatakan dalam sebuah pernyataan Rabu malam (16/2) bahwa mereka telah menyusun daftar 35 orang yang belum ditemukan.

(Foto: Petugas penyelamat sedang menyelidiki lokasi bencana. -AP)

Rekaman yang diposting di media sosial menunjukkan arus deras menyeret mobil dan rumah melalui jalan-jalan, serta air yang terus berputar-putar di kota. 

Satu video menunjukkan dua bus tenggelam ke sungai yang meluap ketika penumpangnya memanjat keluar jendela, berebut untuk mencari keselamatan. Beberapa tidak berhasil sampai ke tepi dan hanyut, hilang dari pandangan.

Pada Rabu pagi, rumah-rumah terlihat terkubur di bawah lumpur sementara peralatan dan mobil berserakan di jalanan.

Kota Kaisar

Petropolis, dinamai seperti mantan kaisar Brasil, telah menjadi tempat perlindungan bagi orang-orang yang melarikan diri dari panasnya musim panas dan turis yang ingin menjelajahi apa yang disebut "Kota Kekaisaran."

Kemakmurannya juga telah menarik penduduk yang lebih miskin dari daerah-daerah miskin di Rio. Populasinya tumbuh sembarangan, memenuhi lereng gunung sekarang dengan rumah-rumah kecil berdempetan. 

Banyak di antara bangunan di sana berada di daerah yang tidak layak untuk dibangun dan menjadi lebih rentan oleh deforestasi serta drainase yang tidak memadai.

(Foto: Pemandangan dari udara setelah bencana -AP)

Departemen pemadam kebakaran negara bagian mengatakan curah hujan 25,8 sentimeter turun dalam tiga jam pada hari Selasa. Volume itu hampir sebanyak gabungan curah hujan 30 hari sebelumnya, menjadikannya curah hujan terbesar sejak 1932.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyatakan solidaritas saat dalam perjalanannya ke Rusia, dan Balai kota Petropolis mengumumkan tiga hari berkabung atas tragedi tersebut.

***(Sumber dan foto: Associated Press)