Warga Jepang Kecewa akan Pembaruan Penanganan Pandemi

Warga Jepang Kecewa akan Pembaruan Penanganan Pandemi

KABARINDO, TOKYO – Hasil jajak pendapat terhadap warga Jepang yang dilansir kantor berita Reuters, Senin (21/2) menunjukkan kekecewaan mereka akan pembaruan (update) penanganan pandemi di negara mereka.

Sejumlah 73% responden survey kantor berita Kyodo yang diadakan selama akhir pekan lalu merasa peluncuran suntikan booster di Jepang terlalu lambat, meskipun 54,1% menyetujui bagaimana pemerintah menangani virus corona secara keseluruhan.

Hanya sekitar 14,4% populasi yang telah menerima suntikan booster, meskipun hampir 30% dari negara tersebut berusia 65 tahun atau lebih, menjadikan risiko mereka terpapar COVID-19 lebih besar.

Perdana Menteri Fumio Kishida, 64, telah berulang kali berjanji untuk mempercepat program booster.

Ia mengatakan pada konferensi pers minggu lalu bahwa dia sendiri belum menerima boosternya, tetapi kemungkinan mendapatkannya pada awal Maret.

Bulan Mematikan

Sebenarnya, program booster telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Dengan lebih dari 700.000 suntikan dalam satu hari, target Kishida, yakni 1 juta pada akhir Februari, hampir tercapai.

Namun, Februari 2022 ini menjadi bulan pandemi paling mematikan bagi Jepang pada hari Sabtu (19/2), dengan 3.033 kematian sepanjang bulan ini.

Mungkin, hal tersebut yang menyebabkan hampir setengah (45.7%) dari responden survei itu mengatakan "terlalu dini" untuk melonggarkan kontrol perbatasan, sebuah langkah yang rencananya akan dilakukan secara bertahap mulai 1 Maret mendatang. Sebaliknya, 16,3% menganggap keputusan itu sudah terlambat.

Pelonggaran itu termasuk pembukaan perbatasan untuk orang asing kecuali turis.

Peraturan pembatasan COVID-19 Jepang tergolong yang paling ketat di antara negara-negara kaya, tetapi di dalam negeri telah mendapat kecaman oleh  kaum pebisnis dan pendidik. 

Walaupun hasil jajak pendapat telepon dua hari yang diselenggarakan Kyodo itu secara keseluruhan menggambarkan ketidakpuasan mereka akan kelambanan pemerintah dalam menangani pandemi belakangan ini, dukungan untuk sang perdana menteri masih cukup kuat.

Secara keseluruhan, dukungan untuk Kishida naik sedikit menjadi 56,6%, tetapi ketidaksetujuan terhadap pemerintahannya naik tipis 2,2 poin menjadi 27,4%.

***(Sumber dan foto: Reuters)