Transaksi Non-Tunai Masyarakat Jatim Meningkat, BI Jatim Terus Dorong Digitalisasi Sistem Pembayaran

Transaksi Non-Tunai Masyarakat Jatim Meningkat, BI Jatim Terus Dorong Digitalisasi Sistem Pembayaran

Transaksi Non-Tunai Masyarakat Jatim Meningkat, BI Jatim Terus Dorong Digitalisasi Sistem Pembayaran

Di antaranya melalui transaksi e-commerce dan uang elektronik yang terus tumbuh

Surabaya, Kabarindo- BI Jatim terus mendorong digitalisasi sistem pembayaran, di antaranya melalui transaksi e-commerce dan uang elektronik yang tercatat tumbuh positif.

Doddy Zulverdi, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (BI Jatim), mengatakan minat penggunaan transaksi non-tunai masyarakat Jatim meningkat sejalan dengan perkembangan QRIS yang menggembirakan.

Ia menyebutkan, per April 2023, Jatim berhasil memenuhi 28,01% dan 43,6% dari target pengguna dan volume transaksi QRIS untuk tahun ini.

“Untuk dapat mencapai target sampai dengan akhir 2023, BI akan terus mengintensifkan edukasi dan literasi kepada masyarakat, termasuk inovasi fitur pada QRIS seperti Tarik Transfer dan Setor, serta QRIS lintas negara yang telah diterapkan dengan Thailand dan Malaysia,” ujar Doddy dalam Bincang-Bincang Media (BBM) di Kantor BI Jatim pada Selasa (6/6/2023).

Ia menekankan pentingnya optimalisasi proses digitalisasi ekonomi Jatim yang meliputi optimalisasi penggunaan QRIS, lokapasar dan perdagangan elektronik untuk UMKM, Elektronifikasi Transaksi Pemerintah (ETP) dan penguatan infrastruktur digital yang lebih merata.

Hal itu merupakan satu dari empat strategi kunci yang direkomendasikan BI Jatim untuk tetap menjaga perekonomian Jatim.

Doddy menambahkan, perekonomian Jatim pada triwulan I-2023 tumbuh 4,95% (yoy) yang didorong oleh menguatnya konsumsi baik belanja pemerintah maupun rumah tangga dan meningkatnya kinerja sektor perdagangan.

“Namun perlambatan investasi serta menurunnya kinerja ekspor menahan ekonomi Jatim untuk tumbuh lebih tinggi. Karena itu, penting untuk menjaga konsumsi masyarakat serta mendorong kolaborasi fiskal pusat dan daerah dalam rangka mendukung perbaikan kinerja investasi,” ujarnya.

Doddy memaparkan, pada triwulan II-2023, kinerja ekonomi Jatim terindikasi melanjutkan perbaikan sejalan dengan potensi keyakinan konsumen yang membaik, Prompt Manufacturing Index (PMI) yang masih tinggi di atas 50% (ekspansi), tren penjualan eceran yang positif, prognosa produksi tanaman pangan dan hortikultura yang meningkat, serta peningkatan kinerja mayoritas kegiatan usaha sektor prioritas.

Perbaikan ekonomi tersebut disertai dengan laju inflasi gabungan kota/kabupaten pada Mei yang kembali turun menjadi 5,02% (yoy) dibandingkan April 2023 (5,35%, yoy). Penurunan ini diharapkan dapat berlanjut dan mencapai rentang sasaran inflasi nasional, meskipun terdapat tantangan menjelang HBKN Idul Adha.

“Sinergi dan kolaborasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jatim diharapkan akan dapat mengendalikan inflasi jelang momentum Hari Raya Idul Adha 2023,” ujar Doddy.