Batuan Andesit, Harta Karun Desa Wadas Pemicu Konflik

 Batuan Andesit, Harta Karun Desa Wadas Pemicu Konflik

KABARINDO, JAKARTA- Penangkapan dan kericuhan antara warga dan aparat dalam proses pengukuran lahan warga untuk penambangan batu andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, terus mendapat sorotan publik. Karena, oknum aparat dinilai telah bertindak represif terhadap warga yang menolak pembangunan tambang.

Tambang andesit ini merupakan bahan baku untuk pembangunan proyek Bendungan Bener. Jaraknya 10 kilometer dari Desa Wadas.

Apa itu batuan andesit?

Dijelaskan oleh ahli geologi, Hobart M. King, andesit adalah batuan yang biasanya ditemukan di gunung berapi. Bisa dibilang andesit ini merupakan batuan vulkanik. Terbentuk di aliran lava yang dihasilkan oleh stratovolcanoes di atas zona subduksi. Karena aliran lava ini mendingin dengan cepat di permukaan, mereka membentuk kristal kecil.

Andesit mengandung komposisi mineral antara granit dan basal. Butiran mineral ini sangat kecil sehingga tidak bisa dilihat secara kasat mata. Andesit kaya akan mineral plagioklas feldspar, kuarsa, amphibole, dan biotit.

Dengan kandungannya ini, andesit biasanya punya karakteristik warna abu-abu kebiruan dan berbutir halus. Tapi untuk melihat lebih jelas warna dan kandungan di dalam andesit, batu harus dihancurkan terlebih dahulu menjadi butiran halus.

Sementara dijelaskan dalam Geology Science, nama andesit sendiri diambil dari nama Pegunungan Andes, yakni pegunungan yang membentang di sepanjang pesisir barat Amerika bagian selatan. Beberapa wilayah yang memiliki gunung berapi aktif juga bisa menjadi tempat batu andesit, termasuk di Gunung Krakatau.

Batuan andesit ini biasanya digunakan untuk fondasi bangunan, termasuk untuk ubin karena tidak licin, konstruksi jalan, digunakan untuk landskap taman, atau dalam pembuatan patung dan monumen.

 

Sumber: Kumparan.com

Foto: Istimewa