WHO: Korban Gempa Bumi Turki Bisa 8 Kali Lipat

WHO: Korban Gempa Bumi Turki Bisa 8 Kali Lipat

KABARINDO, JENEWA - Korban tewas akibat gempa bumi berkekuatan (M) 7,8 yang mengguncang tenggara Turki, dekat perbatasan Suriah, bisa meningkat delapan kali lipat, demikian diperingatkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Jumlah korban, yang saat ini mencapai lebih dari 4.300 orang, telah meningkat pesat sejak gempa pertama terjadi pada Senin, (6/2/2023) pagi, menurut laporan BBC.

Sekitar 12 jam kemudian, gempa kuat kedua menghantam lebih jauh ke utara.

Tim penyelamat telah menyisir tumpukan puing dalam kondisi beku dan bersalju untuk menemukan korban selamat.

Negara-negara di seluruh dunia mengirimkan dukungan untuk membantu upaya penyelamatan, termasuk tim spesialis, anjing pelacak, dan peralatan.

Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengatakan gempa berkekuatan 7,8 terjadi pada pukul 04:17 waktu setempat (01:17 GMT) di kedalaman 17,9 km (11 mil) di dekat kota Gaziantep.

Seismolog mengatakan gempa pertama adalah salah satu yang terbesar yang pernah tercatat di Turki. Para penyintas mengatakan butuh dua menit agar goncangan berhenti.

Gempa kedua - dipicu oleh yang pertama - berkekuatan 7,5, dan pusat gempa berada di distrik Elbistan di provinsi Kahramanmaras.

Banyak gempa susulan masih dirasakan di seluruh wilayah.

Jumlah korban tewas dan luka-luka dari Turki dan Suriah meningkat pesat sepanjang Senin.

WHO telah memperingatkan bahwa jumlah tersebut kemungkinan akan meningkat sebanyak delapan kali lipat, karena penyelamat menemukan lebih banyak korban di reruntuhan.

Banyak korban berada di Suriah utara yang dilanda perang, tempat jutaan pengungsi tinggal di kamp-kamp di kedua sisi perbatasan dengan Turki. Ada puluhan kematian dilaporkan di daerah yang dikuasai pemberontak.

Ribuan bangunan di kedua negara telah runtuh. Banyak bangunan yang sebelumnya setinggi 12 lantai kini rata dengan tanah, jalan-jalan hancur, dan ada gunungan puing yang sangat besar sejauh mata memandang.

Banyak korban berada di Suriah utara yang dilanda perang, tempat jutaan pengungsi tinggal di kamp-kamp di kedua sisi perbatasan dengan Turki. Ada puluhan kematian dilaporkan di daerah yang dikuasai pemberontak.

Ribuan bangunan di kedua negara telah runtuh, dan beberapa video menunjukkan saat mereka jatuh, saat para penonton berlarian mencari perlindungan. Banyak bangunan yang dulunya setinggi 12 lantai kini rata dengan tanah, jalan-jalan hancur, dan ada gunungan puing yang sangat besar sejauh mata memandang.

Turki terletak di salah satu zona gempa paling aktif di dunia.

Pada 1999 gempa mematikan menewaskan lebih dari 17.000 orang di barat laut. Bencana gempa bumi terburuk di negara itu terjadi pada 1939 ketika 33.000 orang meninggal di provinsi Erzincan timur Turki. Foto: Reuters