Organisasi Muhammadiyah, Resmi Diakui Pemerintah AS!

Organisasi Muhammadiyah, Resmi Diakui Pemerintah AS!

KABARINDO, NEWYORK — Muhammadiyah akhirnya menjadi organisasi yang diakui keberadaannya oleh pemerintah Amerika Serikat (AS). Diketahui, sistem keanggotaan di organisasi ini bersifat terbuka sepanjang yang bersangkutan mendukung program-program Muhammadiyah.

Dilansir dari Okezone, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) AS, Arief Iswanto mengatakan, pengakuan tersebut didapatkan setelah pihaknya mengajukan diri dengan nama Muhammadiyah USA Incorporated, dan mengajukan lisensi lagi sebagai organisasi nonprofit dengan beberapa lini bisnis.

 

“Jadi Muhammadiyah USA Inc itu adalah organisasi yang bersifat religius, charitable (sosial), cultural (budaya), educations (pendidikan), dan non-profit organization. Dan untuk membershipnya disini terbuka, kepada siapa saja yang mendukung program-program Muhammadiyah,” ujar Arief dikutip dari laman resmi Muhammadiyah pada Rabu (2/2/2022).

Setelah diakui sebagai organisasi resmi, PCIM AS Muhammadiyah mendapat sejumlah keuntungan. Seperti bisa menjalin kerjasama secara resmi dengan pihak luar. Seperti melakukan penggalangan donasi untuk disalurkan kepada korban bencana bagi negara luar, termasuk Indonesia. Nantinya dana yang sudah Terkumpul tersebut tidak terbebani pajak.

“Jadi ketika kita resmi, dan melakukan pengumpulan uang itu menjadi tidak bermasalah. Dan itu harus punya organisasi resmi. Dan ketika uang terkumpul kita tidak terkena wajib pajak,” imbuhnya.

Selain itu, dalam pengajuan izin resmi ke Pemerintah AS, PCIM AS mengajukan beberapa program yang akan dijalankan meliputi penyediaan informasi pendidikan untuk publik seputar Islam dan muslim di AS.

Serta PCIM AS juga memiliki grup diskusi atau pengajian. Menurutnya, pengajian rutin tersebut dilangsungkan secara daring, bisa diikuti melalui siaran zoom meeting maupuan YouTube Channel milik PCIM AS “Muhammadiyah Amerika Serikat”.

Pengajian yang dimiliki oleh PCIM AS tersebut tidak hanya seputar keIslaman, tapi juga mengkaji tentang lifestyle seperti membahas tentang hobi, profesi, dan lain-lain. Peserta tidak hanya mengikuti atau mendengar materi-materi yang disampaikan dalam pengajian, akan tetapi mereka juga akan diberikan tes untuk mengetahui tingkat efektifitas pengajian yang dilakukan