Tips Gaya Hidup Sustainable untuk Pemula ala Social Enterprise

Tips Gaya Hidup Sustainable untuk Pemula ala Social Enterprise

Tips Gaya Hidup Sustainable untuk Pemula ala Social Enterprise

Surabaya, Kabarindo– Siapa di antara kita yang masih sering menggunakan plastik sekali pakai, membakar sampah atau lupa mematikan listrik pada siang hari?

Kebiasaan-kebiasaan seperti ini, walau terlihat sepele, tapi memiliki konsekuensi serius bagi lingkungan. Beberapa dampak negatif yang timbul dapat berupa kerusakan ekosistem, punahnya spesies,dan masalah kesehatan.

Tanpa disadari, kita sering kali masih menjadi kontributor utama terhadap berbagai masalah lingkungan. Karena itu, kita perlu meningkatkan kesadaran tentang peran kita dalam menjaga kelestarian bumi, termasuk lingkungan.

Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk memulai gaya hidup ramah lingkungan (sustainable lifestyle) untuk mencegah kerusakan lingkungan yang lebih parah. Gaya hidup ini bisa kita mulai kapan saja.

Simak tips mudah berikut ini untuk menjadi pahlawan bumi.

Kurangi penggunaan plastik sekali pakai (single use plastic)

Kita tahu plastik sekali pakai, seperti kantong plastik, sedotan dan botol plastik merupakan penyumbang terbesar polusi lingkungan. United Nations Environment Program (UNDP) memperingatkan polusi plastik di lautan diprediksi akan melonjak drastis hingga tiga kali lipat dari sebelumnya 9-14 juta ton pada 2016 menjadi 23-27 juta ton pada 2040 jika tidak dilakukan langkah pencegahan.

Untuk ikut andil dalam mengurangi sampah plastik, kita bisa menerapkan conscious living dengan membawa tas belanja sendiri saat berbelanja, menggunakan botol minum isi ulang dan menghindari penggunaan sedotan.

Salah satu social enterprise (SE) yang aktif mendorong gerakan conscious living untuk mengurangi single use plastic adalah Liberty Society. Sejak didirikan pada 2019 oleh Tamara Gondo, Liberty Society aktif mengolah sampah korporat seperti plastik, tekstil dan kardus menjadi merchandise dan gift sets dalam skema penjualan Business-to-Business (B2B).

"Kunci menerapkan gaya hidup sustainable adalah mulai dari diri sendiri. Kita perlu secara sadar mempertimbangkan apa saja yang kita butuhkan, memikirkan dampak jangka panjang yang akan timbul saat membeli produk, serta meminimalisir single use plastic dengan mencari alternatif yang sustainable. Setelah terbiasa, barulah kita bisa membagikan kesadaran (awareness) kepada orang lain dan menyebarluaskan dampaknya," kata Marketing Associate Liberty Society Rachel Dwieputri.

Pilah sampah anorganik dan organik

Memilah sampah bukan hanya tugas petugas kebersihan. Kita bisa berkontribusi dengan memisahkan sampah. Sering kali sampah bertumpuk menjadi benda yang tak terpakai, padahal di balik itu terdapat potensi besar untuk menyelamatkan bumi. Sampah anorganik seperti wadah plastik, botol kaca dan logam bekas dapat diolah menjadi produk pakai baru seperti tas dan aksesoris, hiasan dinding serta perabot rumah tangga. Sedangkan sampah organik seperti sisa dapur, makanan, sayuran dan kulit buah dapat diolah menjadi kompos tanah serta pakan ternak hewan.

Magalarva, didirikan oleh Rendria Labde, merupakan SE yang memiliki misi untuk mengeliminasi sampah makanan dan membangun ekosistem lingkungan yang mendukung petani dalam menyediakan pakan hewan berbasis serangga yang berkelanjutan. Dalam hal ini, Magalarva berfokus pada pengumpulan sampah makanan yang diolah dengan black soldier fly (BSF) untuk menjadi pakan ternak dan piaraan berkualitas tinggi.

"Memilah/memisahkan sampah itu menjadi bagian penting dari pengelolaan sampah. Jika sudah dipilah, maka ini akan memudahkan banyak pihak yang berkomitmen untuk mengelola sampah lebih lanjut. Bahkan memilah sampah juga bisa menjadi pemasukan tambahan untuk kita, karena ada beberapa pihak yang bersedia membayarnya,” ujar Rendria.

Stop pembakaran sampah

"Pembakaran sampah menjadi salah satu penyumbang polusi udara. Menghindari kegiatan tersebut menjadi salah satu upaya simple yang dapat dilakukan masyarakat dalam kesehariannya agar tidak memperparah kualitas udara," terang Co-founder & CEO Nafas Nathan Roestandy.

Membakar sampah rumah tangga, plastik dan kayu yang dicat adalah praktik yang tidak ramah lingkungan dan membahayakan kesehatan dalam jangka panjang. Asap pembakaran sampah mengandung bahan kimia beracun yang mencemari udara dan dapat terhirup oleh manusia maupun hewan. Karena itu, penting untuk menghindari pembakaran sampah dan mencari solusi pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan.

Penasaran dengan kualitas udara di sekitar anda? Nafas sebagai sebuah SE memiliki misi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap udara serta dampaknya terhadap kesehatan dan kehidupan mereka. Salah satu produk yang telah mereka kembangkan adalah aplikasi ‘Nafas’ yang bisa digunakan untuk melihat kualitas udara secara real time, terlokalisir dan akurat.

Gunakan produk alternatif yang ramah lingkungan

Menggantikan penggunaan produk alternatif yang ramah lingkungan merupakan investasi jangka panjang untuk menjamin kesejahteraan planet kita dan generasi mendatang. Produk ramah lingkungan juga sering kali diproduksi menggunakan teknologi dan bahan baku yang lebih berkelanjutan, sehingga membantu memperpanjang umur sumber daya alam yang terbatas. Saat ini, banyak inovasi produk ramah lingkungan yang berkualitas dengan harga bersaing.

Foto: istimewa