Yayasan Konservasi Alam Nusantara Lakukan EduTalk Ajak Masyarakat Dukung Kampanye Konservasi Laut Global 'Keep Our Oceans Amazing'
KABARINDO, JAKARTA - Kampanye “Keep Our Oceans Amazing” yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang tantangan serta isu yang mengancam kelestarian laut dan satwanya pertama kali diluncurkan secara global pada pertengahan November 2022. Kampanye ini diluncurkan dalam rangka menyambut peluncuran film terbaru besutan 20th Century Studios, yaitu Avatar: The Way of Water, yang mulai tayang di berbagai negara 14 Desember kemarin. Inisiatif “Keep Our Oceans Amazing” dicanangkan untuk mendukung program pelestarian laut yang dilakukan oleh mitra lembaga konservasi nirlaba internasional The Nature Conservancy (TNC), terutama dalam upaya melindungi 10 satwa laut dan habitatnya yang dianggap berisiko terancam punah, yang diselaraskan dengan keindahan Pandora, alam yang diciptakan dalam film Avatar: The Way of Water.
Salah satu kegiatan dari rangkaian kampanye “Keep Our Oceans Amazing” di Indonesia, adalah EduTalk yang digelar di Jakarta Aquarium & Safari (JAQS) pada 17 Desember 2022. Acara tersebut menghadirkan Coral Reef Specialist dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Rizya Ardiwijaya. ”Kelestarian ekosistem laut beserta spesies yang ada di dalamnya merupakan tanggung jawab kita bersama. Melakukan pengelolaan secara berkelanjutan adalah bentuk aksi nyata yang bisa kita lakukan,” terang Coral Reef Specialist YKAN Rizya Ardiwijaya.
Di Indonesia, laut mempunyai arti penting, karena dua per tiga wilayah Indonesia merupakan perairan yang menopang kehidupan lebih dari 60% penduduk. Selain itu, perairan Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia. Karena faktor ini, Indonesia merupakan bagian penting dari inisiatif kampanye “Keep Our Oceans Amazing”, yang didukung oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara, sebagai mitra utama TNC di Indonesia. Apalagi, tujuh dari 10 spesies laut yang menjadi target upaya konservasi di dalam kampanye “Keep Our Oceans Amazing” dapat ditemukan di laut Indonesia.
"Keberlanjutan kehidupan di Planet Bumi sangat bergantung pada kesehatan laut. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kelestariannya. Laut menghasilkan setengah dari udara yang kita hirup, menyediakan mata pencaharian bagi miliaran orang, dan merupakan rumah bagi aneka ragam spesies," kata Ratih Loekito, Direktur Pengembangan dan Pemasaran YKAN. Ratih menambahkan bahwa upaya pelestarian laut memerlukan kolaborasi semua pihak dan lewat bermacam medium, seperti kampanye “Keep Our Oceans Amazing” ini.
Film Avatar: The Way of Water bercerita tentang klan samudera dengan beragam makhluk laut, yang menginspirasi penonton untuk terhubung dengan keindahan ekosistem laut yang terhampar di berbagai belahan dunia. Film ini dilengkapi dengan deretan adegan menakjubkan yang menampilkan bioluminescence yang sangat hidup dan keindahan lanskap bawah air Pandora, yang menginspirasi kita semua untuk menilik kembali keajaiban ekosistem lautan kita. Tema ini mengingatkan kita bahwa laut meliputi 70% dari keseluruhan area di Planet Bumi dan merupakan rumah bagi keragaman kehidupan yang luar biasa. Ekosistem laut juga merupakan sumber makanan, penghidupan, dan memproduksi lebih dari setengah oksigen yang dihirup oleh manusia tiap harinya. Sayangnya, hanya terdapat kurang dari 8% dari ekosistem unik ini yang telah berhasil dilindungi.
Kampanye “Keep Our Oceans Amazing” bertujuan untuk melindungi 10 satwa laut dan habitatnya dari ancaman kepunahan, termasuk paus beluga, paus biru, hiu paus, penyu sisik, manatee, pari manta, ikan kakatua, karang staghorn, singa laut, dan mangrove, sebagai spesies penting pesisir yang merupakan habitat bagi banyak spesies Spesies-spesies laut tersebut dapat ditemukan di perairan yang tersebar di seluruh dunia dan banyak dari mereka memiliki kemiripan dengan makhluk dan habitat yang ditemukan di Pandora yang tampil di sepanjang film Avatar: The Way of Water. Setiap spesies hewan dan tumbuhan di atas juga diklasifikasikan sebagai rentan atau terancam punah berdasarkan IUCN.
Comments ( 0 )