Kekuatan Perempuan dalam Transformasi Profesi di Era AI
Kekuatan Perempuan dalam Transformasi Profesi di Era AI
Perempuan Inovasi terus dorong keterlibatan perempuan dalam industri teknologi berbasis AI
KABARINDO, SURABAYA– Program Perempuan Inovasi 2025 memasuki tahap puncak melalui Demo Day di Jakarta baru-baru ini, sebuah acara yang menjadi ruang bagi peserta untuk menampilkan hasil pembelajaran serta inovasi yang mereka kembangkan selama program berlangsung.
Mengangkat tajuk “Kekuatan Perempuan dalam Transformasi Profesi di Era AI”, Perempuan Inovasi memperkuat komitmen pemberdayaan perempuan di bidang Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) melalui kolaborasi strategis bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus.
Era AI membuka 90 juta lapangan pekerjaan baru dan sektor ekonomi digital Indonesia diproyeksikan tumbuh pesat hingga 135 miliar dollar AS pada 2027, partisipasi perempuan Indonesia di bidang STEM hanya sekitar 8%. Kesenjangan ini menjadi tantangan di tengah meningkatnya kebutuhan talenta digital. Karena itu, inisiatif seperti Perempuan Inovasi menjadi solusi untuk menyediakan akses pelatihan dan keterampilan teknis, menutup kesenjangan gender, dan mendorong keterlibatan perempuan sejak dini dalam ekosistem teknologi.
“Kami percaya setiap perempuan memiliki potensi besar untuk berinovasi, berani bermimpi, dan mengambil peran penting dalam dunia kerja yang kini digerakkan oleh AI. Ketika perempuan diberikan akses, ruang dan kesempatan, mereka bisa menjadi talenta digital yang kompetitif, juga pemimpin yang memastikan teknologi berkembang secara etis, inklusif dan berorientasi pada dampak sosial. Melalui Perempuan Inovasi, kami melihat bagaimana perempuan muda menunjukkan keberanian dan kreativitas mereka, membuktikan bahwa masa depan teknologi Indonesia akan semakin kuat ketika lebih banyak perempuan diberi kesempatan untuk memimpin,” ujar Amanda Simandjuntak, Co-founder & CEO Markoding.
Dalam upaya memperkuat kapasitas perempuan di bidang teknologi, Perempuan Inovasi memastikan peserta tidak berhenti sebagai pengguna teknologi, tetapi menjadi kreator dan pemimpin perubahan. Program ini mengombinasikan pembelajaran digital, keterampilan STEM, literasi AI, mentoring dan komunitas yang mendorong kepercayaan diri peserta. Pendekatan tersebut memungkinkan perempuan untuk memasuki ekosistem teknologi dengan kemampuan yang relevan sekaligus perspektif yang lebih sensitif terhadap isu sosial dan keberlanjutan.
Perempuan sebagai penggerak transformasi profesi di era AI
Di Indonesia, para changemaker perempuan di industri teknologi telah membuktikan bahwa dengan akses dan dukungan yang tepat, inovasi berbasis teknologi yang berdampak besar dapat terwujud.
Sebagai bagian dari rangkaian Demo Day, berlangsung pula diskusi bertajuk “Kekuatan Perempuan dalam Transformasi Profesi di Era AI” yang menghadirkan perwakilan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Yayasan Dian Sastrowardoyo dan IBM Indonesia. Diskusi ini menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan jalur yang jelas bagi perempuan agar dapat mengembangkan karier di bidang teknologi dan memperluas dampak sosialnya di komunitas. Hal ini penting untuk memastikan suara perempuan didengar dalam pengembangan dan penerapan AI, agar teknologi yang dihasilkan bersifat ramah gender, adil dan memberikan manfaat sosial yang luas.
“Di era disrupsi digital, kepemimpinan perempuan sangat dibutuhkan karena mereka membawa empati, kepekaan sosial, dan cara pandang yang melengkapi kecerdasan teknis dalam pengambilan keputusan teknologi. Perempuan harus menjadi navigator perubahan, berani belajar hal baru dan mengambil peran penting agar masa depan digital tidak dibangun dari perspektif yang sempit dan tidak beragam, tetapi relevan, inklusif dan berdampak bagi masyarakat.” ujar Dian Sastrowardoyo, Founder Yayasan Dian Sastrowardoyo.
Dengan memberikan akses dan pelatihan digital, Perempuan Inovasi menghilangkan salah satu hambatan terbesar bagi perempuan untuk bergerak di dunia teknologi. Bukan hanya hambatan pendidikan formal, tetapi juga hambatan kepercayaan diri dan akses ke komunitas. Dengan begitu, peserta program menjadi agen transformasi dan tidak hanya ikut di dalam perubahan, tetapi aktif membentuknya. Kolaborasi strategis antara pemerintah, komunitas, organisasi non-profit, dan pelaku industri adalah pondasi utama untuk menciptakan ekosistem yang benar-benar membuka pintu bagi perempuan di STEM.
“Pendidikan vokasi memiliki posisi strategis dalam menyiapkan perempuan untuk memimpin transformasi profesi di era AI. Melalui pembelajaran yang aplikatif, berbasis proyek dan selalu diperbarui mengikuti kebutuhan industri, perempuan bisa menguasai keterampilan digital, juga membangun kemampuan berpikir kritis, berkolaborasi dan beradaptasi. Ketika perempuan dibekali kompetensi sejak bangku pendidikan, mereka tidak sekadar mengikuti arus perubahan teknologi, tetapi bertindak sebagai motor penggerak yang menentukan arah transformasi tersebut. Bersama, kita menciptakan peluang yang merata agar perempuan Indonesia dapat berdiri sejajar sebagai talenta masa depan yang berdaya, kreatif, dan kompetitif di tingkat global,” papar Dr. Laksmi Dewi, M.Pd., Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kemendikdasmen RI.
Rina Suryani, Corporate Social Responsibility Leader, IBM Indonesia, menambahkan AI menjadi pondasi transformasi global. Kehadiran perempuan dalam ekosistem AI sangat strategis, karena mereka membawa pendekatan human-centered, sensitif bias dan menyeimbangkan aspek teknis dan etis.
“IBM percaya perempuan penting untuk memastikan teknologi berkembang secara bertanggung jawab. Literasi dan pemahaman AI kini kompetensi dasar. Dengan keterampilan ini, perempuan berpeluang memimpin dan berinovasi,” ujarnya.
Foto: istimewa
Comments ( 0 )