Misteri Jatuh dan Matinya Kawanan Besar Burung Hitam di Meksiko

Misteri Jatuh dan Matinya Kawanan Besar Burung Hitam di Meksiko

KABARINDO, CHIHUAHUA – Pengguna media sosial di Meksiko dan Amerika Serikat dibuat gempar oleh rekaman kamera keamanan yang menunjukkan jatuh dan matinya sekawanan besar burung hitam secara tiba-tiba.

Rekaman yang beredar akhir pekan lalu itu memperlihatkan ratusan burung hitam berkepala kuning yang sedang terbang bermigrasi di atas kota Cuauhtémoc, negara bagian Chihuahua, Meksiko utara, tiba-tiba terjun ke jalan dari ketinggian.

Meskipun kebanyakan dari burung-burung itu berhasil terbang menjauh, rekaman berikutnya mengungkapkan kumpulan bangkai mengerikan yang tersebar di sepanjang jalanan.

Menurut surat kabar lokal El Heraldo de Chihuahua, seorang dokter hewan awalnya menyalahkan insiden tersebut pada tingkat polusi yang tinggi - didorong oleh penggunaan pemanas kayu bakar, bahan kimia pertanian dan cuaca dingin di daerah tersebut.

Teori konspirasi lain menunjukkan bahwa sengatan listrik dari saluran listrik terdekat bisa menjadi penyebab fenomena tersebut. Bahkan ada spekulasi bahwa pemasangan teknologi 5G bisa jadi penyebabnya.

(Foto: Sebagian burung-burung hitam berkepala kuning yang jatuh dan mati tiba-tiba. -New York Post)

"Tolong jangan flu burung," gurau bos American Conservative Union Matt Schlapp setelah menonton rekaman itu.

Meskipun belum ada bukti kuat penyebab insiden itu apa, kini para ahli telah dengan yakin mengklaim bahwa gerakan burung pemangsa adalah kemungkinan besar penyebab kawanan burung hitam itu terjun ke kematian mereka.

Burung kuning dan hitam itu sedang menghabiskan musim dingin di Meksiko setelah terbang dari utara Kanada. 

Spesies dewasa burung hitam biasa dimangsa oleh Harrier Utara, jenis pemangsa yang umum di Meksiko selama bulan-bulan musim dingin yang lebih dingin.

Sama seperti burung jalak, burung ini sering terlihat bepergian dalam kawanan besar, membuat insiden seperti ini lebih mungkin terjadi selama migrasi tahunan mereka.

***(Sumber dan foto: Euronews dan New York Post)