Pengetahuan Itu Karomah Tertinggi
Di antara segala bentuk keajaiban yang dikisahkan dalam sejarah para nabi dan wali, ada satu karomah yang lebih tinggi nilainya daripada berjalan di atas air, lebih berharga daripada menghidupkan yang mati, dan lebih mulia daripada keajaiban-keajaiban lainnya yang sering kali memukau mata manusia. Karomah itu adalah pengetahuan dan kesadaran akan hakikat kehambaan di hadapan Allah.
Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu."
(QS. Fatir: 28)
Inilah hakikat ilmu yang sejati. Bukan sekadar pengetahuan duniawi yang membuat seseorang merasa lebih unggul, melainkan ilmu yang membawa seseorang kepada rasa takut, tunduk, dan cinta kepada Allah. Inilah karomah tertinggi—bukan sesuatu yang ajaib di mata manusia, tetapi sesuatu yang menyelamatkan jiwa di hadapan Allah.
Karomah bukanlah kemampuan mengendalikan angin atau berbicara dengan binatang. Karomah sejati adalah kesadaran mendalam akan kehambaan, sebagaimana firman Allah:
"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
(QS. Adz-Dzariyat: 56)
Maka, siapakah yang lebih tinggi derajatnya? Mereka yang memiliki mukjizat di hadapan manusia atau mereka yang memahami bahwa seluruh hidupnya adalah untuk Allah?
Kesadaran ini bukan sekadar teori, tetapi pengalaman ruhani yang mengubah seseorang dari dalam. Ia menjadikan seseorang rendah hati dalam ilmunya, sabar dalam cobaan, dan teguh dalam kebenaran. Ia tidak sibuk mencari penghormatan dari manusia, karena ia tahu bahwa kemuliaan sejati ada dalam pandangan Allah.
Sebagaimana firman-Nya:
"Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya."
(QS. Fathir: 10)
Mereka yang memiliki kesadaran ini tidak akan tergoda oleh gemerlap dunia. Mereka tahu bahwa dunia hanya sementara, dan yang kekal adalah amal dan pengabdian kepada Allah.
Pengetahuan sejati bukanlah sekadar kecerdasan dalam logika, bukan pula hanya menguasai banyak kitab. Ilmu yang sejati adalah ilmu yang menjadikan seseorang lebih mengenal Tuhannya, sebagaimana doa Nabi Ibrahim:
"Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu yang benar dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh."
(QS. Asy-Syu'ara: 83)
Mereka yang memiliki ilmu sejati tidak mudah tertipu oleh kepalsuan dunia, karena mereka telah memahami bahwa dunia hanyalah ujian. Mereka tidak mudah terjatuh dalam kesombongan, karena mereka tahu bahwa segala sesuatu hanyalah karunia Allah.
Sebagaimana firman-Nya:
"Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan dapat mencapai ketinggian gunung."
(QS. Al-Isra: 37)
Ilmu yang sejati menjadikan seseorang berjalan dengan hati yang tenang, tidak goyah oleh fitnah dunia, tidak terguncang oleh pujian atau hinaan manusia. Karena yang ia cari bukan penilaian manusia, tetapi ridha Allah semata.
Karomah tertinggi ini terbuka bagi siapa saja yang mau merendahkan hatinya di hadapan Allah, yang mau membuka dirinya untuk menerima kebenaran, dan yang bersungguh-sungguh dalam mencari cahaya ilmu.
Sebagaimana firman Allah:
"Dan bertakwalah kepada Allah, maka Allah akan mengajarkan kepadamu."
(QS. Al-Baqarah: 282)
Karomah ini bukan milik para nabi saja, bukan milik orang-orang pilihan tertentu, tetapi milik setiap orang yang mau berusaha dan bersungguh-sungguh mencari kebenaran.
Sebagaimana firman Allah:
"Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, pasti Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami."
(QS. Al-Ankabut: 69)
Ilmu ini tidak datang kepada mereka yang hanya ingin menguasai dunia, tetapi kepada mereka yang ingin mengenal Tuhan dengan segenap hati. Ia tidak diberikan kepada mereka yang mencari kehebatan diri, tetapi kepada mereka yang mencari ketundukan sejati.
Pada akhirnya, bukan keajaiban yang menyelamatkan manusia, tetapi ilmu dan kesadaran yang membawa mereka kepada Allah.
Maka, siapa pun yang ingin mendapatkan karomah tertinggi, ia tidak perlu mencari sesuatu yang ajaib. Ia cukup mencari pengetahuan yang menuntunnya pada kesadaran sebagai hamba, karena dalam kesadaran itu terdapat kemuliaan yang hakiki.
Sebagaimana firman Allah:
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat."
(QS. Al-Mujadilah: 11)
Maka, jadilah hamba yang berilmu, karena itulah karomah tertinggi. Dan siapapun bisa mendapatkannya.
Comments ( 0 )