Indonesia Menuju BIFF 2023; Siap Mendulang Prestasi

Indonesia Menuju BIFF 2023; Siap Mendulang Prestasi

Indonesia ikut Busan International Film Festival 2023 - (BIFF).

KABARINDO, Sudirman, Jakarta- Indonesia bangga dengan para aktor & filmmaker tanah air 15 tahun terakhir.

Ada Reza Rahadian (Gaspar), Aryo Bayu (Gadis Kretek), Laura Basuki (24 Jam Bersama Gaspar), bersama produser Yulia Evina Bhara dan para sineas, Kamila Andini (Gadis Kretek), Mouly Surya (What They Dont Talk About Wheb They Talk About Love), dan Yosep Anggi Noen (24 Jam Bersama Gaspar)..

Dari rilis terungkap ada 15-23 judul  terdiri dari film pendek, film panjang, dan serial. 

Ada dua film Indonesia yang masuk di program kompetisi, terdiri dari satu film panjang dan satu film pendek, yaitu film panjang karya Yosep Anggi Noen berjudul “24 Jam Bersama Gaspar” berkompetisi di program Jiseok, dan film pendek berjudul “The Rootless Bloom” (Rein Maychaelson) berkompetisi di Wide Angle. 

Sementara film dan serial yang akan tayang di program Renaissance of Indonesian Cinema adalah serial “Gadis Kretek” (Kamila Andini & Ifa Isfansyah), film pendek “Basri & Salma in a Never-Ending Comedy” (Khozy Rizal), “Dancing Colors” (M. Reza Fahriyansyah), “Laut Memanggilku” (Tumpal Tampubolon), “Vania on Lima Street” (Bayu Prihantoro Filemon), “Where The Wild Frangipanis Grow” (Nirartha Bas Diwangkara), film panjang “Perempuan Tanah Jahanam” (Joko Anwar), “Posesif” (Edwin), “Ziarah” (B.W. Purbanegara), dan “What They Don't Talk About When They Talk About Love” (Mouly Surya). 

Direktur Perfilman, Musik dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra menjelaskan bahwa dengan dukungan fasilitasi film-film Indonesia di BIFF dan ACFM 2023, Ahmad Mahendra pun berharap film Indonesia semakin banyak ditonton oleh penonton global. 

“Dampak ini kemudian memberikan banyak dampak turunan seperti promosi film dan membuka kesempatan berjejaring dan koproduksi dengan berbagai negara. Memperkenalkan filmmaker muda Indonesia pada sirkuit dan pergaulan film global. Dalam misi kebudayaan tentu saja film-film Indonesia menjadi 'juru bicara” bagi Indonesia di panggung dunia selain mempromosikan banyak hal tentang keragaman budaya dan lokasi di Indonesia,” kata Mahendra. 

Lebih lanjut, Mahendra menjelaskan bahwa selain memberikan fasilitasi bagi delegasi Indonesia, di BIFF 2023 Direktorat Perfilman, Musik dan Media juga akan berpartisipasi pada rangkaian Asian Contents & Film Market (ACFM). ACFM yang diselenggarakan di Exhibition Center 1, BEXCO, Busan pada 7-10 Oktober 2023 akan hadir booth Indonesia. 

ACFM adalah pasar di mana beragam konten media mulai dari film hingga audiovisual, publikasi, webtoon, dan novel web ditawarkan. Sebagai platform jaringan dan bisnis bagi para profesional industri di seluruh dunia, ACFM menyediakan berbagai program, termasuk pasar investasi dan produksi bersama, konferensi dan acara industri, dan program pendanaan produksi film. 

“Harapan kami tentu agar ada tindak lanjut yang konkrit dari upaya ini dan semakin banyak pihak yang bekerja sama dengan insan perfilman Indonesia,” tutup Mahendra. 

Busan International Film Festival adalah festival internasional tahunan yang merupakan salah satu festival film paling signifikan di Asia. BIFF pertama kali sejak 1956.