IRWATA Perkuat Ekosistem Investasi Aset Kripto dalam IRWATA Summit 2025
Dari Kiri : Ketua Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) Hendra Suryakusuma, Wakil Ketua Kemitraan IRWATA, dan Ketua Umum IRWATA Mochamad Sabdo Yusmintiarto. (FOTO/KABARINDO)
KABARINDO, JAKARTA -- Investasi dalam bentuk aset kripto terus mengalami peningkatan di Indonesia, seiring dengan semakin berkembangnya minat masyarakat terhadap teknologi blockchain dan potensi keuntungan yang ditawarkan. Beberapa platform kripto kini menjadi pilihan utama bagi investor yang ingin berpartisipasi dalam pasar yang dinamis ini.
Teknologi blockchain kini semakin diminati oleh berbagai sektor industri, termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam. Salah satu organisasi yang sedang menggali potensi teknologi ini adalah Asosiasi IRWATA (Indonesian Resources and Waste Technology Association). Dalam upaya untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya, Asosiasi IRWATA memandang blockchain sebagai solusi inovatif yang dapat mengatasi tantangan-tantangan utama di sektor ini.
"Blockchain akan berkembang seperti meledaknya dotcom dan start up. Sekarang akan jadi era baru dunia kripto,"tegas Ketua Umum IRWATA Mochamad Sabdo Yusmintiarto di Jakarta Senin (20/1/2025). Dia menambahkan, dengan adanya aset kripto, akan mengurangi beban masyarakat dari pinjol.
Industri blockchain, Web3, AI, dan kripto terus berkembang pesat, dengan valuasi global perusahaan di sektor ini mencapai triliunan dolar AS. Di Indonesia, data dari Kementerian Perdagangan menunjukkan jumlah investor kripto mencapai 20,4 juta orang, dengan nilai transaksi mencapai ratusan triliun rupiah per tahun. Teknologi ini menawarkan solusi transparan, inklusif, dan efisien, menjadikannya inovasi utama dalam sektor finansial.
Namun, perkembangan pesat ini juga menghadirkan tantangan, seperti kegagalan proyek blockchain, lemahnya regulasi, serta kerugian yang dialami masyarakat dan investor. Oleh karena itu, model bisnis baru yang mengintegrasikan real-world assets (RWA) dengan teknologi blockchain mulai berkembang. Model ini tidak hanya mendukung bisnis dunia nyata tetapi juga menciptakan peluang ekonomi yang lebih inklusif.
Gelaran IRWATA Summit 2025 yang dihelat pada 26 Februari 2025 mendatang dirancang sebagai ajang global yang akan menghadirkan lebih dari 50 founder dan co-founder proyek blockchain internasional, seperti XRP, Polygon, Peaq Network, Chainlink, dan lainnya. "Acara ini bertujuan untuk memposisikan Indonesia sebagai pusat inovasi digital dan tokenisasi RWA, sekaligus menjadi model bagi negara lain.
"Bagi Indonesia, IRWATA Summit adalah momentum strategis untuk menarik investasi di sektor pertanian, karbon kredit, dan pembiayaan inklusif,"ujar Sabdo.
Acara ini juga diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi investasi unggulan dalam ekonomi digital. Selain itu, acara ini juga memberikan wawasan kepada peserta tentang perkembangan terkini di dunia blockchain, Web3, dan model bisnis berbasis real-world assets. Dengan peluncuran Gerakan Nasional Digital, IRWATA akan menjadi pelopor tokenisasi real-world assets.
Baby Kristami Wakil Ketua Kemitraan IRWATA mengatakan banyak agenda yang akan dijalankan dalam IRWATA SUMMIT 2025. Termasuk bekerjasama dengan pemerintah. Diantaranya dala hal ketahanan pangan dengan investor dari Saudi Arabia dan China.
Sedangkan Ketua Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO), Hendra Suryakusuma mengatakan, investasi aset kripto terus meningkat. Pada 2024 ada 21 juta investor dengan nilai transaksi Rp475 triliun. "Lebih dari 70% investor kripto dibawah 30 tahun,"ungkapnya.
Comments ( 0 )