Rano Tegaskan Perkuat Daya Saing Pertumbuhan Ekonomi Kreatif yang Inklusif dan Berkelanjutan
KABARINDO, JAKARTA - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno, menghadiri Policy Discussion Jakarta Economic Forum (JEF) 2025, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, pada Rabu (22/10). Acara yang diinisasi Bank Indonesia ini mengusung tema “Unlocking Tourism and Creative Economy Potential for Jakarta as a Global City”.
Dalam sambutannya, Wagub Rano menegaskan peran strategis Jakarta sebagai kontributor utama perekonomian nasional, sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Jakarta terus memperkuat daya saing ekonomi melalui kolaborasi lintas sektor, terutama pada bidang ekonomi kreatif dan industri berbasis inovasi. Kita ingin memastikan pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya kuat, tetapi juga inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya dalam siaran pers Rabu (22/10/2025).
Pemprov DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan daya saing industri MICE (Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions) melalui program delegate boosting nasional dan internasional, penyelenggaraan event tematik, peningkatan kapasitas pelaku industri, serta promosi terintegrasi di tingkat nasional maupun internasional.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga terus mengembangkan destinasi wisata unggulan, seperti Kawasan Kota Tua sebagai bagian dari strategi memperkuat daya tarik wisata dan mendorong pertumbuhan sektor jasa.
“Sepanjang 2025, Jakarta menjadi tuan rumah bagi tujuh event kreatif berskala besar, antara lain Festival Bandeng Rawa Belong, Pasar Kreatif Ramadan, Festival Bedug, Indonesia Fashion Week, Jakarta Film Week, Jakarta Provoke, dan Indonesia World Dance Festival,” ungkapnya.
Wagub Rano juga menyoroti potensi besar sektor film dan sinema sebagai bagian dari ekonomi kreatif. Ia menyebut film bukan hanya karya seni, melainkan juga industri dengan nilai ekonomi yang tinggi dan peluang kerja luas.
"Saya tadi menyampaikan soal sinema karena banyak yang belum tahu bahwa film adalah salah satu sektor ekonomi kreatif dengan potensi luar biasa. Bahkan, dari film pendek saja, bisa lahir industri besar,” ujarnya.
Pemprov DKI Jakarta tengah menyiapkan inisiatif Jakarta Cinema yang diharapkan dapat menjadi motor penggerak industri perfilman daerah. Gagasan ini terinspirasi dari berbagai kota dunia yang telah sukses mengelola komisi film di tingkat kota.
“Di dunia, film commission itu dibentuk oleh kota, bukan negara. Misalnya Busan, Tokyo, atau Kanada. Jakarta ke depan bisa mengambil peran sebagai pusat layanan produksi film nasional, sehingga jika ada pihak ingin syuting di Indonesia, cukup berkoordinasi dengan Jakarta,” jelasnya.
Selain itu, Pemprov DKI akan mengoptimalkan dana abadi kebudayaan untuk mendukung berbagai kegiatan kreatif, termasuk perfilman, musik, dan seni pertunjukan. Kolaborasi dengan sektor swasta juga terus diperkuat untuk menghadirkan pembiayaan dan dukungan industri yang berkelanjutan.
“Kebudayaan bukan hanya film, tapi juga musik, fashion, dan lainnya. Karena itu kita akan hitung dengan matang alokasinya agar bisa mendorong seluruh sektor kreatif tumbuh bersama,” tutup Wagub Rano. (Karmila)
Foto: Istimewa
Comments ( 0 )