Invasi Rusia ke Ukraina: Terburuk sejak PD II
KABARINDO, KYIV/MARIUPOL – Upaya diplomatik internasional yang panjang berakhir sia-sia dengan serbuan pasukan Rusia ke Ukraina melalui darat, laut dan udara pada Kamis (24/2), menjadikannya serangan terbesar terhadap suatu negara sejak Perang Dunia Kedua.
Dihujani rudal terus-menerus, Ukraina melaporkan sejumlah besar pasukan mengalir melintasi perbatasannya dari Rusia dan Belarusia, dan mendarat di pantai dari Laut Hitam dan Azov.
Pasukan Ukraina memerangi pasukan Rusia di hampir seluruh perbatasan, dan pertempuran sengit terjadi di wilayah Sumy, Kharkiv, Kherson, Odessa dan di bandara militer dekat Kyiv, kata seorang penasihat kantor kepresidenan.
Di ibukota Kyiv, yang berpenduduk tiga juta orang, ledakan terdengar sebelum fajar dan berlangsung sepanjang Kamis pagi. Suara tembakan dan sirene terdengar terus-menerus, mengiringi lalu lintas kota yang tersedat karena sebagian penduduk memutuskan untuk mengungsi.
"Rusia secara berbahaya menyerang negara kami di pagi hari, seperti yang dilakukan Nazi Jerman di tahun-tahun Perang Dunia II," cuit Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
"Rusia telah memulai jalan kejahatan, tetapi Ukraina membela dirinya sendiri dan tidak akan melepaskan kebebasannya, tidak peduli apa yang dipikirkan Moskow," lanjutnya.
Menyerukan rakyat Ukraina untuk membela negara mereka, dia mengatakan senjata akan diberikan kepada siapa pun yang siap untuk berperang. Dia juga mendesak penduduk Rusia untuk turun ke jalan untuk memprotes tindakan pemerintah mereka.
Presiden AS Joe Biden menyebut tindakan Rusia itu sebagai "serangan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan".
Ketua Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan blok itu akan memberlakukan babak baru sanksi yang akan memukul ekonomi Rusia dengan parah.
Sementara, Kepala urusan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan: "Ini adalah salah satu dari jam-jam tergelap di Eropa sejak Perang Dunia Kedua."
***(Sumber dan foto: Reuters)
Comments ( 0 )