Batik Yubella Usung Motif-motif Khas Suroboyo, Padukan Batik dan Tenun
Batik Yubella Usung Motif-motif Khas Suroboyo, Padukan Batik dan Tenun
Sudah patenkan 15 motif
Surabaya, Kabarindo- Setiap daerah atau kota memiliki batik dengan ciri khas masing-masing. Motif-motif batik dari Jogja tentu berbeda dengan batik dari Solo, Lasem, Pacitan atau kota-kota lainnya, Begitu pula dengan batik dari Surabaya yang mengusung motif-motif khas ibu kota Jawa Timur ini.
Hal ini diusung oleh Batik Yubella yang berdiri pada 2021 di kawasan Banyuurip Kidul, Surabaya. Sri Sulistyowati, pemilik Batik Yubella, mengatakan ia ingin mempopulerkan batik Suroboyo dengan mengusung motif-motif khas Kota Pahlawan ini.
“Batik Suroboyo tidak kalah indah dengan batik dari kota-kota lain. Cuma motifnya beda. Saya mengusung motif-motif berupa ikon-ikon Surabaya. Di antaranya Tugu Pahlawan, Adiboyo, Pasar Turi, Kampung Gembili dan Sparkling Suroboyo,” ujarnya.
Menurut Sulis, ia telah mematenkan 15 motif karya Yubella, termasuk motif-motif khas Suroboyo. Jumlah ini akan bertambah seiring dengan lebih banyak motif yang akan dikreasikan.
Sulis mengatakan, ia terus berkreasi untuk menghasilkan motif-motif baru agar bisa memberikan beragam pilihan bagi masyarakat. Batik Suroboyo memiliki warna yang dominan cerah dengan garis-garis motif yang tegas, merefleksikan karakter masyarakatnya yang terbuka dan blak-blak an.
Yubella memproduksi batik tulis dan cap berupa kain maupun baju, celana dan pashmina. Namun produknya lebih banyak batik tulis. Ada pula yang dipadukan dengan tenun, sehingga menghasilkan kombinasi yang cantik. Produknya dibandrol seharga Rp.350 ribu – Rp.1,7 juta. Sulis menyebutkan, omzet Yubella mencapai sekitar Rp.5 juta per bulan. Yang paling laris adalah motif Kampung Gembili.
Saat ini Yubella baru memasarkan produk di Surabaya dan sekitarnya. Selain di Banyuurip, Sulis juga memajang produknya di showroom di gedung Siola, Surabaya, yang menjadi menghadirkan beragam produk UMKM di kota ini. Tenpat ini dikunjungi banyak masyarakat maupun wisatawan.
“Biasanya mereka beli untuk oleh-oleh,” ujar Sulis.
Yubella juga sering mengikuti pameran di berbagai event, misalnya event pariwisata, pameran kerajinan, di hotel dan Hari Batik Nasional yang dirayakan setiap tanggal 2 Oktober. Baru-baru ini Yubella menghadirkan produknya dalam acara di Hotel Santika Pandegiling pada 2 Oktober 2024 dalam rangka merayakan Hari Batik Nasional.
Sulis mengatakan, Yubella memiliki tiga karyawan tetap. Ia akan merekrut pekerja tambahan jika ada pesanan dalam jumlah banyak. Misalnya dari perusahaan swasta, institusi atau acara perpisahan.
Sulis menuturkan, ia menekuni usaha batik karena panggilan jiwa. “Sejak dulu saya menyukai batik, lalu tertarik untuk membatik dan membuka usaha batik. Saya lalu belajar di Rumah Batik,” ungkapnya.
Sulis memiliki satu putra dan satu putri yang sudah dewasa, namun sayangnya tak ada yang ingin menekuni batik dan meneruskan usahanya. Ia belum tahu bagaimana keberlangsungan Yubella nanti.
“Anak-anak saya nggak tertarik sama batik. Nggak tahu kenapa. Mungkin bukan passion mereka. Itu kan nggak bisa dipaksakan ya. Saya belum memikirkan lebih jauh. Kita lihat saja nanti. Semoga ada anak saya yang nanti terketuk hatinya untuk menekuni batik,” tuturnya.
Comments ( 0 )