Ongen Sangaji: Libatkan Ulama dan Tokoh Masyarakat Jatinegara, Wujudkan Masjid sebagai Pusat Kemakmuran Bersama

Ongen Sangaji: Libatkan Ulama dan Tokoh Masyarakat Jatinegara, Wujudkan Masjid sebagai Pusat Kemakmuran Bersama

KABARINDO, JAKARTA,– Anggota DPRD DKI Jakarta, Ongen Sangaji, SH, menyuarakan pentingnya kolaborasi antara Yayasan PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (PT JIEP) dan tokoh masyarakat serta ulama lokal dalam pengelolaan dua masjid yang berada di kawasan industri tersebut.

Hal ini disampaikan Ongen saat menghadiri acara Tasyakuran Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Sekretariat RW 06, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, pada Rabu malam (20/8/2028).

Ongen yang saat ini duduk di Komisi A DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai NasDem, menyoroti kurangnya keterlibatan tokoh lokal dalam struktur Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) di Masjid Jayakarta dan Masjid Baitul Hamd, yang berada di wilayah PT JIEP namun berdekatan dengan pemukiman warga Jatinegara.

“Kami ingin tokoh masyarakat dan ulama sekitar Jatinegara bisa berkontribusi langsung dalam pengelolaan dua masjid tersebut. Masjid Jayakarta yang tengah direnovasi, dan Masjid Baitul Hamd yang bersentuhan langsung dengan warga RW 06, harus menjadi pusat kegiatan keagamaan yang inklusif,” ungkap Ongen kepada DMITV.id.

20250820 220617

Lebih lanjut, Ongen mendorong adanya pola kepengurusan bersama yang melibatkan kedua belah pihak secara setara.

“Kami ingin ada kolaborasi yang baik. Warga kami, para ulama Jatinegara, dan pihak Yayasan PT JIEP harus duduk bersama. Idealnya, struktur pengurus DKM bisa berbagi peran secara adil, 50:50. Hal ini akan kami fasilitasi dalam pertemuan berikutnya,” tegasnya.

 

Dorongan untuk Keterlibatan Nyata, Bukan Sekadar Formalitas

Senada dengan Ongen, Ketua Lingkungan RW 06 Jatinegara, KH. Drs. Badruddin Busyro, MHI, menegaskan bahwa selama ini keterlibatan tokoh masyarakat dalam DKM Masjid Baitul Hamd masih sebatas simbolik.

20250820 213616

“Perlu ada perubahan. Tokoh masyarakat dan ulama setempat harus benar-benar dilibatkan dalam DKM. Jangan hanya namanya saja yang dicantumkan, tapi tidak diberi kewenangan nyata,” ujar Badruddin Busyro.

Melibatkan masyarakat setempat, lanjutnya lagi adalah langkah yang sangat strategis dalam meminimalisasikan kegaduhan yang kerap terjadi di beberapa daerah.

"Karena orang luar belum tentu sama dengan wilayah kita dalam bermadzhab, maka perlu memperhatikan kearifan lokal dalam beberapa hal," jelasnya lagi.

Ongen juga menyoroti bahwa mayoritas jamaah di kedua masjid tersebut merupakan warga Jatinegara, bukan hanya karyawan kawasan industri.

“Ke depan, saya sudah berdiskusi dengan pimpinan PT JIEP dan mereka menyambut baik. Kami juga akan bersurat kepada Gubernur DKI Jakarta untuk mendukung proses ini, agar pengelolaan masjid dapat mengakomodasi kebutuhan baik karyawan perusahaan maupun warga setempat,” tambahnya.

20250820 220812

Langkah Strategis untuk Kesepakatan Bersama

Ongen juga memastikan akan memfasilitasi pertemuan antara tokoh-tokoh masyarakat Jatinegara dengan pihak Yayasan PT JIEP untuk merumuskan struktur kepengurusan yang adil dan partisipatif.

“Ketika para ulama dan tokoh masyarakat lokal dilibatkan, akan tercipta hubungan yang harmonis antara warga dan pihak yayasan. Ulama-ulama Jatinegara juga akan memiliki ruang untuk menyampaikan nasihat-nasihat keagamaan dalam khutbah Jumat dan kegiatan keislaman lainnya. Ini akan sangat baik untuk pengembangan fungsi masjid ke depan,” pungkas Ongen