Tiga Tahun Dipenjara Tanpa Tuntutan, Putri Kerajaan Saudi Dibebaskan

Tiga Tahun Dipenjara Tanpa Tuntutan, Putri Kerajaan Saudi Dibebaskan

KABARINDO, RIYADH – Seorang putri Saudi dan anak perempuannya yang ditahan tanpa tuduhan selama hampir tiga tahun di Riyadh telah dibebaskan, menurut sebuah organisasi hak asasi manusia, Sabtu (8/1).

"Basma binti Saud dan putrinya Suhoud yang ditahan sejak Maret 2019 telah dibebaskan," kata organisasi hak asasi manusia Arab Saudi ALQST yang berbasis di London di Twitter.

"Selama penahanannya tidak ada tuduhan yang ditujukan kepadanya," tambah LSM tersebut, menyesali "kelalaian" pihak berwenang dalam menangani kondisi kesehatan sang putri.

Putri Basma ditangkap sesaat sebelum perjalanannya ke Swiss untuk perawatan medis, menurut sumber yang dekat dengan keluarganya. Kondisi penyakitnya tidak pernah diungkapkan ke publik.

Pengusaha wanita berusia 57 tahun dengan kepribadian yang blak-blakan itu telah mengajukan banding kepada Raja Salman dan Putra Mahkota Muhammad bin Salman pada April 2020 untuk pembebasannya dengan alasan kesehatan.

Menurut keluarganya, Putri Basma, anak bungsu dari mendiang Raja Saud bin Abdul Aziz, dikenal karena sikapnya yang mendukung reformasi dan penolakannya terhadap pelanggaran-pelanggaran di Arab Saudi.

Putri Saudi ditahan di penjara Al-Hair, yang terletak di dekat Riyadh dan dikenal menampung banyak tahanan politik.

(Foto: Putri Saudi Basmah Bint Saud Bin Abdulaziz berbicara tentang peran perempuan di Timur Tengah di Middle East Institute di Washington, DC., 12 April 2017 -AFP)

Dulu sangat berhati-hati, keluarga kerajaan Saudi telah terguncang keras sejak kebangkitan putra mahkota pada tahun 2017. Kini, Muhammad bin Salman dianggap telah menjadi penguasa de-facto dari monarki minyak yang kaya itu.

Beberapa bangsawan Saudi terkemuka telah digulingkan atau dicurigai oleh pemerintah. Pada Maret 2020, pengawal kerajaan menangkap saudara laki-laki dan keponakan Raja Salman dengan tuduhan merencanakan kudeta terhadap MBS, menurut beberapa sumber.

Beberapa LSM secara teratur mengecam pelanggaran hak dan kebebasan di kerajaan konservatif ini dan upaya sang putra mahkota untuk melunakkan citranya di seluruh dunia dengan acara olahraga dan konser musik pop. ***(Sumber: Euronews, BBC, AFP, Twitter)