Kawan GanjarMahfud ’98 Gelar Mimbar Demokrasi: “Kembalikan Reformasi dan Tolak Neo-Orba!”

Kawan GanjarMahfud ’98 Gelar Mimbar Demokrasi: “Kembalikan Reformasi dan  Tolak Neo-Orba!”

KABARINDO, JAKARTA - Untuk memulihkan  demokrasi dan memperbaiki kehidupan rakyat Indonesia di masa depan, Kawan GanjarMahfud  ’98 menggelar kegiatan Mimbar Demokrasi yang kali ini mengangkat tema: “Kembalikan  Reformasi dan Tolak Neo-Orba!” di panggung Tim Koordinasi  Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) di Jalan Diponegoro Nomor 72, Jakarta Pusat, Rabu (22/11/2023).

“Melalui Mimbar Demokrasi ini, Kawan GanjarMahfud ’98 hendak mengedukasi dan  mengajak rakyat Indonesia untuk kembali ke Reformasi 1998 dan menolak Neo-Orba," ucap Yusuf Lakaseng,  mantan pengurus PRD yang kini menjabat sebagai Ketua Bidang Politik DPP Partai  Perindo.

Sementara itu, Suroso, Sekrestaris Kawan Ganjar- Mahfud yang juga mantan aktiviis dan napol 98 menjelaskab bahwa kaum borjuis dan feodal (oligarki) mencengkram politik nasional dan lokal  sehingga rakyat hidup dalam demokrasi borjuis. Orba dengan “konglomerasi” menghancurkan  ekonomi politik nasional. Kaum kapitalis semu (ersatz capitalist) berperan sebagai ‘makelar’  kapitalis global. Dan 1% orang Indonesia mampu menguasai 50% kekayaan atau aset nasional,  sehingga menciptakan ketimpangan. 

"Sementara 90% rakyat saling berkonflik memperebutkan  50% sumber daya yang tersisa. Korupsi, kolusi, nepotisme, pelanggaran HAM, perusakan  lingkungan, pembungkaman, pembodohan, pelangkaan pangan, dan lain-lain yang terjadi sejak  Orba masih berlangsung hingga Orde Neo-Orba kini,” jelasnya.

Suroso melanjutkan, pantang hukumnya memilih pemimpin yang tidak amanah, berkhianat pada konstitusi,  menyelewengkan kuasa, berkolusi dengan kapitalis asing, menindas rakyat, dan mempraktikkan nepotisme serta korupsi.  Rakyat harus bersatu padu melawan setiap upaya  rezim untuk mengembalikan kekuatan sisa-sisa Orba. Rakyat harus menghadang setiap usaha rezim Neo-Orba  untuk bercokol kembali. Rakyat jangan memilih penguasa yang zalim dan berkhianat pada  konstitusi,” terang Suroso lagi.

Pilpres merupakan wujud nyata dari demokrasi dalam menentukan kelangsungan  kepemimpinan nasional. Kita tidak ingin masa depan anak, cucu, dan cicit kita hancur oleh kaum despotik dan nepotis, jika mereka menguasai Republik Indonesia ini. 

“Saatnya  merapatkan barisan seluruh rakyat, tua-muda, laki-perempuan, bineka tunggal ika, melawan  setiap Upaya ekstrimisme dan intoleran hasil rekayasa Neo-Orba. Saatnya memenangkan  pemerintahan yang baru berasama pasangan Ganjar-Mahfud MD yang lebih memberikan harapan dan perubahan menuju Indonesia adil,  makmur, sejahtera, dan unggul. Cita-cita reformasi harus kita bangkitkan kembali, dan saya yakin pasangan Ganjar-Mahfud MD bisa mengawal reformasi dengan serius dan menegakan  hukum dan HAM,,” pungkas Suroso.