Kak Seto & KAMI Perkuat LSF; Songsong HAN 2019
Gedung Film, MT.Haryono, Jakarta, Kabarindo- Beragam acara dan program menarik sudah mulai digelar sampai songsong Hari Anak Nasional 23 Juli mendatang.
Kak Seto sebagai Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia disingkat LPAI gandeng Koalisi Anak Madani Indonesia bersama SAI (Sahabat Anak Indonesia). Hadir Sahabat Yatim Indonesia-Sayati, Forum Komite Sekolah se-DKI, Kepsek Sahabat Anak, Forum Biarawan Sahabat Anak, DFI, Apkomindo dan lainnya.
"LSF punya program Sensor Mandiri yang harus kita dukung, saya tahu dari media massa dan sudah 25 tahun terakhir saya tidak pernah ke LSF. Kala itu era Tatiek Cs dan sudah banyak yang berubah dari era 35mm ke DCP dengan cara sensor dengan kategorisasi. Semua terjelaskan dengan baik dan saya jadi paham dan siap bantu sosialisasi ke keluarga Indonesia bahwa menonton secara bijak artinya sesuai dengan usia, " papar Kak Seto sesaat setelah gelar forum diskusi bersama organisasi Perlindungan Anak lainnya dan para anggota LSF dipimpin Yani Basuki sebagai Ketua.
Yani Basuki mengingatkan eksistensi Permendikbud RI no.14 2019 tentang Pedoman dan Kriteria Penyensoran, Penggolongan Usia Penonton dan Penarikan dan Iklan Film dari Peredaran.
"Publik harus paham pada pasal 17 penggolongan usia penonton itu hanya ada 4 yakni SU, R13, D17 dan D21 untuk penonton usia 21 tahun atau lebih. Kami kolektif kolegial jadi senang dan sambut gembira kehadiran Kak Seto dan organisasi masyarakat lainnya sambut HAN 2019, " jelas Yani mengawali diskusi.
Dari pengamatan redaksi yang juga admin Demi Film Indonesia, Kak Seto meminta LSF tidak hanya fokus pada pornigrafi dan tindak kekerasan tapi juga isyu lainnya seperti waspada kampanye LGBT, paham yang bertentangan dengan Pancasila serta penistaan agama.
Syamsul Lussa sebagai anggota LSF mengingatkan pentingnya FGD untuk merevisi agar Permen bisa lebih sempurna untuk melindungi kepentingan anak tapi yang jelas menurut Yani Basuki sebagai Ketua LSF sudah banyak film yang ditolak dan apabila masih punya persinggungan dengan kepentingan bamgsa dan budaya didiskusikan dengan filmaker dan produser.
LSF kekinian memang mendahulukan diskusi dan mencari solusi bersama dan program Sensor Mandiri terus disosialisasikan agar peran orang tua dan masyarakat ikut mengawal usia tepat menonton sesuai film yamg akan ditonton.
Pihak Sayati dan Komite Sekolah ikut menegaskan akan pengawasan orang tua dan sekolah akan Sensor Mandiri.
"Kami mengajak LSF ke sekolah-sekolah agar Sensor Mandiri lebih membumi di dunia pendidikan, " imbuh kak Yudhi Sayati.
Awesome.......Ayo Perkuat LSF untuk Masa Depan Anak-Anak Indonesia.....!
Comments ( 0 )