Strategi Dual Track MedcoEnergi Sokong Swasembada Energi Nasional

Strategi Dual Track MedcoEnergi  Sokong Swasembada Energi Nasional
Strategi Dual Track MedcoEnergi  Sokong Swasembada Energi Nasional

FOTO : ANTON CH/KABARINDO.COM

JAKARTA – Perusahaan migas memiliki peran sangat krusial dalam mewujudkan Swasembada Energi yang menjadi prioritas nasional. Swasembada energi tak sekadar memenuhi kebutuhan energi secara mandiri, tetapi juga mengurangi ketergantungan impor.

Dalam Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, swasembada energi dilakukan dengan mendorong peningkatan diversifikasi sumber daya energi domestik dan pengurangan ketergantungan impor dalam jangka waktu yang cepat.

Presiden Prabowo menargetkan Indonesia mampu mencapai swasembada energi dalam kurun waktu lima tahun pemerintahannya. Kepala Negara menilai, swasembada energi dianggap sebagai syarat utama kedaulatan sebuah negara, yang harus dipenuhi secara cepat dan seksama. Sebab, swasembada energi mampu mengurangi kerentanan Indonesia terhadap gejolak harga energi global dan ketergantungan pada pasokan dari negara lain.

Merespons arahan Presiden Prabowo itu, stakeholder industri minyak dan gas (migas) nasional tancap gas meracik beragam langkah strategis. Salah satunya dilakukan oleh PT Medco Energi Internasional, Tbk. (MedcoEnergi).

Perusahaan yang didirikan almarhum Arifin Panigoro itu meramu strategi “Dual-Track” yang mencakup penguatan sektor migas domestik dan percepatan transisi ke Energi Baru Terbarukan (EBT).

Di sektor hulu migas, MedcoEnergi menbesut Program Optimasi Bahan Bakar Gas melalui berbagai inisiatif di seluruh aset minyak dan gasnya. Capaian ini memperkuat efisiensi operasional, mendukung transisi energi Indonesia, serta berkontribusi pada penurunan emisi. Salah satu inisiatif utama adalah penerapan optimasi mode operasi unit Waste Heat Boiler (WHB) di lapangan Grissik, Blok Corridor, Sumatra Selatan.

 WHB merupakan fasilitas yang memanfaatkan panas dari gas buang proses produksi untuk menghasilkan uap, sehingga proses menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Optimasi ini mampu menurunkan emisi gas buang sekitar 19.000 tCO₂e per tahun.

MedcoEnergi melalui PT Medco E&P Indonesia, resmi masuk OGMP atau Oil & Gas Methane Partnership 2.0. Sirkel OGMP 2.0 merupakan inisiatif utama dari United Nations Environment Programme ( UNEP ) untuk meningkatkan pengukuran dan pelaporan emisi metana di industri migas. Masuknya MedcoEnergi ke sirkel tersebut merupakan bagian dari strategi keberlanjutan dan perubahan iklim perusahaan ini.

Selain itu, keikutsertaan MedcoEnergi di OGMP 2.0 juga merupakan bentuk komitmen MEDC untuk mencapai Net-Zero emisi gas rumah kaca Cakupan 1 dan 2 pada 2050, serta Cakupan 3 pada 2060.

CEO Medco Energi Roberto Lorato mengatakan, partisipasi MEDC dalam OGMP 2.0 merupakan pencapaian penting dalam mewujudkan aspirasi Net-Zero.

“Pelaporan emisi metana yang transparan dan kredibel merupakan landasan upaya dekarbonisasi kami, sekaligus memperkuat peran Medco Energi sebagai perusahaan energi yang bertanggung jawab dan berstandar global,” jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (7/11/2025).

Di lapangan Natuna Offshore, MedcoEnergi juga melakukan optimasi mode operasi pada fasilitas Terubuk-Belida dengan melakukan pengaliran produksi tanpa menggunakan kompresor, sehingga menurunkan emisi gas buang sekitar 24.000 tCO₂e per tahun.

Untuk aset Onshore, optimasi dilakukan melalui penerapan elektrifikasi, yakni konversi pasokan listrik dari generator berbahan bakar gas ke jaringan listrik bersih PLN, serta optimasi mode operasi.

Efisiensi penggunaan gas bahan bakar dan pengurangan emisi bukan sekadar target teknis, tetapi merupakan bagian dari peta jalan keberlanjutan jangka panjang MedcoEnergi.

“Sejak 2022, berbagai inisiatif kami telah secara kumulatif menurunkan konsumsi bahan bakar gas sekitar 18 MMscfd. Hasil ini mencerminkan komitmen kami terhadap inovasi berkelanjutan, keunggulan operasional, dan pengembangan energi yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemangku kepentingan sekaligus menurunkan jejak karbon,” ujar Direktur & Chief Operating Officer MedcoEnergi Ronald Gunawan di Jakarta beberapa waktu lalu.

 MedcoEnergi, lanjut dia, akan terus memperkuat agenda keberlanjutan melalui peta jalan jangka menengah dan panjang, termasuk penerapan teknologi baru seperti Organic Rankine Cycle, Steam Turbine Generators, dan sistem penyimpanan energi.

 Langkah ini menegaskan peran MedcoEnergi sebagai perusahaan energi yang adaptif dan bertanggung jawab, serta berkomitmen terhadap ketahanan energi Indonesia.

Masih di sektor hulu, MedcoEnergi memperkuat portofolionya di Sumatra Selatan dengan mengakuisisi 45% hak partisipasi sekaligus sebagai Operator pada PSC Sakakemang, serta 80% hak partisipasi sekaligus sebagai operator pada South Sakakemang di Sumatra Selatan, Indonesia, akan efektif setelah mendapat persetujuan pemerintah.

PSC Sakakemang telah memperoleh persetujuan Rencana Pengembangan (Plan of Development) dari Pemerintah Indonesia dan berbatasan langsung dengan PSC Corridor yang dioperasikan Perseroan. Akuisisi ini menyusul ekspansi PSC Corridor yang baru diselesaikan Perseroan, serta penetapan Medco sebagai pemenang lelang PSC eksplorasi Amanah di Sumatra Selatan. Ekspansi ini Juga sejalan dengan program Pemerintah Indonesia untuk memastikan ketahanan energi nasional.

MedcoEnergi juga menambah kepemilikan pada PT Transportasi Gas Indonesia (TGI), meningkatkan kepemilikan efektif Perseroan menjadi 40%. TGI Menyalurkan gas bumi dari PSC Corridor yang dioperasikan Perseroan serta pemasok lain di kawasan Sumatra Selatan–Jambi melalui jaringan pipa kepada pembeli di Riau, Batam, dan Singapura. 

Memperkuat Portofolio

MedcoEnergi menegaskan komitmennya untuk menyeimbangkan pertumbuhan yang menguntungkan dalam jangka pendek dengan tujuan transisi energi jangka panjang. Perseroan terus mengembangkan portofolio eksplorasi dan pengembangan, mengoptimalkan aset yang ada, serta berinvestasi dalam proyek energi terbarukan, salah satunya adalah akuisisi 24% hak partisipasi di PSC Corridor dari Repsol.

Di sektor minyak dan gas, pengeboran pengembangan dan peningkatan infrastruktur yang sedang berlangsung diharapkan dapat mempertahankan tingkat produksi dengan target sepanjang tahun 2025 sebesar 155-160 mboepd.

Sebagai perusahaan migas, MedcoEnergi menyadari perlunya mengatasi tantangan iklim, sekaligus memenuhi kebutuhan energi. MedcoEnergi juga menekankan perlunya transisi menuju sumber energi yang lebih ramah lingkungan.

MedcoEnergi mematok target mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Cakupan 1 dan Cakupan 2 sebesar 20% dan 30%, serta emisi metana sebesar 25% dan 37% untuk bisnis Minyak dan Gas pada tahun 2025 dan 2030, dari tahun dasar yang ditetapkan yakni tahun 2019.

 MedcoEnergi memilih tahun 2019 sebagai tahun dasar karena mencerminkan operasi perusahaan itu sebelum pandemi dan merupakan titik acuan yang paling tepat. MedcoEnergi berkomitmen menyediakan 26% dari kapasitas terpasang pasokan energi berasal dari energi terbarukan pada tahun 2025 dan 30% pada tahun 2030 untuk bisnis ketenagalistrikan.

Di sektor ketenagalistrikan, MedcoEnergi optimistis untuk memenuhi target produksi 4.300 GWh pada tahun 2025 dengan berfokus pada peningkatan kapasitas energi terbarukan, khususnya panas bumi, PLTS, dan gas sebagai sumber transisi energi.

PLTP Ijen, Jawa Timur. (FOTO/DOK.Medco Power).

Keberlanjutan tetap menjadi inti dari strategi MedcoEnergi. Hingga Juli 2025 MedcoEnergi mencatat penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) Cakupan 1 dan 2 lebih dari 1,5 juta ton CO2e dibandingkan tahun dasar 2019. Jumlah ini melampaui target Perseroan untuk tahun 2025 yaitu sebesar 1,1 juta ton CO2e atau setara 20% dari total emisi tahun dasar 2019.

 MedcoEnergi juga memperkuat peta jalannya menuju emisi net-zero, dengan target jangka pendek dan menengah untuk menurunkan intensitas karbon di seluruh operasinya.

Salah satu langkah straregisnya yakni meminimalkan emisi langsung dari fasilitas eksplorasi dan produksi (Medco E&P). MedcoEnergi juga agresif mengejar inisiatif pengurangan pembakaran gas (flare avoidance). Gas yang sebelumnya dibakar (dibuang) kini dimanfaatkan kembali, baik untuk bahan bakar operasi sendiri maupun dijual, yang secara signifikan mengurangi emisi CO2.

Selain itu, MedcoEnergi sangat fokus pada penanganan emisi metana, gas rumah kaca yang 80 kali lebih kuat daripada CO2 dalam jangka pendek. Melalui program LDAR (Leak Detection and Repair), perusahaan secara sistematis mengidentifikasi dan memperbaiki kebocoran metana pada seluruh fasilitas. Keterlibatan MedcoEnergi dalam inisiatif global seperti Oil and Gas Methane Partnership (OGMP 2.0) menunjukkan komitmen mereka terhadap transparansi dan praktik terbaik dalam mitigasi metana.

Operasi di lapangan migas juga mulai diubah menjadi lebih hijau melalui elektrifikasi. Fasilitas yang sebelumnya menggunakan generator berbahan bakar fosil kini beralih menggunakan pasokan listrik dari jaringan yang lebih bersih atau memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di lokasi operasi.

Melalui anak perusahaannya, Medco Power Indonesia, MedcoEnergi secara masif berinvestasi dalam energi rendah karbon. Panas Bumi (Geotermal) menjadi salah satu fokus utama, terlebih Indonesia memiliki potensi geotermal yang sangat besar. Contohnya adalah pengembangan PLTP Ijen di Jawa Timur, yang akan menyuplai energi bersih ke sistem kelistrikan Jawa-Bali.

PLTP Ijen yang berlokasi di wilayah Ijen, Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi, Jawa Timur, merupakan proyek vital yang menandai tonggak sejarah sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di provinsi tersebut. Proyek ini dikembangkan oleh PT Medco Cahaya Geothermal (MCG), anak perusahaan dari PT Medco Power Indonesia, dan memegang peranan penting dalam peta jalan transisi energi MedcoEnergi.

PLTP Ijen Tahap I beroperasi dengan kapasitas terpasang sebesar 35 Megawatt (MW), sebuah kapasitas yang signifikan dalam upaya diversifikasi bauran energi di Pulau Jawa. Listrik yang dihasilkan disalurkan melalui 83 menara transmisi dan jaringan 150 kV untuk memperkuat sistem kelistrikan Jawa-Bali. Dengan kapasitas ini, PLTP Ijen mampu menyediakan listrik yang stabil dan andal untuk menyuplai kebutuhan daya bagi sekitar 85.000 rumah tangga.

Kapasitas 35 MW saat ini hanyalah tahap awal dari potensi panas bumi di Blok Ijen. MedcoEnergi telah menegaskan rencana untuk menancap gas meningkatkan kapasitas PLTP Ijen. Berdasarkan studi dan data terkini, potensi pengembangan total di masa depan ditargetkan mencapai sekitar 100 hingga 110 MW. Ekspansi ini akan memperkuat posisi PLTP Ijen sebagai salah satu pembangkit panas bumi terbesar di Jawa Timur, memastikan pasokan listrik yang berkelanjutan, dan memberikan dampak ekonomi regional melalui investasi infrastruktur dan penciptaan lapangan kerja.

Selain geotermal, MedcoEnergi juga menjadi pemain kunci dalam pengembangan Tenaga Surya, termasuk proyek PLTS berskala besar untuk pasar domestik dan proyek ambisius seperti PLTS Pulau Bulan untuk diekspor ke Singapura. Ini menunjukkan langkah MedcoEnergi untuk tidak hanya mencukupi kebutuhan energi bersih di dalam negeri, tetapi juga berkontribusi pada transisi energi regional.

MedcoEnergi mempertahankan portofolio gas yang kuat sebagai jembatan menuju energi terbarukan sepenuhnya dan aktif mengadopsi teknologi canggih seperti Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Teknologi ini memungkinkan penangkapan emisi CO2 sebelum dilepaskan ke atmosfer, dan kemudian menyimpannya secara permanen di bawah tanah. Implementasi CCS/CCUS di lapangan-lapangan utama, seperti Natuna, akan menjadi penentu keberhasilan jangka panjang perusahaan dalam mencapai target 2050/2060.

Chief Administrative Officer MedcoEnergi Amri Siahaan mengatakan, MedcoEnergi terus mencatatkan hasil yang baik meskipun di tengah lingkungan pasar yang dinamis. Portofolio yang terdiversifikasi, pengelolaan keuangan yang disiplin, dan komitmen terhadap keberlanjutan, kata Amri, menempatkan MedcoEnergi pada posisi yang kuat untuk masa depan.

 “Kami akan terus berinvestasi secara bijak di sektor minyak, gas, dan ketenagalistrikan, sambil mempercepat kontribusi kami terhadap transisi energi dan menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan,”tutupnya.