BRIN dan ITI Gelar Lokakarya Pengelolaan Kepulauan Kecil, Dr. Laksana T. Handoko: Saatnya Mengelola Pulau-Pulau Kecil Secara Scientific dengan Ragam Problemnya!

BRIN dan ITI Gelar Lokakarya Pengelolaan Kepulauan Kecil, Dr. Laksana T. Handoko: Saatnya Mengelola Pulau-Pulau Kecil Secara Scientific dengan Ragam Problemnya!

KABARINDO, JAKARTA - Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.299 pulau, dan umumnya merupakan pulau-pulau kecil dengan luas kurang dari 5.000 m2.

Pulau-pulau kecil tersebut ada yang berpenduduk, namun banyak juga yang tidak berpenghuni. Tantangan yang dihadapi oleh pulau-pulau kecil sangat beragam, tetapi permasalahan mendasar yang selalu dihadapi adalah keterbatasan lahan pemukiman, sumber daya air tawar dan tersediaan air tanah yang sangat minim.

Seperti diungkapkan Dr. Laksana T Handoko, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bahwa kondisi ini selalu menjadi problematik sekiranya pemangku kepentingan (stakeholders) di pulau-pulau kecil dihadapkan pada upaya pengembangan ekonomi masyarakat, seperti industri perikanan, budidaya laut dan pariwisata bahari.

Tentu peluang pengembangan ekonomi masyarakat di pulau-pulau kecil tetap dapat dilakukan, namun dengan selalu memperhatikan aspek-aspek daya dukung lingkungan, sehingga pemanfaatan sumber daya di pulau-pulau kecil dapat berkelanjutan.

 

Para peserta lokakarya Internasional Workshop on Small Island Research and Development.

Kegiatan “International Workshop on Small Island Research and Development (SIRaD), dengan tema: Improving knowledge of water security and sustainable living for local communities, yang digelar di Mercure Hotel, Ancol pada 29-30 Agustus 2023 ini memiliki dua tujuan utama, yaitu pertama meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan sumber daya air lokal yang berkelanjutan melalui penerapan strategi pengelolaan baru dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan penerima manfaat dari masyarakat kepulauan.  Dan kedua mendapatkan informasi terkini dan mendiskusikan langkah-langkah yang efektif, serta memberikan saran yang produktif atas berbagai capaian yang dihasilkan oleh beberapa kegiatan riset dan pengelolaan pulau-pulau kecil yang sedang berlangsung.

"Dengan gelaran ini bagaimana kita bisa mengelola pulau-pulau kecil secara scientific, bertukar pikiran dan teknologi dengan berbagai negara yang lain oleh sebab itu ada partisipan dari negara-negara lain. Pulau-pulau kecil itu penting karena memiliki banyak masalah baik dari masalah alam, ketersediaan baik itu bagaimana kita bisa menyediakan listrik, komunikasi, air bersih karena umumnya pulau itu tidak memiliki sumber daya air tersendiri, dan problem lainnya," papar Dr. T Handoko kepada para awak.media termasuk Kabarindo.com, Selasa (29/8/2023).

"Menjaga perekonomian di pulau kecil menjadi salah satu program diskusi hari ini termasuk isu isu yang menjadi pandangan kepada kepala daerah dan masyarakat terkait di sana, setelah ini akan disampaikan kepada Kementerian Pariwisata agar bisa langsung menjadi perhatian dan menindak lanjuti program riset dan Inovasi Nasional," timpal  Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar IPU, Asean.Eng, Rektor ITI.

Sementara itu Dr. Maki Katsuno-Hayashikawa, Direktur Unesco Jakarta,  menambahkan bahwa  negara kepulauan kecil memang menjadi perhatian khusus dari Unesco salah satunya Indonesia yang memiliki pulau-pulau kecil sehingga banyak sekali pembelajaran dari Indonesia maupun sebaliknya dari negara kepulauan lainnya.

"Jadi permasalahan sumber daya air bukan hanya di kepulauan kecil di Indonesia saja tapi juga negara kepulauan lain. Dan bagaimana Unesco bisa memfasilitasi pertukaran pengetahuan, pengalaman dan juga teknologi yang bisa diaplikasi bersama," jelas Dr. Maki.

Lokakarya ini terselenggara atas kerjasama BRIN dan Institut Teknologi Indonesia (ITI) serta didukung oleh United Nation Education, Science and Culture Organisation (UNESCO). UNESCO membantu dalam upaya desiminasi hasil riset dan invoasi untuk penguatan ketahanan komunitas pulau-pulau kecil di Indonesia dan kawasan Pasifik Barat.

Selama dua hari lokakarya di Jakarta (29-30 Agustus 2023), sedikitnya ada 3 dokumen yang ingin dihasilkan, yaitu  berupa (1) Laporan Lokakarya; (2) Rekomendasi atau Policy brief tentang pengembangan, riset dan inovasi di pulau-pulau kecil, dan (3) Membentuk jejaring riset, inovasi dan pengembangan pulau-pulau kecil di kawasan Indo-Pasifik.

Perserta pada lokarya ini terdiri dari unsur Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, masyarakat lokal, lembaga riset, universitas, tenaga ahli nasional dan regional yang diperkirakan berjumlah 100 orang.
Pembicara pada lokakarya ini sebanyak 27 orang pakar dari dalam dan luar negeri, dan akan menyampaikan berbagai hal terkait dengan berbagai pembelajaran dari pengelolaan pulau-pulau kecil baik di Indonesia maupun di kawasan Indo-Pasifik. Foto: Orie Buchori/KABARINDO.com