IOH Luncurkan Program Konservasi Laut, Berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

IOH Luncurkan Program Konservasi Laut, Berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

IOH Luncurkan Program Konservasi Laut, Berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

Wujud kepedulian pada lingkungan

Surabaya, Kabarindo- Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) meluncurkan program CSR Konservasi Laut di Jembrana, Bali, yang berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.

Program ini memiliki 4 fokus yaitu rehabilitasi habitat laut, pengelolaan sampah plastik di daerah pesisir, penguatan komunitas konservasi penyu dan penguatan masyarakat di lingkungan sekitar.

President Director & CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, mengatakan melalui program CSR Konservasi Laut di Jembrana, IOH berkomitmen untuk berperan aktif dalam menciptakan kawasan konservasi laut yang lebih sehat dengan dukungan penuh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI serta berbagai komunitas pegiat lingkungan.

“Hal ini sejalan dengan UN Sustainable Development Goals (UN-SDGs) nomor 14: Ekosistem Lautan, melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera untuk pembangunan berkelanjutan,” ujarnya pada Jumat (5/8/2022).

Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono, menambahkan program tersebut bagian dari program ekonomi biru yang pelaksanaannya ada peran aktif semua pihak mulai dari pelaku usaha, pemerintah hingga kelompok masyarakat dalam menjaga kesehatan laut.

“Saya harap program ini dapat menginspirasi pihak lain untuk bersama-sama menjaga ekosistem kelautan guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Salah satu kegiatan dalam program konservasi laut yang diluncurkan sejalan dengan Program Bulan Cinta Laut (BCL) yang digagas pihaknya. BCL merupakan program ekonomi biru KKP untuk mengurangi pencemaran sampah plastik di laut dengan melibatkan berbagai pihak.

“Pengelolaan sampah plastik di daerah pesisir di program konservasi laut ini sejalan dengan program BCL-nya KKP. Semakin banyak yang terlibat, tentu persoalan sampah semakin cepat kita tuntaskan. Dan pada Agustus nanti, kami akan menggelar pre-event BCL di Mandeh, Sumatera Barat, dan kick-offnya pada Oktober nanti di Bali,” ujar Trenggono.

Kawasan Jembrana dipilih karena berpotensi menjadi kawasan konservasi seluas 3.500 hektar yang memiliki target nilai konservasi tinggi untuk biota laut yang terancam punah (penyu dan hiu), habitat penting lautan (bakau, lamun dan terumbu karang), potensi perikanan (lemuru dan ikan karang), tempat budidaya ikan dan udang serta ekowisata bahari. Jembrana juga merupakan 1 dari 14 prioritas pantai lokasi peneluran penyu di Indonesia.

Gubernur Bali, Wayan Koster, mengatakan pengelolaan kawasan konservasi dan pengelolaan sampah merupakan kegiatan sinergis dalam mendukung pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 yang berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya-upaya pengendalian perubahan iklim.

“Peresmian Program CSR Indosat Ooredoo Hutchison untuk Konservasi Laut di Bali semakin menguatkan kegiatan perlindungan dan pelestarian ekosistem pesisir dan keanekaragaman jenis flora dan fauna di perairan pesisir dan pulau-pulau kecil di Provinsi Bali. Program ini juga mendukung pemerintah dalam implementasi tiga agenda EDM CSWG (Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group),” ujarnya.

Vikram menambahkan, lingkungan merupakan salah satu pilar dalam program CSR. Hal ini merupakan wujud komitmen IOH untuk berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan hidup di Indonesia. Program yang diluncurkan hari ini juga bertujuan mendukung pemerintah dalam implementasi 3 agenda prioritas utama pertemuan G20 EDM CSWG yaitu mendukung pemulihan yang lebih berkelanjutan, peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan, serta peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan pengendalian perubahan iklim.