11 Kepala Sekolah Negeri Terinspirasi Gaya Pengajaran Guru JIS
KABARINDO, JAKARTA - Jakarta Intercultural School (JIS) bekerjasama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) dan Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menyelenggarakan program Jakarta Principal Shadowing Program. Workshop ini merupakan program peningkatan kompetensi manajerial kepala sekolah negeri di lingkungan DKI Jakarta. Proses seleksi program ini diikuti ratusan kepala sekolah dan meloloskan 11 pendidik. Para kepala sekolah terpilih menghadiri program selama dua hari dalam bimbingan para pengajar berpengalaman dari Jakarta Intercultural School.
“Jakarta Principal Shadowing Program adalah program pendampingan terhadap para pemimpin sekolah-sekolah negeri di Jakarta. Dalam program ini, para kepala sekolah dapat berbagi dan mendapatkan inspirasi dari para pengajar kami dan terinspirasi untuk menjawab tantangan dalam pendidikan Indonesia, khususnya dalam kondisi new normal,” ujar Maya Nelson, Interim Head of School, Jakarta Intercultural School.
Para kepala sekolah pun sangat antusias menjalani program ini, seperti yang dirasakan Mirdawani dari SMP 110 Jakarta Selatan. “Sebagai kepala sekolah, saya merasa Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim memberi perhatian besar kepada murid, karena mereka akan jadi pemimpin masa depan. Dengan demikian, Menteri menjadi sangat peduli dengan guru. Dan sejalan dengan arahan tersebut, dalam program ini kami diingatkan kembali agar selalu senantiasa mendampingi guru. Dengan siswa sebagai target, kepala sekolah harus lebih bisa memahami kebutuhan guru dan memiliki relationship yang lebih erat dengan para guru. Kami siap membawa mindset yang baru ke sekolah setelah ini,” ujarnya.
Senada dengan Mirdawani, Dede Hidayat, Kepala Sekolah SMKN 40, Jakarta Timur, juga mengungkapkan, “Tantangan kepala sekolah saat ini adalah me-manage orang-orang. Terkait guru, Kami harus bisa memotivasi mereka dan meningkatkan self-discipline. Kepala sekolah dituntut untuk bisa meningkatkan performa guru agar memiliki komitmen yang kuat dalam mengajar.”
Tak hanya hubungan dengan guru, melalui program ini, Nunun Maslukah, Kepala Sekolah SMAN 74 Jakarta, terinspirasi untuk lebih mengurangi toleransi kepada para murid. “Selama proses belajar jarak jauh, para murid sering off cam atau mematikan kamera saat belajar. Kami biasanya memberikan toleransi dan ini jadi problem dalam proses belajar. Dalam program ini, kami didorong untuk meningkatkan disiplin, misalnya satu kali diizinkan off cam. Jika terjadi yang kedua, maka mereka akan dianggap tidak ikut kelas.”
Off cam rupanya menjadi isu hangat di kalangan pendidik, karena dianggap mengganggu proses belajar para murid. “Ada murid yang hanya mematikan kamera di jam tertentu. Setelah diselidiki, ternyata ia setiap pagi disuruh orangtua ke pasar. Kami pun berdialog dengan orangtua untuk memberi pengertian tentang proses belajar jarak jauh yang baik dan kini tidak terjadi lagi,” tambah Dede.
Inspirasi lain yang dibawa Dede dari program ini adalah pentingnya data sistematis tentang murid. “Saat ini Wakil Bidang Kesiswaan di sekolah hanya mendata masalah-masalah berat yang dilakukan murid. Kalau kami punya data yang lebih sistematis dan detail tentang para murid, kami bisa mendeteksi masalah lebih dini dan mampu mencegahnya, seperti yang diterapkan di JIS,” tambahnya.
Tantangan bagi kepala sekolah di tingkat Sekolah Dasar tak kalah besar. “Di Sekolah Dasar, tantangannya adalah masalah sumber daya manusia. Di sekolah hanya ada para guru dan satu orang operator. Padahal untuk operasional sekolah, ada urusan administrasi, keuangan, penanganan barang dan lainnya. Dengan tantangan ini, saya tetap ingin mengubah paradigma para guru yang masih mengajar dengan teknik monoton dan lama agar lebih produktif, kreatif dan lebih inovatif. Inilah alasan saya sangat bersemangat mengikuti program ini,” ujar Siti Eka Rahma, Kepala Sekolah SDN Johar Baru 01 Pagi.
Penyelenggaraan program Jakarta Principal Shadowing Program, pada 12-13 Januari 2022 juga dihadiri oleh Mochamad Miftahulloh Tamary, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Provinsi DKI Jakarta dan Indang Murniningsih, SPd, MM Kabid Pengembangan Kompetensi Dasar Manajerial dan Fungsional BPSDM Provinsi DKI Jakarta.
“Program ini sangat penting bagi para kepala sekolah agar dapat melihat secara langsung pengelolaan sekolah bertaraf internasional. Dengan program ini, wawasan mereka tentang pengajaran maupun program semakin terbuka. Selain dapat diterapkan di sekolah masing-masing, mereka juga dapat berbagi dengan rekan-rekan lain di luar sana. Karena sebelas kepala sekolah ini sudah melewati seleksi dan dianggap kompeten untuk dapat mengikuti program ini,” ujar Miftah.
Comments ( 0 )