Tim KKN UNS Dorong Pemanfaatan Limbah Urine Sapi dan Kelinci Jadi Pupuk Organik Cair di Desa Kismoyoso, Boyolali

Tim KKN UNS Dorong Pemanfaatan Limbah Urine Sapi dan Kelinci Jadi Pupuk Organik Cair di Desa Kismoyoso, Boyolali

KABARINDO, BOYOLALI - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta (Solo) yang tergabung dalam kelompok 47 Kuliah Kerja Nyata (KKN) menggelar sosialisasi tentang pembuatan pupuk organik cair (POC) dari Limbah Urine Sapi dan Urine Kelinci di Desa Kismoyoso, Boyolali. Kegiatan ini dilakukan pada Sabtu (12/8/2023) lalu.

Kegiatan sosialisasi tersebut bertempat di Balai Desa Kismoyoso. Dalam kegiatan itu mereka mengundang 82 perwakilan setiap RT di Kismoyoso. Kegiatan sosialisasi tersebut dibuka langsung oleh Kepala Desa Kismoyoso Bapak Siyamto, S.T. dan mendatangkan pembicara yakni saudara Angelo Di Lorezo selaku Kepala Operasional CV. Kans Indonesia.

Anggota Tim 47 sendiri terdiri dari Raihan Kamal (Ilmu Hukum), Bernadeta Lyra (Ilmu Hukum), Adiba Safira (Agroteknologi), Hasna Muna (Informatika), Tarisa Aulia (Ilmu Hukum), Puput Novita (Desain Komunikasi Visual), Armalia Berlinda (Ilmu Hukum), Faris Dwi (Ilmu Hukum), Faizal Rahman (Arsitektur), dan Vito Vivaldi (Ilmu Hukum).

Mahasiswa KKN UNS

Kegiatan penyuluhan oleh Tim KKN UNS 47 tersebut dilatarbelakangi oleh sebagian besar mata pencaharian warga di Desa Kismoyoso, Boyolali didominasi oleh para petani dan peternak sapi.

"Sehingga diharapkan dengan adanya sosialisasi ini, para petani dan peternak di Desa Kismoyoso dapat memanfaatkan limbah urine ternak yang tidak terpakai untuk dapat dijadikan sebagai pupuk daripada merusak lingkungan jika limbahnya dibiarkan begitu saja." Tutur Adiba, salah satu mahasiswa tim KKN 47 selaku penanggungjawab kegiatan.

Pemupukan yang dilakukan oleh petani Desa Kismoyoso sebagian besar masih bergantung pada pupuk kimia yang apabila dilakukan dalam jangka waktu yang panjang dapat berakibat buruk pada lingkungan, sehingga perlu diimbangi dengan pemupukan menggunakan pupuk organik seperti POC dari urine sapi dan kelinci.

"Contoh pupuk kimia yang biasa digunakan yakni pupuk phonska total kandungan unsur haranya hanya sebesar 55% dan sisanya sebanyak 45% yaitu bahan kimia yang dapat merusak lingkungan, sedangkan urine kelinci dapat dijadikan pupuk organik dengan kandungan hara N sebesar 4%, P2O5 sebanyak 2,8%, dan K2O sebanyak 1,2%, sedangkan urine sapi apabila dijadikan pupuk organik memiliki kandungan hara N sebesar 1,5%, P2O5 sebanyak 0,05%, dan K2O sebanyak 1,96%" tutur Angelo, selaku pembicara pada kegiatan sosialisasi tersebut.

Antusiasme petani dan peternak Desa Kismoyoso terhadap kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan oleh Tim KKN 47 ini cukup tinggi dibuktikan dengan kesediaan para petani dan peternak dalam praktik pembuatan POC Urine sapi dan kelinci secara serempak di depan kantor balai desa. Seluruh petani dan peternak yang hadir dalam sosialisasi tersebut membawa pulang produk hasil POC urine sapi dan kelinci yang telah dibuat secara bersamaan sebelumnya.

Dengan kegiatan tersebut, diharapkan para warga dapat menerapkan pengetahuan mengenai bahaya penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dan mulai melakukan pemupukan dengan bahan yang lebih aman dan ramah lingkungan. Foto: Istimewa