Kuliah Umum Komjen Pol (Purn) Dr. H. Syafruddin Kambo, Msi di Unhas: Penguatan SDM Menuju Indonesia Emas 2045
KABARINDO, MAKASAR - Komjen Pol (Purn) Dr. H. Syafruddin Kambo, Msi, beri Kuliah Umum di Universitas Hasanufin, Makassar, Selasa (7/3/2023) dengan tema 'Menguatkan Sumber Daya Manusia, Menuju Indonesia Emas 2045'.
Mengawali kuliah umumnya H. Syafruddin Kambo memaparkan perjalanan bangsa Indonesia, ada swbuah konsep yang dikemukakan tentang kemajuan dan kesejahteraan sebuah bangsa melalui proses pembangunan yang berkelanjutan, sangat bertumpu pada bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Konsep ini lahir dalam narasi filosofi Romawi Kuno oleh Protagoras yang menyebutkan 'Manusia adalah Alat Ukur dari Segala Hal', yang kemudian dibangkitkan kembali di masa puncak Renaissance Abad ke-15 dan ke-16.
"Sehingga sejak itulah, ilmu pengetahuan telah mendorong pencerahan bagi dunia. Implementasinya ilmu pengetahuan telah menjadi arus pendorong perubahan bagi peradaban manusia," paparnya.
Dengan menganalisis tentang apa yang akan dihadapi bangsa ke depan maka H. Syafruddin Kambo membawa orasi ilmiah yang berjudul "SDM Unggul Memasuki Tatanan Batu"
Menurutnya, SDM yang unggul, tidak hanya perlu ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapii juga harus menguasai dan memahami peradaban (baik di masa lalu, masa kini dab apa yang akan terjadi di masa depan).
H. Syafruddin Kambo mengawali orasi ilmiah dengan apakah yang dimaksud sebagai 'Tatanan Dunia Baru'.
"Prasa Tatanan Dunia Baru, aebenarnya pertama kali digunakan pasca perang dunia pertama, di mana Woodrow Wilson, Presiden AS saat itu mempromosikan visinya mengenai perdama ok an dunia di bawah League of Nations yang merupakan embrio dari pada perserikatan bangsa-bangsa (PBB). Yang dimaksud tatanan dunia baru ada saat itu adalah mengadopsi perangkat nilai PBB sebagai bentuk pemerintahan dunia oleh mayoritas negara-negara yang ada," terangnya.
"Saya menganalisi banyak literatur yang mengupas tentang istilah hegemoni dunia san tatanan dunia istilah "Barat" tidaklah pernah dianggap statis karena pernah dilekatkan kepada berbagai peradaban dunia yang menjadi acuan setiap zamannya," lebarnya lagi.
Karena berbicara mengenai tatanan dunia pasca perang dunia ke 2, maka dapat dipastikan bahwa kacamata yang selama ini digunakan adalah kacamata barat dalam melihat tatanan dunia.
Faktor perubahan tatanan dunia lainnya adalah perkembangan populasi manusia yang bertambah dari 7 Milyar menjadi 8 Milyar, yang hanya membutihkan waktu 1 dekade saja overpopulasi menjadi concern yang penting karena akan berdampak pada overconsumption. Sementara sumber daya yang dimiliki untuk mendukung kehidupan manusia pada dasarnya terbatas.
Dampak lainnya, lanjut H. Syafruddin dari perkembangan populasi manusia adalah pesatnya pertumbuhan demografi di sutau negara pada saat momentum hilangnya banyak pekerjaan yang mengandalkanmanusia karena tergantikan oleh teknologi. Otomatis telah membuat tenaga mesin menggantikan manusia.
Pasar tenaga kerja membutuhkan kemampuan kerja yang terbarukan dan tidak sama lagi seperti sebelumnya. Universitas-Universitas juga dihadapkan dengan persaingan global untuk menghadirkan lulusan-lulusan yang dapat merebut lapangan kerja baru.
"Mari cermati berbagai peristiwa dan perubahan tatanan dunia yang sedang terjadi di depan mata saat ini, juga akan terjadi ke depannya. AKan hadir persoalan-persoalan yang akan belum pernah kita hadapi sebelumnya. Akan muncul tantangan-tantangan kebangsaan yang didorong oleh hegemoni-hegemoni baru di dunia atau bahkan oleh kekuatan-kekuatan non state actors seperti korporasi-korporasi multinasional yang semakin tidak dapat dinafikan lagi sangat berpengaruh terhadap kehidupan kebangsaan dan bernegara atau perubahan tatanan dunia juga bisa hadir oleh faktor-faktor yang sungguh tidak terduga, tidak pasti dan tidak dapat terdeteksi di masa depan," ungkapnya.
Apakah kita siap menghadapi tatangan ini? dan bagaimana seyognyanya sebagai anak bangsa bersikap? apakah Kita hanya berdiam diri dan memangku tangan? atay salinf menguatkan untyk bersatu menghadapai perubahan sebagai bangsa yang besar, yang memiliki visi sebagai Indonesia maju di tahun 2045.
"Yang penting kunci masa depan bangsa adalah pada pondasi SDM-nya. Keunggulan-keunggulan komparatif yang dianugerahkan Tuhan kepada suatu bangsa dalam bentuk sumber daya alam dapat habis pada waktunya. Tetapi SMDM yang unggul akan mampu mempoduksi solusi dan inovasi atas berbabagi permasalahan bangsa, serta menjadi solusi dan jawaban bagi sebuah bangsa untuk mampu eksis dan bertahan dalam memasuki tatanan dunia baru,: ungkasnya.
Keterampilan, Moral dan Soft Skill di kampus perlu terus dikembangkan untuk mendorong alumninya menjadi pemimpin masa depan(bukan hanya pemimpin di daerah, tetatpi juga pemimpin ditingkat nasional. Manfaatkan bonus demografi yanng optimal untuk menuju generasi Indonesia Emas. Foto: Tangkapan Layar
Comments ( 0 )